“Kalau tidak bisa menyelesaikan dengan harga yang telah disepakati silakan tinggalkan, kami akan tetap bertahan dan kami tidak mau jual,” ucap Frederick Kalengke (45), warga di Kota Tentena, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), yang masih bertahan menjaga budaya Wayamasapi sebagai kearifan lokal dalam menangkap ikan.
Wayamasapi secara harfiah merupakan sebutan untuk jejeran pagar yang terbuat dari bambu dan jerat di pinggiran danau untuk menangkap ikan migrasi sidat yang disebut masyarakat Pamona Poso Sogili atau Masapi.
Fredi merupakan satu dari tiga pegiat Wayamasapi yang masih bertahan di sekitar proyek pengerukan dasar danau oleh PT Poso Energy sebagai perusahaan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
“Wayamasapi ini bukan hanya mata pencarian keluarga tetapi juga sebagai budaya dan warisan leluhur yang harus dipertahankan," kata Fredi ditemui di Poso, Sabtu (17/09/2022).