Yahya M. Ilyas untuk IDN Times
Awal 2020, Kepala BKSDA Sulawesi Tengah, Hasmuni mengeluarkan statement sayembara penyelamatan buaya berkalung ban. Hal ini menjadi viral dan sejumlah ahli satwa maupun pemerhati hewan di Indonesia tertarik untuk mengikutinya.
Tak hanya ahli satwa dari berbagai provinsi di Indonesia, Tiga Wrga Negara Asing (WNA) ahli satwa asal luar negeri ikut membantu untuk melepaskan ban sepeda motor yang melilit di leher buaya, namun upaya itu belum berhasil. Ini ringkasan cerita tentang mereka:
Matt Wright, Australia
9 Februari 2020, ahli satwa asal Australia Matt Wright tiba di Kota Palu bersama Chris Wilson. Kedatangannya itu untuk penyelamatan, mengeluarkan ban yang terperangkap di leher buaya.
Selama kurang lebih delapan hari di Palu, Matt Wright yang kerap muncul di acara Outback Wrangler National Geographic itu belum berhasil menangkap buaya yang diperkirakan ukurannya lebih dari 3 meter.
Bahkan perangkap besi berbentuk persegi panjang dengan lebar 120 Centimeter, tinggi 100 centimeter dan panjang 400 centimeter tidak membuahkan hasil.
Farid Mekki, Prancis
Ahli satwa kedua yang ingin mencoba menangkap buaya berkalung ban yakni Farid Mekki asal Prancis. Ia tiba di Palu 22 Februari 2020, namun Farid tidak mengantongi izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan seperti yang dilakukan Matt Wright.
Jauh-jauh datang dari Prancis, Farid tak kunjung diizinkan BKSDA Sulawesi Tengah dengan alasan keamanan WNA yang melakukan aktivitas di wilayah Indonesia.
Forres Galante, Amerika Serikat
Warga negara asing selanjutnya adalah Forrest Galante. Ia merupakan ahli biologi satwa liar asal Amerika Serikat yang menjalin kerjasama dengan Discovery Channel. Tim ini tiba di Palu dan mulai melakukan simulasi penangkapan buaya pada 10 Maret 2020.
Hampir sepekan di Palu, Forrest tak juga berhasil menangkap buaya berkalung ban dan izinnya tak lagi diperpanjang dengan alasan pandemi COVID-19.
Sejak itulah proses penyelamatan buaya berkalung ban dihentikan sementara hingga pandemi COVID-19 berakhir.
"Aksi-aksi ini cukup menimbulkan kerumunan sehingga kami hentikan dan belum ditahu pasti kapan akan dilanjutkan," jelas Haruna.