BPS Sulsel Catat Inflasi Tahunan 1,53% pada Oktober 2024

Makassar, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat tingkat inflasi di Sulsel sebesar 1,53 persen pada Oktober 2024 (year on year). Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,68.
Di saat yang sama, tingkat inflasi month to month sebesar 0,15 persen. Sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,68 persen.
1. Inflasi dipicu kenaikan harga sejumlah kelompok pengeluaran masyarakat

Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks
kelompok pengeluaran. Yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,85
persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,08 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,7 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,8 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 1,95 persen; kelompok transportasi sebesar 0,43 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,36 persen; kelompok pendidikan sebesar 1 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,03 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,93 persen. Adapun kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami
deflasi sebesar 0,10 persen.
2. Ini komoditas yang memberi andil terhadap inflasi

Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Oktober 2024,
antara lain: emas perhiasan, Sigaret Kretek Mesin (SKM), udang basah, kontrak rumah, cumi- cumi, gula pasir, Sigaret Kretek Tangan (SKT), kopi bubuk, bawang merah, ikan layang/ ikan benggol, ikan kembung/ikan gembung/ ikan banyar/ikan gembolo/ ikan aso-aso, nasi dengan lauk, tarif kendaraan roda 2 online, minyak goreng, cabai rawit, bawang putih, Sigaret Putih Mesin (SPM), tarif rumah sakit, mobil, dan upah asisten rumah tangga. Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: bensin, beras, tomat, daging ayam ras, ikan bandeng/ikan bolu, cabai merah, bahan bakar rumah tangga, kacang panjang, air kemasan, labu siam/jipang, ikan cakalang/ ikan sisik, sabun cair/cuci piring, bayam, ikan teri, daun seledri, kangkung, asam, kentang, ikan lamuru, dan wortel.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada
Oktober 2024, antara lain: emas perhiasan, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, nasi dengan lauk, minyak goreng, tarif kendaraan roda 2 online, sepeda motor, pisang, ayam goreng, mie, kangkung, upah asisten rumah tangga, kue basah dan Sigaret Kretek Mesin (SKM). Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain: ikan layang/ ikan benggol, bensin, cabai merah, beras, ikan cakalang/ ikan sisik, ikan cakalang/ikan sisik, pepaya, daun bawang, jagung manis, asam, ikan nila, kacang panjang, terong, wortel, dan bayam.
Pada Oktober 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y on-y, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,55 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,08 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,1 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,05 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,04 persen; kelompok transportasi sebesar 0,06 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,02 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,04 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,16 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,44 persen.
Adapun kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen terhadap inflasi y-on-y Oktober 2024.
3. Inflasi tertinggi di Luwu Timur

Pada Oktober 2024, seluruh kota IHK di Provinsi Sulawesi Selatan yang berjumlah 8
kabupaten/kota mengalami inflasi y-on-y. Inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Luwu
Timur sebesar 2,18 persen dengan IHK sebesar 106,10.
Sebaliknya, inflasi terendah terjadi di Bulukumba sebesar 1,30 persen dengan IHK sebesar 105,15.