Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Petugas PMI di lokasi banjir di Kecamatan Tarowang, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Kamis (8/7/2021)/Herry F Tanjung

Makassar, IDN Times - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) IV Makassar, telah menganalisis perkembangan cuaca tiga daerah di Sulawesi Selatan yang dilanda banjir

Prakirawan BMKG Makassar, Agusmin menyebut, saat ini terdapat gangguan atmosfer berupa konvergensi di teluk Bone bagian selatan. Fenomena itu, menurut Agusmin, memicu cuaca ekstrem hingga menyebabkan banjir di Kabupaten Jeneponto, Bantaeng, dan Sinjai.

"Memanjang ke arah barat hingga selat Makassar bagian selatan yang menyebabkan pertumbuhan awan-awan hujan makin intens termasuk daerah terdampak yang disebutkan," kata Agusmin kepada IDN Times saat dihubungi, Kamis (8/7/2021).

1. Penanda awal masuknya kemarau

Default Image IDN

Agusmin menjelaskan, pertumbuhan awan hujan seperti cumolonimbus (CB) menjadi salah satu faktor pemicu hujan lebat dengan intensitas tinggi di tiga daerah yang dilanda banjir di Sulsel. "Iya saat ini memang terpantau masih ada awan CB di Selayar dan diperkirakan meluas ke wilayah Bulukumba," jelasnya.

Peningkatan intensitas hujan pada pekan awal Juli ini, kata Agusmin, merupakan salah satu penanda awal masuknya musim kemarau. BMKG memprakirakan puncak kemarau terjadi pada Agustus hingga September mendatang.

2. Intensitas hujan lebat diperkirakan terjadi hingga beberapa hari ke depan

Editorial Team