Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sejumlah pasien COVID-19 tanpa gejala (OTG) mengikuti senam pagi dari atas KM Umsini di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (8/8/2021). (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Makassar, IDN Times - Pemerintah Kota Makassar menyulap kapal laut menjadi fasilitas isolasi terpadu pasien COVID-19 tanpa gejala atau asimtomatik maupun yang bergejala ringan. Wali Kota Danny Pomanto menyebutnya sebagai Isolasi Apung. Sejumlah fasilitas KM Umsini milik PT Pelni dirombak, disesuaikan dengan standar perawatan pasien Corona.

Dalam sesi Ngobrol Seru by IDN Times bertema "Isolasi Apung, Inovasi dari Makassar untuk Indonesia", Senin (16/8/2021), Danny menjelaskan ihwal dirinya mencetuskan Isolasi Apung. Menurutnya, ide itu muncul setelah diskusi dengan sejumlah pihak, termasuk pakar epidemiologi untuk menangani kasus baru di Makassar.

Namun, pengoperasian Isolasi Apung di Makassar bukan tanpa sorotan. Publik mempertanyakan kelayakan kapal penumpang sebagai tempat perawatan pasien. Sejumlah keraguan mengemuka menyoal fasilitas ruang perawatan, seperti sirkulasi udara dan penanganan limbah medis. Seperti apa penjelasan Danny Pomanto? Yuk, disimak. 

1. Isolasi apung dioperasikan untuk mengantisipasi lonjakan kasus baru

Petugas memeriksa kondisi kesehatan pekerja proyek pembangunan apartemen mewah di Makassar/Satgas Raika Makassar

Danny menuturkan, dalam rentang dua bulan terakhir dia rutin menggelar pertemuan bersama sejumlah epidemiolog untuk membahas penanganan COVID-19 di Makassar. Antara lain terkait langkah antisipasi lonjakan pasien dengan mempersiapkan fasilitas isolasi terpusat. Apalagi menurut identifikasi para pakar, kata Danny, varian baru virus Corona sudah menyebar di Makassar melalui seratusan pekerja apartemen asal Pulau Jawa.

"98 orang awalnya semua positif yang belakangan ketahuan bahwa itu (varian) delta itu pertama pencetusnya (penyebabnya)," tutur Danny.

Diketahui 238 pekerja apartemen tersebut bertahap masuk ke Kota Makassar sejak 30 Mei 2021. Sebanyak 59 orang saat itu dites swab antigen dan hasilnya diketahui 7 orang positif COVID-19. Kemudian pada 1 Juni 2021, sebanyak 142 orang pekerja kembali menjalani tes swab antigen. Di mana 33 orang di antaranya diketahui positif. Pemeriksaan berlanjut untuk 10 pekerja dan hasilnya 5 orang positif. Lalu pada Sabtu, 5 Juni 2021, petugas kembali memeriksa 238 pekerja. Hasilnya, 54 orang di antaranya diketahui positif.

Sehingga total keseluruhan menjadi 99 orang. Namun berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, mereka sebagian besar telah menjalani isolasi mandiri dan dinyatakan sembuh. Setelah berkoordinasi dengan pemilik proyek apartemen, pemerintah akhirnya kembali mengizinkan agar pengerjaan proyek pembangunan dilanjutkan.

2. Jumlah kasus di Makassar cukup kecil sebelum pekerja masuk

Editorial Team

Tonton lebih seru di