Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
BKKBN Sulsel dan Koalisi Stop Kawin Anak Kolaborasi Cegah Stunting di Maros/Istimewa

Intinya sih...

  • Kegiatan KIE Interpersonal dilakukan oleh BKKBN dan DP3ADALKKB untuk mencegah stunting akibat pernikahan dini di Maros
  • Pernikahan dini berdampak pada keturunan, mempengaruhi tumbuh kembang anak, dan menyebabkan stunting karena pola asuh anak yang belum matang
  • Kolaborasi dengan komunitas diperlukan untuk sosialisasi, advokasi, dan KIE Cegah Stunting demi menurunkan angka stunting di Maros

Makassar, IDN Times - Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan bekerjasama dengan DP3ADALKKB Kabupaten Maros menggelar kegiatan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Interpersonal Kepada Kelompok Kominitas Koalisi Stop Kawin Anak Kabupaten Maros di Gedung Baruga B Kantor Bupati Maros, Jumat (17/5/2024).

Kegiatan ini dihadiri Kepala Dinas DP3ADALDUKKB A. Zulkifli Riswan Akbar, Ketua Koalisi Stop Kawin Anak Kabupaten Maros, Ketua Tim Kerja Hubungan Antar Lembaga, Advokasi, KIE dan Kehumasan Ketua IPeKB Maros, Satgas Stunting Maros, Perwakilan Organisasi Wanita Kabupaten Maros, Duta Genre Kabupaten Maros dan Forum Anak.

1. Hubungan antara stunting dan pernikahan anak

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin/Istimewa

Saat membuka kegiatan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin, mengatakan hubungan antara stunting dengan pernikahan dini adalah saat melakukan sebuah pernikahan, perempuan yang masih berusia remaja secara psikologis belum matang, serta belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kehamilan dan pola asuh anak yang baik dan benar.

"Anak yang menikah di usia yang belum matang, pasti akan berdampak pada keturunannya, sebab alat reproduksi belum siap, dan mempengaruhi tumbuh kembang anak dan mengakibatkan terjadinya stunting sehingga pernikahan dini harus kita cegah ", jelas Shodiqin.

2. Pola asuh anak juga jadi pemicu stunting

BKKBN Sulsel dan Koalisi Stop Kawin Anak Kolaborasi Cegah Stunting/Istimewa

Shodiqin menambahkan, dalam langkah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan penyebab dari stunting tersebut diperlukan satu bentuk kegiatan kolaborasi yang komprehensif dengan mengajak berbagai pihak. Salah satunya mitra dari kelompok komunitas yang memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat dengan wilayah kerja, sehingga dapat mendukung upaya percepatan penurunan stunting dengan memberikan sosialisasi, advokasi dan KIE Cegah Stunting kepada masyarakat.

“Permasalahan stunting merupakan persoalan serius yang harus ditangani serius pula. Ini menyangkut masa depan anak-anak kita dan masa depan generasi penerus bangsa. Tidak semua anak stunting itu disebankan faktor ekonomi tetapi banyak hal yang dapat menyebabkan anak menjadi stunting di antaranya pola asuh anak “ imbuh Shodiqin.

3. Maros serius tangani stunting

Kepala Dinas DP3ADALDUKKB A. Zulkifli Riswan Akbar/Istimewa

Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas DP3ADALDUKKB A. Zulkifli Riswan Akbar, mengatakan Pemerintah Kabupaten Maros terus berupaya untuk menurunkan stunting dengan memaksimalkan inovasi-inovasi yang telah dibentuk, salah satunya "Serbu Stunting" yang merupakan pemberian peket nutrisi bagi anak stunting yang dilakukan oleh semua Kepala OPD dan Jajaran Forkopimda Kabupaten Maros.

"Penanganan stunting di Kabupaten Maros Pasca Rilis SKI tahun 2023 adalah penguatan Kelembagaan, Berifikasi Data antara EPPGBM dan SKI, Assesment Kasus Stunting, Monitoring dan Evaluasi Tim Percepatan Penurunan Stunting " tutup Zulkifli Rizwan.

Editorial Team