Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi juru parkir (Foto: IDN Times)
Ilustrasi juru parkir (Foto: IDN Times)

Makassar, IDN Times - Perumda Parkir Makassar terus mematangkan persiapan menuju penerapan pembayaran parkir digital berbasis QRIS yang akan dimulai pada 1 September 2025. Tahap awal digelar di Jalan WR Supratman sebagai kawasan percontohan.

Plt Direktur Utama Perumda Parkir, Adi Rasyid Ali (ARA), menyebut seluruh juru parkir yang bertugas di lokasi uji coba sudah diperlengkapi dengan sarana penunjang. Mereka dibuatkan rekening, diberikan barcode QRIS, serta mengikuti bimbingan teknis dan sertifikasi terkait cara penggunaan sistem baru.

"Semua jukir sudah dibekali, sudah dibuatkan rekening dan ada barcode-nya. Sudah tidak bisa lagi ya ada bahasa tidak pakai non-tunai," kata ARA, Jumat (29/8/2025).

1. Jukir terima bagi hasil otomatis lewat QRIS

Ilustrasi juru parkir (jukir). (IDN Times/Khusnul Hasanah)

ARA menjelaskan, penerapan QRIS menjadi langkah awal menuju pengelolaan parkir yang lebih modern dan akuntabel. Melalui sistem ini, setiap transaksi akan langsung tercatat secara digital dan hasilnya terbagi otomatis antara perusahaan dan juru parkir. 

Mekanisme tersebut dinilai mampu menekan potensi pungutan liar. Selama ini, praktik semacam itu kerap menjadi keluhan masyarakat. Selain itu, pembagian antara juru parkir dengan perumda juga langsung jelas.

"Uangnya masuk ke dia dan masuk ke kita. Sudah ada penyesuaian pembagian berapa persen, apakah 60:40 atau 50:50. Jadi langsung terbagi. Duitnya ada tetap di QRIS-nya. Jadi kalau dia mau pakai belanja beli beras bisa," katanya.

2. Tarif uji coba di WR Supratman

Ilustrasi juru parkir.(Dok.Istimewa)

Dari sisi tarif, di luar kawasan percontohan tetap berlaku Rp2.000 untuk motor dan Rp3.000 untuk mobil. Namun khusus di Jalan WR Supratman, tarif disesuaikan menjadi Rp3.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil. 

Penyesuaian ini menjadi bagian dari uji coba sistem. Langkah tersebut diharapkan memberi pengalaman baru bagi masyarakat pengguna jasa parkir.

Respons awal para juru parkir terhadap digitalisasi parkir juga dinilai positif, meskipun sebagian masih perlu beradaptasi. Menurut ARA, pelatihan dan pendampingan terus diberikan agar mereka terbiasa menggunakan sistem baru ini. 

"Sebenarnya bagus, mereka suka. Ini juga mempermudah. Mereka cuma belum paham saja bahwa sebenarnya ini lebih terjaga duitnya, lebih aman gitu," katanya.

3. Target 50 persen parkir Makassar non-tunai 2026

Plt Dirut Perumda Parkir Makassar, Adi Rasyid Ali (ARA), saat pertemuan jajaran Plt Direksi dan Dewas di Kantor Wali Kota Makassar, Selasa (22/4/2025). (Dok. Humas Pemkot Makassar)

Penerapan QRIS juga diproyeksikan memberi keuntungan langsung kepada pengguna jasa parkir. Pengendara tidak perlu repot menukar uang kecil atau menunggu kembalian. 

"Pengendara biasanya punya uang Rp50.000, 100.000 atau Rp 5.000, kadang-kadang mau ambil kembalinya, nda enak nih. Ya sudah ambil saja," kata ARA. 

Perumda Parkir menargetkan penerapan sistem non-tunai bisa meluas secara bertahap. Lokasi-lokasi strategis lain akan menyusul setelah percontohan berjalan lancar. ARA optimistis, hingga akhir 2026, sekitar 50 persen pembayaran parkir di Makassar sudah berbasis QRIS.

"Jadi ke depan, kita bertahap piloting, kita akan membayar parkir nanti semua sudah mulai non-tunai. Tapi ini contoh saja di Jalan WR Supratman, akan ada di beberapa tempat lain, target saya 2026 bisa 50 persen pembayaran by QRIS," kata ARA.

Editorial Team