Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bangun 9 Posko, Dinsos Makassar Mulai Perketat Patroli Anjal Gepeng

IMG-20250703-WA0223.jpg
Posko pengawasan Dinsos Makassar berdiri di kawasan Simpang Lima Bandara untuk memantau aktivitas jalanan, Kamis (3/7/2025). (Dok. Pemkot Makassar)

Makassar, IDN Times - Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Sosial mulai mengintensifkan penanganan anak jalanan (anjal), gelandangan, pengemis (gepeng), dan manusia silver yang kian marak di persimpangan jalan dan kawasan ramai. Sembilan posko pengawasan terpadu pun didirikan di titik-titik rawan aktivitas jalanan.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Makassar, Zuhur Dg Ranca, mengatakan posko difungsikan sebagai pusat patroli sekaligus sarana edukasi agar warga tak lagi memberi uang di jalan. Langkah ini dinilai sebagai upaya memutus rantai ketergantungan hidup di jalanan.

"Tujuannya, memberikan dampak psikis ke anjal gepeng hingga ke manusia silver," kata Zuhur, Kamis (3/7/2025).

1. Dinsos pasang papan imbauan

Petugas Satpol PP Makassar merazia anjal gepeng di bulan Ramadan. (Dok. Satpol PP Makassar)
Petugas Satpol PP Makassar merazia anjal gepeng di bulan Ramadan. (Dok. Satpol PP Makassar)

Posko tersebar di kawasan Fly Over, Jalan Pengayoman, Mallengkeri, Pajonga Dg Ngalle, Sudirman, Sungai Saddang, Masjid Raya, Pintu 1 Unhas, dan Simpang Lima Bandara. Penanganan ini melibatkan Satpol PP, pemerintah kecamatan, Tagana, TKSK, FPSM, dan Karang Taruna.

Selain menurunkan petugas, Dinsos juga memasang papan imbauan di lokasi-lokasi tersebut. Pengendara diimbau berhenti memberi uang di jalan karena hanya memperpanjang praktik eksploitasi.

"Upaya patroli rutin akan kami intensifkan dengan harapan dapat menekan praktik eksploitasi dan memutus rantai ketergantungan hidup di jalan," jelasnya.

2. Edukasi warga agar berhenti memberi uang di jalan

Ilustrasi uang. (IDN Times/Arief Rahman)
Ilustrasi uang. (IDN Times/Arief Rahman)

Kepala Dinas Sosial Kota Makassar, Andi Bukti Djufrie, juga menilai pola pikir warga perlu diubah. Menurutnya, pemberian uang di jalan kerap dianggap wujud kepedulian, padahal justru memicu aktivitas mengemis terus bertambah.

"Kami akan tempatkan anggota di persimpangan tertentu, membentangkan spanduk yang berisi imbauan agar pengendara tidak memberi. Sekaligus mengedukasi bahwa memberi di jalan bukan solusi," katanya.

3. Dinsos akan gencarkan sosialisasi

Petugas Satpol PP Makassar merazia anjal gepeng di bulan Ramadan. (Dok. Satpol PP Makassar)
Petugas Satpol PP Makassar merazia anjal gepeng di bulan Ramadan. (Dok. Satpol PP Makassar)

Meski begitu, efektivitas penanganan ini tak jarang diragukan. Pasalnya, patroli biasanya hanya bersifat seremonial, sedangkan anjal-gepeng kembali muncul begitu petugas lengah. Edukasi pun kerap tak diikuti skema perlindungan sosial yang berkelanjutan.

Sejauh ini, Dinsos Makassar hanya menekankan pengendalian di lapangan dan mengarahkan warga agar menyalurkan bantuan lewat lembaga resmi. Namun upaya pemberdayaan bagi anjal-gepeng dan keluarga rentan masih belum terlihat jelas.

Menjawab hal tersebut, Dinsos menegaskan akan memasifkan sosialisasi ke masyarakat untuk mengubah pola pikir yang selama ini menganggap memberi uang di jalan sebagai bentuk kepedulian. Menurut Bukti, kebiasaan memberi secara langsung hanya akan memperpanjang siklus ketergantungan dan memicu semakin banyaknya praktik eksploitasi di ruang publik.

"Akan kami sosialisasikan secara masif, termasuk kemungkinan adanya sanksi bagi masyarakat yang tetap memberi di jalan," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us