Andi Jufri Tenribali, Kurator Museum Balla Lompoa. (IDN Times/Asrhawi Muin)
Salah satu koleksi paling berharga di Museum Balla Lompoa adalah mushaf Alquran yang diperkirakan ditulis pada tahun 1841 di Mekkah oleh ulama Bugis bernama Syekh Ahmad Umar. Alquran ini berukuran 35 cm x 49 cm, ditulis dengan tinta asli menggunakan kalam tradisional, dan hingga kini komposisi tintanya masih menjadi objek penelitian.
"Ini yang menjadi riset kita sampai sekarang, belum terjawab. Jadi kami bekerja sama dengan Kementerian Agama dan Perpustakaan Pusat untuk menemukan kajian-kajian berkelanjutan," kata Jufri Tenribali.
Setiap tahun, setelah Idul Adha, museum ini mengadakan tradisi pencucian benda-benda pusaka kerajaan yaitu Accera Kalompoang. Prosesi ini menjadi satu-satunya kesempatan bagi masyarakat umum untuk menyaksikan koleksi sakral yang biasanya tersimpan dalam ruang khusus yaitu Bili Ngaukang.
Seluruh ritual dilaksanakan dengan adat ketat. Para pengunjung pun diwajibkan mengenakan pakaian adat sebagai bentuk penghormatan.
Selain menjaga koleksi yang telah ada, Jufri juga memiliki misi untuk menyelamatkan naskah-naskah kuno lain yang kemungkinan masih tersebar di komunitas-komunitas adat Sulawesi Selatan. Dia dan timnya berencana mengadakan survei ke berbagai wilayah bekas kekuasaan Kerajaan Gowa.
Dia ingin melacak keberadaan manuskrip yang diwariskan turun-temurun. Tujuannya agar bisa diselamatkan dan dirawat dengan baik di museum.
Menariknya, Jufri telah menjadi kurator Museum Balla Lompoa selama lebih dari 20 tahun. Meski beberapa kali berniat istirahat, dia tak pernah diizinkan untuk benar-benar pensiun.
Dedikasinya menjadikan dia sebagai sosok sentral dalam pelestarian sejarah dan rujukan utama bagi para peneliti budaya di Sulawesi Selatan. Di sisi lain, regenerasi menjadi hal yang sulit. Belum ada generasi muda yang mampu tampil sebagai sosok-sosok pelestari budaya dan sejarah.
"Saya sudah lebih 20 tahunan. Beberapa kali minta istirahat tetapi tidak diperkenankan. Jadi, sudah berapa bupati kami lewati. Persoalannya, masalah-masalah sejarah dan budaya, semua terarah kepada kami," katanya sambil tersenyum.