Timika, IDN Times – Sejumlah aktivis dan tokoh perempuan menolak keras hasil penetapan nama-nama anggota DPRK jalur otonomi khusus (Otsus) Mimika periode 2024-2029 yang ditetapkan oleh Tim Pansel melalui Surat Keputusan (SK) Nomor 45/PANSEL DPRK/2024.
Penolakan itu disampaikan dalam aksi demo yang berlansung di depan Kantor Bupati Mimika, Jalan Poros SP3 – Kuala Kencana, Timika, Papua Tengah, Senin (2/12/2024).
Pantauan IDN Times, massa yang berjumlah puluhan orang itu tiba di depan Kantor Bupati sekitar pukul 10.00 WIT. Mereka kemudian membentangkan spanduk-spanduk yang berisikan tuntutannya.
Mereka meminta Pansel segera membatalkan penetapan nama-nama itu sebab ada beberapa nama yang dinilai tidak sesuai dengan kualifikasi atau syarat khusus yang telah disosialisasikan oleh tim Pansel sebelumnya.
Tak hanya itu, mereka juga melihat Pansel selama ini bekerja tidak transparan. Pasalnya, nilai-nilai hasil tes tidak disampaikan secara terbuka.
Pansel sejak awal pun dinilai tidak tegas dan tidak berkomitmen di mana saat seleksi berkas, Pansel mengumumkan hanya 43 yang lolos. Setelah adannya unjuk rasa dari pihak tertentu, Pansel lantas mengubah keputusannya menjadi 61 yang lolos. Satu nama perempuan dari penambahan itu yang kemudian malah terpilih dalam penetapan.
Mereka menduga kuat bahwa Pansel telah melakukan praktik nepotisme dalam menetapkan nama-nama anggota DPRK Mimika, khususnya bagi tiga nama perwakilan perempuan.
"Benar-benar kami kecewa. Dalam DRPK itu ada syarat umum dan khusus. Tapi mereka hanya lihat syarat umum l. Hari ini, perempuan yang terpilih dari Amungme dan Kamoro itu tidak memenuhi syarat khusus," ujar Adolfina Kum selaku korlap aksi, yang juga sebagai calon anggota DPRK yang kini masuk daftar tunggu.
"Mereka punya pengalaman dimana? Pernah perjuangkan hak perempuan dimana? Tidak ada. Tapi heran (mereka ini yang terpilih). Ada nepotisme kah? Kamu masih baku sogok kah?" tegasnya.