Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pedang katana khas Samurai Jepang. pixabay.com/avanzu

Makassar, IDN Times - Museum dan Taman Budaya Sulawesi Tenggara di Kota Kendari, telah mengidentifikasi sejumlah barang yang dicuri pada Selasa, 26 Januari 2021 tengah malam lalu.

Hasilnya, Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) museum menyebut ada sekitar 900 barang koleksi yang digondol maling.

1. Sekitar 900 barang koleksi Museum dan Taman Budaya Sultra yang dicuri

Default Image IDN

Menurut Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Diknasbud Sultra Dody Syahrulsyah, barang-barang yang digasak seperti alat rumah tangga kuno hingga pedang samurai dengan nilai pasaran mencapai ratusan juta.

"Dari sekitar 900 koleksi yang hilang itu, sekitar 600-an merupakan aksesoris yang terbuat dari logam dan alat rumah tangga yang digunakan para raja-raja masa lampau. Dan sisanya berbagai koleksi lain seperti gong, koleksi keris dan samurai peninggalan raja Jepang," ujar Dody seperti dikutip dari ANTARA, Jumat (5/2/2021).

2. Gudang penyimpanan Museum Sultra tak dilengkapi kamera pemantau

Default Image IDN

Peristiwa pembobolan dan pencurian tersebut mengundang keprihatinan banyak kalangan. Salah satunya sejarawan dan dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Haluoleo (UHO) Kendari, Basrin Melamba.

Menurut Basrin, kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi organisasi perangkat terkait mengenai tata cara menjaga, mengelola dan merawat benda-benda koleksi museum. Apalagi, belakangan terungkap fakta bahwa fasilitas gudang tempat penyimpanan tak dilengkapi kamera pemantau CCTV dan penjaga keamanan.

3. Pemerintah diminta menyediakan anggaran untuk museum

Default Image IDN

Basrin turut mendorong digitalisasi semua koleksi museum. "Memang sangat perlu dipikirkan ke depan di era digital ini membuat museum digital, misalnya pengunjung itu tidak perlu ke museum namun sisa membuka situs museum," papar Basrun.

"Jadi di situ ada deskripsi tentang benda-benda cagar budaya, baik itu nama, jenis, asal usul dan periode benda itu," pungkasnya.

Lebih jauh, ia menambahkan bahwa kejadian nahas tersebut sekiranya bisa mengubah pendirian pihak legislatif atau eksekutif di Sultra terkait kebijakan alokasi anggaran untuk museum. Termasuk pula perubahan dari segi pengamanan, perawatan atau pemeliharaan.

Editorial Team