Percakapan IPS yang viral di medsos. IDN Times / Istimewa
Kasus berikutnya adalah pengaduan kasus dugaan penculikan oleh pihak keluarga IPS. Siswi 16 tahun tersebut sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya pada Selasa (28/1) lalu. Kisah hilangnya remaja perempuan yang merupakan warga Kecamatan Tamalate, Makasar ini bahkan viral di media sosial.
Di dalam unggahan percakapan pribadi sejumlah akun di medsos, IPS menuliskan pesan singkat kepada ayahnya. Di dalam pesan tersebut IPS meminta tolong kepada sang ayah. Dia mengaku berada di dalam mobil di sebuah hutan yang tidak diketahui lokasinya.
Di luar mobil, IPS menyebut ada empat orang lelaki penculik. Dia juga menulis bahwa dia sempat mendengarkan percakapan keempat lelaki penculik itu yang akan mencungkil bola matanya dan membuangnya ke laut.
IPS yang mengaku ketakutan, lalu mengirim pesan singkat via media sosial kepada ayahnya untuk menjemputnya.
Ayah IPS dalam percakapan itu sempat bertanya kepada IPS soal di mana lokasi penculikan tersebut. Beberapa menit menunggu balasan, IPS tidak sama sekali merespons. Kondisi itulah yang membuat pihak keluarga panik dan melaporkan dugaan penculikan ini ke jajaran Polrestabes Makassar.
Setelah menerima laporan tersebut, petugas langsung bergerak untuk melakukan penyelidikan. Selasa, sekitar pukul 23.30 malam, jajaran unit Jatanras Polrestabes Makassar mendatangi rumah IPS untuk diambil keterangannya.
Kepada petugas, IPS mengaku diculik oleh sekelompok orang OTK. Dia diculik di depan sebuah pusat perbelanjaan mini di dekat rumahnya. Si penculik saat itu, katanya, langsung menghampiri dan membiusnya dengan sebuah sapu tangan.
Mulutnya ditutup sebelum dia pingsan. Setelah sadar, IPS mengaku telah berada di tengah hutan di dalam sebuah mobil. Beberapa jam penculikan berlangsung, dia kemudian berhasil meloloskan diri dari jeratan sekapan penculik.
Dia kembali ke rumahnya, beberapa jam sebelum petugas datang. IPS mengaku, menumpangi ojek online dari Jalan Malino, Kabupaten Gowa ke Kota Makassar.
Keterangan IPS dianggap janggal oleh petugas.
Intens diperiksa sepanjang malam, membuat IPS akhirnya mengakui semua perbuatannya. "Iya. Dia melakukan ini (prank) sebab kurangnya kasih sayang orangtua terhadap dirinya," ungkap Kasst Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Indratmoko, saat itu.
Hanya saja, Indratmoko masih enggan berspekulasi lebih jauh mengingat IPS saat ini masih dilakukan pembinaan. Bersama orangtuanya, IPS dimediasi oleh petugas Satreskrim Polrestabes Makassar. "Nanti sekalian kita kaji aspek (pelanggaran) hukummya," ujar Indratmoko.
Di sisi lain, Indratmoko mengimbau kepada siapa pun, khususnya para remaja agar tidak menjadikan penculikan sebagai prank. "Jangan main-main dengan laporan penculikan. Karena ada ancaman pidananya," Indratmoko menegaskan.