3.928 Keluarga di Pelosok Tana Toraja Kini Nikmati Listrik PLN 24 Jam

Makassar, IDN Times - PLN, pada pertengahan Juni 2024 mulai menghadirkan akses listrik 24 jam bagi 3.928 keluarga di desa terpencil Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Mereka tersebar di 12 desa di Kecamatan Mappak dan Simbuang.
Dua belas desa yang kini tersambung listrik PLN tersebut yakni Desa Dewata, Desa Kondodewata, Desa Sengpepoarikan, Desa Miallo, Desa Tanete, Desan Butang di Kecamatan Mappak; Desa Batuallu, Desa Sima, Desa Makodo, Desa Pobembe, Desa Simbuang dan Desa Pobembe Mesakada yang berada di Kecamatan Simbuang.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), M. Andy Adchaminoerdin mengatakan, hadirnya infrastruktur kelistrikan ini wujud komitmen PLN menyediakan listrik berkeadilan untuk masyarakat, tak terkecuali di kawasan Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).
1. Listrik jadi kebutuhan primer untuk mendorong kesejahteraan masyarakat
Andy menyatakan, pembangunan infrastruktur kelistrikan di Kabupaten Tana Toraja ini adalah wujud kehadiran Negara melalui PLN untuk memastikan akses listrik yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat.
"Listrik saat ini telah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Kami, bersama dengan Pemerintah terus meningkatkan akses listrik secara merata, terutama di wilayah 3T, dengan harapan dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup seluruh masyarakat Indonesia," ujar Andy dalam keterangan persnya, Sabtu (15/6/2024).
Andy mengungkapkan bahwa PLN terus menjalankan berbagai upaya untuk menyalurkan listrik ke daerah 3T di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. Berbagai program yang dijalankan PLN tersebut juga bertujuan mencapai Rasio Elektrifikasi 100 persen.
"Penyalaan ini juga merupakan dukungan PLN kepada pemerintah untuk segera mencapai target Rasio Elektrifikasi Nasional sebesar 100 persen," tambahnya.
Andy merinci pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan antara lain adalah Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 54,06 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 35,78 kms dan 20 unit gardu distribusi dengan total kapasitas 825 kilo Volt Ampere (KVA).
2. Medan berat rawan longsor jadi tantangan pembangunan infrastruktur listrik
Andy menuturkan bahwa pembangunan infrastuktur kelistrikan untuk melistriki 12 Desa ini cukup menantang. Dengan akses jalanan yang sulit dilewati dan juga lokasi pembangunan jaringan yang rawan longsor.
“Meskipun dihadapkan dengan banyak kendala, hal tersebut tidak menghentikan semangat petugas PLN dalam menyediakan listrik bagi desa-desa tersebut. Kami juga ingin menyampaikan apresiasi kepada pemerintah setempat dan masyarakat yang turut membantu petugas PLN dalam proses mobilisasi material," ungkap Andy.
Andy berharap pengembangan infrastruktur kelistrikan yang telah dilakukan PLN tidak hanya menghadirkan listrik 24 jam untuk seluruh warga di desa tersebut, tetapi sekaligus meningkatkan perekonomian.
3. Kehadiran listrik PLN disambut gembira warga desa
Kehadiran listrik PLN ini pun disambut gembira masyarakat setempat. Salah satunya warga Desa Simbuang, Nurmadina, yang akhirnya bisa merasakan listrik di desanya.
"Kami sangat senang akhirnya bisa merasakan listrik 24 jam dari PLN, selama bertahun-tahun kami hanya menggunakan listrik dari turbin yang hanya menyala di malam hari saja," ujar Nurmadina.
Sementara itu, Kepala Desa Pongbembe, Mey Taruk Linggi mengapresiasi upaya PLN dalam melistriki desanya. “Perjuangan PLN yang luar biasa dalam melistriki daerah terpencil, perjuangan membawa tiang dengan berbagai macam upaya itu luar biasa,” ujar Mey.
Mey menambahkan manfaat dari akses listrik yang stabil dan terjangkau tidak hanya terbatas pada penerangan rumah-rumah, tetapi juga membawa dampak yang luas dalam meningkatkan kualitas hidup dan mendukung pertumbuhan ekonomi.