15 Sekolah Rakyat di Sulsel Mulai Beroperasi 14 Juli 2025

- 15 Sekolah Rakyat di Sulsel beroperasi mulai 14 Juli 2025
- Total 15 sekolah rintisan tersebar di beberapa kabupaten dan kota di Sulsel, dengan kapasitas 1.750 siswa untuk tahun ajaran 2025-2026.
- Gedung permanen Sekolah Rakyat direncanakan dibangun serentak pada Agustus 2025, namun terkendala lahan di beberapa daerah.
- Pemprov Sulsel menargetkan pembangunan tujuh hingga sepuluh Sekolah Rakyat permanen pada tahun ini.
Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memastikan pelaksanaan Sekolah Rakyat akan dimulai serentak pada 14 Juli 2025. Program ini diharapkan mampu memutus rantai kemiskinan melalui penyediaan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Kepala Dinas Sosial Sulawesi Selatan, Abdul Malik Faisal, mengatakan Sekolah Rakyat lahir dari amanah Presiden RI Prabowo Subianto. Pelaksanaannya dikoordinir langsung oleh Kementerian Sosial.
"Ini idenya Pak Prabowo, memang saya pernah terlintas di kepala dan ini yang benar bahwa kita cut generasinya ini untuk menghilangkan kemiskinan dimulai dengan mencerdaskan bangsa," kata Malik, Rabu (2/7/2025).
1. Tersebar di sejumlah daerah

Di Sulsel, total ada 15 sekolah rintisan yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota dengan kapasitas 1.750 siswa untuk tahun ajaran 2025-2026. Angka ini menjadi bagian dari total 20.000 siswa Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia.
Dari 15 titik di Sulsel, empat di antaranya difasilitasi Kementerian Sosial, termasuk Sentra Pangurangi di Takalar, Sentra Gau Mabaji di Gowa, Sentra Wirajaya Salodong serta Balai Besar Kemensos di Makassar. Lokasi lainnya memanfaatkan Balai Latihan Kerja (BLK) di Bone dan Parepare.
"Kemudian ada sekolah atau tempat belajar Sekolah Rakyat yang disiapkan oleh pemda. Ada 2 di Sinjai, ada 1 di Makassar, kemudian ada 1 di Barru, ada 1 di Sidrap, ada 1 di Wajo dan ada 1di Soppeng," ungkap Malik.
2. Pembangunan gedung permanen Sekolah Rakyat terkendala lahan

Gedung permanen Sekolah Rakyat direncanakan mulai dibangun serentak pada Agustus 2025. Saat ini, Bone dan Sidrap sudah mendapatkan persetujuan pembangunan tahap awal. Beberapa daerah lain masih menunggu, termasuk Barru, Soppeng, Luwu Timur, Luwu Utara, dan Pangkep.
Kendala utama pembangunan gedung permanen terletak pada ketersediaan lahan. Beberapa daerah mengajukan lahan dengan kondisi miring, sulit diakses, hingga status tanah belum jelas. Beberapa kabupaten juga belum mengajukan sama sekali.
"Jadi lahan yang diusulkan 7,6 hektare karena terpadu di sana adalah lapangan sepak bola di dalamnya dan sarana-sarana olahraga. Nah, seperti Makassar dan Parepare, ini susah karena sulit cari lahan yang seluas situ," jelas Malik.
3. Pemprov Sulsel targetkan 10 Sekolah Rakyat permanen

Pemprov Sulsel menargetkan pembangunan tujuh hingga sepuluh Sekolah Rakyat permanen pada tahun ini. Langkah ini diharapkan memungkinkan relokasi siswa ke gedung baru pada tahun ajaran 2026-2027.
"Mudah-mudahan bisa masuk tahap kedua. Karena ini jadi persoalan, kalau umpamanya tidak dibangunkan permanen, nanti tahun depan dimana anak-anak ini mau disekolahkan. Karena tahun depan kan harus dia direlokasi ke bangunan baru," ucap Malik.