Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi sawah (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Intinya sih...

  • Banjir di Sulawesi Selatan menyebabkan 9.531 hektare lahan sawah terendam air, dengan 1.204 hektare mengalami puso atau gagal panen.
  • Kabupaten Wajo menjadi daerah dengan dampak puso terbesar, diikuti oleh Kabupaten Maros dan Bone. Jagung dan cabai juga terdampak banjir.
  • Tanaman padi yang masih berusia 10-20 hari setelah tanam bisa diperbaiki dengan tanam ulang, sementara pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah menyiapkan bantuan dalam bentuk cadangan benih dan program asuransi pertanian.

Makassar, IDN Times - Banjir yang melanda beberapa daerah di Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu mengakibatkan ribuan hektare lahan pertanian puso atau gagal panen. Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, 9.531 hektare lahan sawah terendam air, dengan 1.204 hektare di antaranya mengalami puso.

Dari total luas lahan yang terdampak, sekitar 2.311 hektare masih bisa diselamatkan. Sementara 6.515 hektare sisanya dalam memerlukan penanganan lebih lanjut.

"Kena puso artinya dia tidak bisa sembuh lagi. Jadi dari 9.531 hektare itu ada 1.204 ribu hektare yang puso," kata Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, Uvan Nurwahidah, Senin (24/2/2025).

1. Paling banyak di Wajo

Ilustrasi sawah (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sulsel, Kabupaten Wajo menjadi daerah dengan dampak puso terbesar, yakni 1.033 hektare. Kemudian, disusul Kabupaten Maros dengan 93,35 hektare, serta Kabupaten Bone dengan 21 hektare puso.

Selain padi, komoditas lain seperti jagung dan cabai juga terdampak banjir. Di Kabupaten Wajo, 362 hektare lahan cabai terdampak banjir, sementara untuk jagung, 362 hektare terdampak dengan 202 hektare puso.

2. Padi yang masih baik bisa ditanam ulang

Panen padi di desa Darmasari Kecamatan Sikur Loti.. (IDN Times/Ruhaili)

Sebagian besar lahan memang mengalami puso. Namun menurut Uvan, jika tanaman padi masih berusia 10-20 hari setelah tanam, maka masih bisa diperbaiki dengan tanam ulang.

"Artinya dia belum mengeluarkan buah dan belum produktif juga sehingga kita ganti lagi dengan beri bantuan bibit dan benih untuk petani," katanya.

3. Petani diberikan ganti rugi Rp6 juta

Ilustrasi petani menanam padi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah menyiapkan bantuan dalam bentuk cadangan benih yang diberikan kepada petani terdampak. Selain itu, ada program asuransi pertanian yang memberikan ganti rugi sebesar Rp6 juta per hektare bagi petani yang terdaftar.

Dinas terkait saat ini tengah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten kota untuk memastikan data yang masuk akurat. Setelah itu, bantuan segera didistribusikan.

"Kalau kabupatennya tidak mengusulkan, maka tidak dikasih. Tapi kalau secepatnya kabupaten menyampaikan bahwa ada yang terkenbantua, kita akan berikan bantuan," kata Uvan.

Editorial Team