Tinjau Lokasi Abrasi Minahasa Selatan, Kepala BNPB: Kondisi Belum Aman

Masyarakat yang rumahnya hanyut bakal direlokasi

Manado, IDNTimes – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, meninjau langsung lokasi bencana abrasi di pesisir Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Jumat (17/6/2022).

Suharyanto mengunjungi lokasi bencana dan posko tanggap darurat di Kelurahan Lewet, Amurang, Minsel. Dalam kunjungan tersebut, Suharyanto juga menyerahkan bantuan kepada para pengungsi.

“Kami melihat langsung untuk memastikan tahap-tahap penanganan bencana ini sebagaimana mestinya,” ujar Suharyanto lewat siaran pers BNPB.

Dalam tahap awal, BNPB, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minsel, TNI, Polri, BMKG, akan melaksanakan tahap tanggap darurat, yaitu menjadikan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama.

Baca Juga: 20 Rumah Hanyut karena Abrasi Pantai Amurang, Warga Mengungsi

1. BNPB serahkan dana siap pakai sejumlah Rp 500 juta

Tinjau Lokasi Abrasi Minahasa Selatan, Kepala BNPB: Kondisi Belum AmanKepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, saat menyerahkan DSP Rp 500 juta secara simbolis kepada Bupati Minsel, Franky Donny Wongkar di Posko Tanggap Darurat Kantor Kelurahan Lewet, Jumat (17/6/2022)

Suharyanto menyebut, ada sekitar 133 kepala keluarga (KK) yang mengungsi karena rumahnya hanyut oleh ombak. “Kami sudah meninjau langsung ke lapangan dan kondisinya memang masih belum aman,” ucap Suharyanto.

Ketika mengunjungi posko tanggap darurat, Suharyanto secara simbolis memberikan bantuan dana siap pakai (DSP) sebesar Rp 500 juta untuk memenuhi kebutuhan pengungsi. BNPB juga menyerahkan bantuan logistik.

Jika dalam waktu 2 minggu penetapan status tanggap darurat sudah tak ada penambahan jumlah pengungsi dan kerugian material, maka BNPB bersama Pemkab Minsel dan instansi terkait akan memulai tahap pra rekonstruksi dan rehabilitasi.

2. Sebanyak 31 rumah warga terseret ombak

Tinjau Lokasi Abrasi Minahasa Selatan, Kepala BNPB: Kondisi Belum AmanSeorang warga melihat kondisi bagian belakang rumahnya yang amblas dan terseret ombak di pesisir Amurang, Minsel, Kamis (16/6/2022). IDNTimes/Ungke Pepotoh/bt

BNPB juga mendata bahwa ada sekitar 31 rumah warga yang terseret ombak dan terus bertambah hingga Jumat pagi. Bagi masyarakat yang kehilangan rumahnya, akan direlokasi.

Suharyanto berharap lokasi relokasi bukan merupakan tanah sengketa dan merupakan tanah milik pemerintah. “Sesuai aturan pemerintah, bagi masyarakat terdampak akan mendapat rumah tipe 36,” tambah Suharyanto.

Pemkab Minsel sendiri sudah berkoordinasi dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) untuk menentukan lokasi relokasi yang tepat. “Kami juga akan terus menyosialisasikan ke masyarakat agar nantinya mereka mau direlokasi,” kata Bupati Minsel, Franky Donny Wongkar.

3. BNPB belum bisa pastikan penyebab bencana

Tinjau Lokasi Abrasi Minahasa Selatan, Kepala BNPB: Kondisi Belum AmanKepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto bersama Bupati Minsel, Franky Donny Wongkar, saat konferensi pers di posko tanggap darurat Kantor Kelurahan Lewet, Amurang, Minsel, Jumat (17/6/2022). IDNTimes/Savi

BNPB dan instansi terkait juga masih terus mengkaji penyebab abrasi. Pasalnya, Suharyanto menyebut kejadian tidak diawali dengan adanya fenomena alam.

“Perlu kajian lebih dalam. Mungkin bisa abrasi, tapi kalau likuifaksi tidak,” tutur Suharyanto.

Namun, sebelum abrasi terjadi pada Rabu (15/6/2022), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir pada tanggal 11 Juni-23 Juni 2022. Kemungkinan besar, abrasi disebabkan oleh fenomena Super Full Moon yang terjadi pada Selasa (14/6/2022).

Baca Juga: Abrasi Pesisir Amurang Minahasa Selatan, 266 Warga Mengungsi

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya