Heboh Penemuan Bangkai Babi, Virus ASF Dipastikan Belum Masuk Sulut

Bangkai babi dibuang di Kabupaten Minsel

Manado, IDN Times - Masyarakat Sulawesi Utara dihebohkan dengan video di media sosial yang memperlihatkan bangkai babi dibuang di perbatasan Kumelembuai-Pondos, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Masyarakat menemukannya pada Minggu (4/6/2023).

Bangkai babi tersebut ditakutkan sudah terjangkit virus African Swine Fever (ASF), mengingat konsumsi daging babi di Sulut sangat tinggi. Kepala Dinas Pertanian Minsel, Feibi Pusung, mengatakan pihaknya bersama polsek setempat sudah menyelidiki kasus tersebut.

Hasilnya, bangkai babi yang ditemukan bukan berasal dari peternak babi di Kecamatan Kumelembuai. “Itu dari luar daerah Minsel yang dibuang oleh pembeli atau penjual yang lewat Kumelembuai-Pondos,” terang Feibi Pusung, Selasa (6/6/2023).

1. Penjagaan diperketat di perbatasan

Heboh Penemuan Bangkai Babi, Virus ASF Dipastikan Belum Masuk SulutTernak babi yang masih selamat dari virus flu babi Afrika di Desa Timbuseng, Gowa. (Istimewa)

Feibi Pusung mengatakan bahwa daging babi lokal masih terbebas dari virus ASF dan aman dikonsumsi. Hal yang sama juga diungkapkan Sekretaris Provinsi Sulut, Steve Kepel.

Ia mengaku sudah menyurat ke Polda Sulut untuk menindak pembawa babi dari luar daerah. Biasanya selain peternak lokal, Sulut juga mendapat pasokan babi dari Sulawesi Tengah.

Untuk itu, Steve Kepel meminta penjagaan di perbatasan lebih diperketat. "Di perbatasan Bolmut dan Bolsel sudah kami sediakan lahan khusus untuk pemusnahan jika didapati ada babi dari luar daerah," katanya.

2. Ternak babi sudah tidak diizinkan masuk ke Sulut

Heboh Penemuan Bangkai Babi, Virus ASF Dipastikan Belum Masuk SulutBangkai babi yang dibuang di perbatasan Kumelembuai-Pondos, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. FB Lambe Kawanua Ofiicial

Sebagai salah satu daerah perbatasan Provinsi Sulut-Gorontalo, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sudah mengantisipasi penyebaran virus ASF. Dinas Pertanian Bolmut sudah melarang masuknya ternak babi.

“Meskipun ada surat-surat, ternak babi tetap tidak bisa masuk,” ucap Sekretaris Dinas Pertanian Bolmut, Zulkan Pohontu.

Meskipun tak bersifat zoonosis, ASF mampu menyebabkan kerugian ekonomi cukup besar bagi peternak dan pedagang daging babi. Apalagi, kebutuhan daging babi akan meningkat di pertengahan tahun karena masyarakat Sulut akan merayakan Pengucapan Syukur.

Baca Juga: 14 Ribu Ekor Babi di Luwu Timur Mati Mendadak Akibat Flu Babi Afrika

3. Polres Bolmut membuat posko penjagaan

Heboh Penemuan Bangkai Babi, Virus ASF Dipastikan Belum Masuk SulutPenanganan kasus penyebaran demam babi Afrika (African Swine Fever/ASF) di Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau (Kepri). (dok. Kementan)

Menindaklanjuti larangan masuknya ternak babi ke Sulut, Kapolres Bolmut, AKBP Areis Aminnullah, mengatakan ia sudah menyiagakan personel di Pos Pinogaluman. Di sana, personel bertugas mengecek ternak yang hendak didistribusikan.

Di sisi lain, Areis mengaku pihaknya juga sudah menyediakan lahan untuk memusnahkan hewan babi jika ada yang terjangkit. Namun, Polres Bolmut masih kekurangan tenaga ahli di bidang peternakan untuk memeriksa kesehatan ternak yang melintas.

“Sejauh ini kami mengecek administrasinya. Kalau tidak sesuai kami kembalikan ke tempat asal, tidak diizinkan masuk Sulawesi Utara,” sambungnya.

Baca Juga: 4000 Babi di Gowa Mati karena Flu Babi Afrika, Kini Tersisa 70 Ekor

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya