DKP Sulut dan Rare Indonesia Memperkenalkan Program PAAP

Sembilan kabupaten pesisir mendapatkan program PPAP

Manado, IDN Times – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Utara (Sulut) bersama Rare Indonesia mengadakan Lokakarya Pendahuluan tentang Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) di Hotel Novotel Manado, Selasa (12/4/2022). Kegiatan ini diadakan guna memperkenalkan PAAP sebagai salah satu program pengelolaan perikanan pesisir berbasis masyarakat.

Sulut sebagai salah satu wilayah yang memiliki 12 pulau kecil sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) serta berbatasan dengan negara lain dianggap penting menerapkan PAAP karena memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat besar. Apalagi Indonesia, termasuk Sulut memiliki nelayan kecil yang menjadi mayoritas masyarakat yang memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan.

PAAP adalah salah satu program pengelolaan perikanan secara kolaboratif yang menegakkan prinsip kelestarian dan keadilan. Pemerintah daerah (Pemda) memberikan akses dan tanggung jawab pengelolaan PAAP terhadap masyarakat dalam kurun waktu tertentu.

"Instrumen ini dikenalkan untuk merespon kebutuhan nelayan kecil akan jaminan penghidupan dan memastikan bahwa ekosistem pesisir dan sumber daya ikan dimanfaatakan secara lestari,” ujar Vice President Rare Indonesia, Taufiq Alimi.

1. Sembilan kabupaten pesisir di Sulut akan menerapkan PAAP

DKP Sulut dan Rare Indonesia Memperkenalkan Program PAAPKadis DKP Sulut Tienneke Adam saat Lokakarya Pendahuluan tentang Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) di Hotel Novotel Manado, Selasa (12/4/2022). Dok. Rare Indonesia

Nantinya, DKP Sulut dan Rare Indonesia akan menerapkan program PAAP di 15 wilayah di 9 kabupaten pesisir di Sulut. Kesembilan kabupaten pesisir tersebut adalah Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Minahasa Tenggara (Mitra), Minahasa Selatan (Minsel), Minahasa, Minahasa Utara (Minut), Kepulauan Sangihe, dan Kepulauan Sitaro.

PAAP ini ditujukan agar masyarakat sekitar maupun nelayan kecil tak perlu terlalu jauh mencari ikan. Selain menghemat waktu dan biaya, risiko yang diperoleh nelayan kecil lebih kecil.

Direktur Teknis dan Perikanan Rare Indonesia, Raymond Jakub, mengatakan bahwa zona PAAP diambil sejauh 0-12 mil. “Lalu biasanya zona larang tangkapnya kami ambil sekitar 200 meter dari tubir laut. Zona larang tangkap ini yang menjadi zona recovery,” jelas Raymond.

Zona larang tangkap yang menjadi tempat perkembangbiakan ikan ini akan dijaga langsung oleh nelayan kecil dan masyarakat setempat. Setelah ikan di zona larang tangkap melimpah hingga keluar, hasilnya boleh ditangkap oleh para nelayan kecil.

2. Kriteria daerah dengan PAAP

DKP Sulut dan Rare Indonesia Memperkenalkan Program PAAPLokakarya Pendahuluan tentang Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) di Hotel Novotel Manado, Selasa (12/4/2022). Dok. Rare Indonesia

Raymond menyatakan, ada beberapa kriteria penilaian untuk menetapkan PAAP dalam suatu daerah. Salah satu yang paling penting adalah melihat ketergantungan masyarakat sekitar terhadap daerah pesisir.

Raymond menilai bahwa jika kawasan sekitar tampak bagus, maka bisa dinilai bahwa masyarakat sangat bergantung terhadap kawasan tersebut. Kedua, Rare Indonesia juga memperhatikan topografi sebuah daerah.

“PAAP lebih cocok diterapkan di daerah yang topografinya teluk maupun kepulauan. Kalau pesisir panjang bisa juga, namun agak tricky,” kata Raymond.

Raymond mengatakan pihaknya juga perlu tahu sampai sejauh mana nelayan kecil harus mencari ikan. Pasalnya, PAAP dibuat agar nelayan kecil tidak perlu terlalu jauh melaut.

Beberapa hal lain yang juga harus diketahui agar suatu daerah bisa diterapkan PAAP adalah ada tidaknya pengguna dari luar, ada tidaknya tantangan dari pembangunan dan pertambangan, ada tidaknya mitra yang kuat, jumlah orang yang bergantung pada sumber daya kelautan dan perikanan di daerah tersebut, hingga apakah pemerintah daerah memiliki visi yang sama.

Baca Juga: Jerit Hati Nelayan Tradisional di Manado yang Kini Kesulitan Melaut

3. PAAP diperuntukkan khusus nelayan kecil

DKP Sulut dan Rare Indonesia Memperkenalkan Program PAAPVice President Rare Indonesia, Taufiq Alimi, saat Lokakarya Pendahuluan tentang Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) di Hotel Novotel Manado, Selasa (12/4/2022). Dok. Rare Indonesia

Sejak awal dicanangkan, PAAP memang ditujukan untuk menyejahterakan kehidupan nelayan kecil. Pemerintah pusat dan provinsi juga menerapkan bahwa zona 0-12 mil memang diperuntukkan nelayan kecil.

“Ada zona inti yang ikannya dilarang ditangkap dan dijaga oleh para nelayan kecil. Begitu ikannya banyak sampai keluar zona inti, mereka harus berkompetisi dengan banyak orang. Maka program PAAP memberi manfaat ke si penjaga kawasan,” tutur Raymond.

Rare Indonesia juga akan membantu meningkatkan kapasitas nelayan kecil agar lebih mengetahui sumber daya yang mereka miliki. Hal ini juga bertujuan agar masyarakat sekitar mampu membuat keputusan terkait pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.

Baca Juga: Penumpang Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado Naik 26%

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya