Dinkes Sulut dan Manado Belum Sosialisasikan Hepatitis Akut ke Sekolah

Dinkes Sulut imbau orangtua awasi anaknya

Manado, IDN Times – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Utara (Sulut) belum mendeteksi adanya kasus hepatitis akut di Sulut. Namun, sebagai bentuk kewaspadaan, Dinkes Sulut mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 440/Sekr/001.E/V/2022.

Kepala Seksi Surveilens dan Imunisasi Dinkes Sulut, Merry Pasorong, mengatakan pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak sekolah karena pembelajaran tatap muka (PTM) kembali berjalan. “Untuk saat ini masih belum perlu sekolah daring,” ucap Merry, Selasa (10/5/2022).

Jika menemukan kasus suspek hepatitis akut, Merry menegaskan instansi terkait di kabupaten/kota harus segera melaporkan ke Dinkes Sulut.

1. Masyarakat diminta tetap menerapkan protokol kesehatan

Dinkes Sulut dan Manado Belum Sosialisasikan Hepatitis Akut ke SekolahSiswa SMA N 3 Manado mengikuti PTM penuh di sekolah, Rabu (19/1/2022). IDNTimes_Savi

Penyakit hepatitis akut ini diduga menular melalui makanan yang sudah jadi. Untuk itu, Merry meminta agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan seperti saat pandemik virus corona (COVID-19).

“Terutama rutin mencuci tangan dengan air bersih, bahan makanan harus dibersihkan sebelum diolah, makanan juga harus dipastikan benar-benar matang,” ujar Merry.

Merry juga meminta masyarakat agar tidak menggunakan alat makan dan minum secara bergantian dengan orang lain. Dinkes Sulut juga saat ini tengah menyosialisasikan terkait hepatitis akut melalui infografis dan tautan yang disebarkan melalui situs maupun media sosial lintas sektor.

2. Dinkes Manado ungkap sempat ada 15 pasien diare

Dinkes Sulut dan Manado Belum Sosialisasikan Hepatitis Akut ke SekolahKepala Dinas Kesehatan Manado, dr Steavan Dandel. Dokumentasi Dinkes Sulut

Beberapa gejala hepatitis akut adalah demam disertai mual, muntah, kram perut, diare, hingga tubuh berubah menjadi warna kuning (jaundice). Karena penularannya melalui saluran pencernaan, Kepala Dinkes Manado, dr Steavan Dandel, mengatakan bahwa penularannya tidak secepat melalui saluran pernapasan.

Dandel juga mengungkapkan, beberapa waktu lalu ada 15 pasien yang memiliki salah satu gejala hepatitis akut, yaitu diare. “Tapi karena tidak ada gejala kuning, jadi kami agak menyingkirkan mereka sebagai suspek,” tutur Dandel.

Meski begitu, kelimabelas pasien tersebut terus dipantau perkembangannya. Jika muncul gejala kuning, maka status akan dinaikkan menjadi suspek. Guna pencegahan, Dinkes Manado bekerja sama dengan sekolah-sekolah juga memantau tempat makan yang ada di sekitar sekolah, terutama yang sering didatangi murid-murid.

Baca Juga: Barantan Manado Perkuat Produksi Rumahan Gula Merah di Sulut

3. Dinkes belum sosialisasikan hepatitis akut ke sekolah-sekolah

Dinkes Sulut dan Manado Belum Sosialisasikan Hepatitis Akut ke SekolahSeorang ibu mendampingi anaknya usai mendapatkan suntikan vaksin COVID-19, di Manado, Sulawesi Utara, Senin (5/7/2021). (ANTARA FOTO/Adwit B Pramono)

Selain memantau tempat makan di sekitar sekolah, Dandel juga meminta orangtua mengajarkan pola hidup sehat kepada anak-anaknya. “Yang paling penting orangtua harus mengajarkan pola hidup sehat ketika anak-anak akan masuk ke sekolah dan mengonsumsi makanan di sekolah, supaya hati-hati pilihan makanannya,” sambung Dandel.

Meski mengkhawatirkan, baik Dinkes Sulut maupun Dinkes Manado belum menyosialisasikan hepatitis akut ke sekolah-sekolah. Kepala Sekolah SMA N 3 Manado, Grace Lowing, mengungkapkan hal yang sama.

“Dari instansi terkait belum ada, tapi rencananya kami akan menyosialisasikan hepatitis akut ini ke murid-murid minggu depan,” kata Grace.

Baca Juga: Sekolah di Manado PTM Terbatas karena Kasus COVID-19 Naik

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya