Antrean Pembelian Solar Subsidi Mengular di SPBU Sulawesi Utara

Pertamina sebut tak ada kelangkaan

Manado, IDN Times – Antrean pembelian solar subsidi tampak di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Sulawesi Utara (Sulut). Tak tanggung-tanggung, antrean tersebut bisa sepanjang 1-1,5 kilometer.

Antrean tersebut didominasi oleh truk pengangkut barang dan juga bus antar-kota/kabupaten. Untuk mendapatkan solar subsidi, para sopir truk maupun bus bahkan rela antre sejak malam sebelumnya. “Kalau mau dapat cepat harus datang pagi buta, supaya distribusi barang tidak terlambat juga,” jelas salah seorang sopir truk bernama Robi.

Robi sendiri merupakan sopir truk yang biasa mendistribusikan air mineral kemasan dari Airmadidi, Minahasa Utara. Hal yang sama juga diungkapkan oleh sopir truk lainnya bernama Dani. Selain datang lebih pagi, Dani juga memilih antre di SPBU yang lebih sepi.

“Cari yang sepi yang ada di tengah kota, kalau yang di pinggir kota pasti panjang antreannya karena dekat jalur Trans Sulawesi,” kata Dani.

1. Permintaan solar di Sulut disebut meningkat

Antrean Pembelian Solar Subsidi Mengular di SPBU Sulawesi UtaraAntrean pengisian BBM jenis solar subsidi di SPBU Malalayang, Manado, Sulut, Kamis (24/3/2022). IDNTimes/Savi

Pada tahun 2022, Sulut mendapatkan kuota jenis BBM tertentu (JBT) Biosolar (B30) Subsidi sebesar 143.987 kiloliter. Senior Supervisor Communication dan Relations Pertamina MOR VII, Taufiq Kurniawan, menyebut dari 91 SPBU yang ada di Sulut, 50% sudah mendapat solar subsidi melebihi kuota yang disediakan.

“Setelah pelonggaran PPKM, aktivitas industri transportasi darat meningkat. Setelah itu, di Sulut ada peningkatan konsumsi harian dari 900 kiloliter menjadi 1.500 kiloliter,” jelas Taufiq.

Konsumsi solar subsidi Sulut sendiri rupanya sudah melebihi kuota yang diberikan, yaitu sekitar 9%. Untuk itu, Taufiq berharap pemerintah daerah (Pemda) merperan aktif mengusulkan penambahan kuota ke pemerintah pusat.

2. Imbas kenaikan harga BBM Pertamina Dex dan Dexlite

Antrean Pembelian Solar Subsidi Mengular di SPBU Sulawesi UtaraAntrean truk logistik mengisi BBM jenis solar subsidi di SPBU Kairagi Weru, Mapanget, Manado, Sulut, Kamis (24/3/2022). IDNTimes/Savi

Selain pelonggaran PPKM, Taufiq menyebut permintaan solar yang meningkat bisa jadi disebabkan kenaikan harga BBM Pertamina Dex dan Dexlite. Secara nasional, kenaikan harga Pertamina Dex dan Dexlite merupakan imbas dari perang Rusia-Ukraina.

“Disparitas harganya tambah jauh, jadi mungkin terjadi peralihan konsumen dari Pertamina Dex maupun Dexlite ke Biosolar,” tambah Taufiq.

Pertamina Dex di Sulut sendiri saat ini harganya Rp 13.250/liter, sedangkan Dexlite Rp 14 ribu/liter.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Tol Manado Bitung, Diharap Tingkatkan Ekonomi Sulut

3. Sebanyak 15 ribu kiloliter Biosolar tersedia di Bitung

Antrean Pembelian Solar Subsidi Mengular di SPBU Sulawesi UtaraAntrean truk logistik dan bus antar-kota/kabupaten yang membeli solar subsidi di SPBU Malalayang, Manado, Sulut, Kamis (24/3/2022). IDNTimes/Savi

Secara sektoral, beberapa daerah perlu memprioritaskan truk logistik dan bus untuk mendapatkan Biosolar. Hal tersebut agar tak terjadi antrean panjang di sejumlah SPBU yang tentunya menghambat pendistribusian barang maupun mobilisasi orang.

Taufiq mengatakan masyarakat tak perlu khawatir karena stok Biosolar di Sulut masih tersedia cukup banyak. Di Bitung, stok harian Biosolar bisa mencapai 15 ribu kiloliter.

“Jumlah konsumsi Biosolar di Sulut berarti masih sangat aman karena hanya 10% dari stok. Hanya saja penyalurannya harus disesuaikan dengan kuota,” tutur Taufiq.

Baca Juga: Kapolda Sulut Tinjau Stok Minyak Goreng di Pasar dan Toko Retail

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya