[OPINI] Menyemai HAM di Indonesia, Memetik Kebanggaan di Dunia 

Indonesia terpilih menjadi Anggota Dewan HAM PBB

Belum reda riuh prestasi diplomasi Indonesia saat terpilih menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020, Indonesia kembali mendapatkan perhatian saat terpilih sebagai Anggota Dewan HAM PBB periode 2020-2022 untuk kelima kalinya mewakili Asia-Pasifik. Pencapaian tersebut adalah bentuk keberhasilan diplomasi Indonesia yang membawa tanggung jawab besar untuk menunaikan kewajibannya untuk memastikan pemajuan, perlindungan dan pemenuhan HAM secara global sesuai mandat konstitusi Indonesia.
 
Ada dua perspektif dalam melihat kepercayaan terhadap Indonesia sebagai aktor penting di Dewan HAM PBB. Pertama, keberhasilan lobi dan negosisasi politik pemerintah Indonesia menunjukkan kemampuan Indonesia untuk mendapatkan kepercayaan dan reputasi sebagai negara yang mampu berperan penting dalam pemenuhan dan pemajuan HAM serta berkemungkinan untuk berpartisipasi secara aktif dalam menentukan arah pembahasan dan penyelesaian persoalan HAM yang terjadi secara global.

1. Makna politis Dewan HAM PBB

[OPINI] Menyemai HAM di Indonesia, Memetik Kebanggaan di Dunia Twitter.com/Menlu_RI

Dinamika global saat ini dipenuhi oleh beragam persoalan kemanusiaan termasuk semakin meningkatnya sentimen identitas serta masifnya konflik laten di berbagai negara di Timur Tengah dan Asia yang memaksa rakyatnya harus mengungsi dan mencari perlindungan di negara-negara suaka dan singgahan. Indonesia diyakini memiliki kemampuan diplomasi kemanusiaan yang baik dan mampu diterima di negara-negara yang dilanda konflik.
 
Di sisi lain, posisi ini juga secara tidak langsung berpotensi sebagai celah yang mampu mengamankan dan memperjuangkan kepentingan nasional, dalam hal ini adalah memagari kedaulatan NKRI lewat Dewan HAM PBB. Perspektif ini hendak mengatakan bahwa ada makna politis yang harus dibuktikan oleh Indonesia. Di level domestik, Indonesia sering kali menjadi sasaran perhatian internasional dengan persoalan-persoalan HAM yang terjadi, baik berupa pelanggaran HAM masa lalu maupun dugaan praktik pelanggaran HAM yang berlangsung di Papua.

2. Dilema HAM di Indonesia

[OPINI] Menyemai HAM di Indonesia, Memetik Kebanggaan di Dunia IDN/Teatrika Handiko Putri

Kebanggaan terpilihnya kembali Indonesia menjadi Dewan HAM PBB turut dibarengi oleh pandangan kritis yang penting juga untuk dicatat. Posisi prestisius ini dibayang-bayangi oleh banyaknya pekerjaan rumah, khususnya dalam sektor penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia di Indonesia. Kesalahan dalam memahami HAM sebagai nilai maupun sebagai norma yang mengatur negara sebagai pemangku kewajiban untuk menghormati, melindungi dan  memenuhi HAM rakyatnya sebagai pemegang hak masih sering kita jumpai.
 
Debat narasi HAM di Indonesia berlangsung dalam beragam bentuk, narasi HAM sering kali dipahami sebagai komoditas politik yang mengganggu stabilitas kekuasaan alih alih dipahami sebagai sebuah nilai dan standar etika penyelenggaraan kekuasaan. Negara membutuhkan nilai-nilai HAM sebagai upaya untuk memastikan tidak ada kekuasaan yang semena-mena dan sebagai indikator krusial untuk memahami dan menetapkan tujuan pembangunan manusia yang ideal.
 
Pencapaian pemerintah Indonesia sebagai negara pendiri Dewan HAM PBB sekaligus sebagai pemilik suara terbanyak dalam pemilihan Anggota Dewan HAM PBB idealnya mendorong kita untuk berpikir jauh lebih sistematis dan konkrit dalam memahami nilai-nilai dan persoalan HAM yang sedang berlangsung. Tantangannya ialah bagaimana membuktikan bahwa Indonesia sebagai negara panutan dan inspirasi bagi negara negara untuk memperbaiki catatan catatan hak asasi manusianya, bukan sebaliknya.
 
Kepemimpinan kedua Presiden Jokowi bersama Ma'ruf Amin diharapkan mampu memprioritaskan pengusutan kasus pelanggaran HAM secara serius. Pemerintah harus bekerja keras membuktikan bahwa kekhawatiran bahwa status ini digunakan pemerintah Indonesia untuk berlindung dari tindakan-tindakan pelanggaran HAM dan praktik impunitas dalam penyelesaian kasus pelanggaran HAM masa lalu.

Baca Juga: Komnas HAM Nilai RKUHP Tidak Melindungi Korban Pencabulan

3. Mandat perdamaian dunia

[OPINI] Menyemai HAM di Indonesia, Memetik Kebanggaan di Dunia (Pengungsi Korban Kerusuhan Wamena Tiba di Makassar)/ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Guna menjadi anggota Dewan HAM PBB yang bereputasi dan dipercaya oleh dunia, Indonesia harus mampu menunjukkan langkah-langkah strategis dan sistemik terhadap persoalan HAM yang sedang dihadapi dunia saat ini. Berpegang pada agenda prioritas mendorong pemajuan dan perlindungan HAM serta kemampuan meningkatkan kapasitas negara-negara dalam penghormatan, pemajuan, dan perlindungan HAM dapat menjadi titik mula yang baik dan berkesinambungan.
 
Indonesia diharapkan bisa bekerja keras mendudukkan dan memastikan pemahaman persepsi HAM sebagai nilai-nilai kemanusiaan kepada negara melampaui urusan debat usang tentang narasi HAM sebagai intervensi asing maupun sebagai komoditas politik tetapi sebagai tujuan mulia kemerdekaan bagi seluruh bangsa di dunia.
 
Posisi sebagai anggota Dewan HAM PBB ini memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk berani bersikap dan mengambil posisi penyeimbang kekuatan politik yang selama ini timpang dan cenderung membenarkan tindakan pelanggaran HAM dengan memainkan peran kunci untuk memastikan semua prosedur HAM dijalankan tanpa pertimbangan politik. Harapannya adalah Indonesia mampu membuktikan dirinya sebagaimana slogan yang diusung dalam kampanyenya sebagai “A true Partner for Democracy, Development, and Social Justice” yang sebenar-benarnya.

Penulis:

Muh. Asy’ari

Staf Pengajar Prodi Hubungan Internasional di Universitas Bosowa

Baca Juga: Untuk Kelima Kali Indonesia Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya