Alat Pendeteksi Likuefaksi akan Dipasang di Palu dan Sigi Sulteng 

Disebut alat pertama yang dibuat di Indonesia

Palu, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah bekerja sama dengan Universitas Tadulako (Untad), akan memasang alat pendeteksi likuefaksi di Kabupaten Parigi dan Kota Palu. Nama alat ini adalah pemantau potensi likuefaksi pada suatu daerah.

Salah satu dosen Untad sekaligus pembuat alat pendeteksi likuefaksi, Rizana Fauzi mengatakan alat tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk memantau potensi bencana, khususnya likuefaksi.

"Fungsinya lebih ke monitoring dan pendatatan data-data potensi likuefaksi," tutur Rizana, Kamis (11/3/2021).

1. Cara kerja alat pendeteksi likuefaksi

Alat Pendeteksi Likuefaksi akan Dipasang di Palu dan Sigi Sulteng RizanaFauzi menunjukkan proses pembuatan alat pendeteksi likuefaksi yang rencananya akan di pasang didua wilayah di Sulteng. IDN Times/Istimewa

Rizana Fauzi menjelaskan, selain memantau potensi bencana likuefaksi pada suatu daerah, pembuatan alat nantinya akan dilengkapi dengan data loger. Fungsinya yaitu untuk mencatat pergerakan tanah di suatu daerah.

“Mencatat perubahan-perubahan yang terjadi setiap saat. Kami juga lengkapi dengan sirene jika di daerah itu menunjukkan potensi likuefaksi atau goncangan gempa dengan kekuatan yang tinggi,” terangnya.

Alat tersebut, tambah Rizana, akan mendeteksi nilai kelembapan, suhu dan perubahan gerak tanah dengan kedalaman kurang lebih 5 meter.

“Jika alat itu berbunyi setelah terjadi gempa maka kemungkinan adanya potensi likuefaksi. Warga di daerah tersebut diminta untuk mengamankan diri,” jelasnya.

2. Alat pemantau likuefaksi akan dipasang di Kota Palu dan Kabupaten Sigi

Alat Pendeteksi Likuefaksi akan Dipasang di Palu dan Sigi Sulteng Alat monitoring potensi likuefaksi pada suatu daerah.. IDN Times/Istimewa

Kepala Sub Bidang Kesiapsiagaan BPBD Sulteng, Ashrafudin mengatakan jika rencana ini berhasil, maka dipastikan pendeteksi likuefaksi ini menjadi alat pertama di Indonesia. BPBD berharap, selain membantu masyarakat, alat tersebut menjadi percontohan daerah lain di Indonesia.

“Semoga berhasil. Daerah kita sangat membutuhkan alat pendeteksi seperti ini,” tutur Ashrafudin.

Alat tersebut, kata Ashrafudin, akan dipasang di wilayah Kota Palu dan Kabupaten Sigi. Sebab, pada bencana yang terjadi 28 September 2018 lalu, kedua wilayah ini terdampak parah gempa bumi disusul likuefaksi.

Data BPBD, daerah kerusakan terparah di Kota Palu yakni Kelurahan Balaroa dan Petobo sedangkan di Kabupaten Sigi terjadi di Desa Jono Oge dan Sibalaya Selatan.

“Atas dasar inilah kami berencana memasang alat likuefaksi nantinya didua daerah ini. Titik penempatan alat akan berkoordinasi dengan pihak Geospasial dari Badan Geologi," kata Ashrafudin.

Asharafudin menambahkan, alat pendeteksi akan dibuat sebanyak delapan unit dan proses pembuatannya melibatkan dosen Untad dan mahasiswa Fakultas Teknik.

"Sekarang dalam proses pembuatan," sebut Ashrafudin.

Baca Juga: Ratusan Penyintas Likuefaksi Petobo Palu Unjuk Rasa di DPRD Sulteng

3. Anggaran pembuatan alat pendeteksi likuefaksi

Alat Pendeteksi Likuefaksi akan Dipasang di Palu dan Sigi Sulteng IDN Times/Istimewa

Tahap awal pemasangan alat pendeteksi likuefaksi di Sulteng, rencananya akan dilakukan pada Oktober 2021 mendatang.

Harga satu unit alat pendeteksi likuefaksi ditaksir mencapai Rp7 juta rupiah mengingat komponen alat pendeteksi pihak Untad masih akan memesan sensor dari China.

“Panelnya sudah ada di Indonesia, sensor saja kami pesar dari China,” tutur Rizana.

Baca Juga: Lika-liku Pencairan Dana Stimulan bagi Korban Gempa-Likuefaksi di Palu

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya