Viral Aksi Heroik Bidan di Sulsel Terjang Ombak dan Badai Antar Pasien

Pasien yang dibawa adalah seorang ibu yang hendak melahirkan

Intinya Sih...

  • Seorang bidan bernama Dewi Yanti dari Pulau Balang Lompo menghadapi cuaca buruk dan ombak tinggi saat mengantar pasien melahirkan ke rumah sakit menggunakan perahu cepat.
  • Dewi bertugas sebagai honorer tenaga kesehatan di Puskesmas Tupabbiring sejak 2011 dan belum terangkat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) setelah 13 tahun mengabdi.
  • Tenaga kesehatan di Pulau Balang Lompo bertanggung jawab mendampingi pasien yang perlu dirujuk ke rumah sakit di Kota Makassar dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 30 menit menggunakan perahu kayu cepat.

Makassar, IDN Times - Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan perjuangan seorang bidan mengantar pasien dari sebuah pulau dengan menumpangi perahu cepat menuju rumah sakit. Dalam video itu tampak perahu menerjang ombak di tengah cuaca buruk karena badai.

Dari penelusuran IDN Times diketahui, perempuan yang membagikan video itu bernama Dewi Yanti. Dia merupakan bidan di Puskesmas Tupabbiring di Pulau Balang Lompo, Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Dewi Yanti bertugas sebagai honorer tenaga kesehatan di Puskesmas Liukang Tubbaring sejak 2011. Selama 13 tahun mengabdi, Dewi mengaku belum diberi kesempatan terangkat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Selesai kuliah langsung masuk honor di kampung sendiri," kata Dewi saat berbincang dengan IDN Times, Rabu (8/5/2024).

1. Mengantar pasien yang hendak melahirkan

Viral Aksi Heroik Bidan di Sulsel Terjang Ombak dan Badai Antar PasienDewi Yanti saat melayani warga Pulau Balang Lompo/Istimewa

Dewi menerangkan, video viral tersebut direkammnya pada 16 April 2024. Saat itu, seorang ibu warga Pulau Balang Lompo hendak melahirkan namun tidak memungkinkan untuk menjalani persalinan di Puskesmas.

"Pasiennya HB (hemoglobin) rendah dan panggul sempit. Terlalu berisiko kalau harus melahirkan di puskesmas," kata Dewi.

Saat mengantar ibu itu, Dewi bersama satu orang bidan lainnya serta 3 orang keluarga pasien serta pengemudi kapal. 

"Awal berangkat memang cuaca sudah mulai mendung, jadi keluarga pasien minta untuk menggunakan kendaraan (perahu) pribadinya untuk ke Makassar," Dewi menambahkan.

2. Menerjang ombak tengah malam demi mengantar pasien

Viral Aksi Heroik Bidan di Sulsel Terjang Ombak dan Badai Antar PasienDewi Yanti saat melayani warga Pulau Balang Lompo/Istimewa

Dewi menceritakan, tenaga kesehatan di Pulau Balang Lompo bertanggung jawab mendampingi pasien-pasien yang perlu dirujuk ke rumah sakit di kota yang memiliki fasilitas lebih lengkap. Waktu tempuh dari pulau itu ke Kota Makassar, kata Dewi, sekitar 1 jam 30 menit dengan menggunakan perahu kayu cepat.

Meski Pulau Balang Lompo secara administratif berada di Kabupaten Pangkep, namun jarak ke Kota Makassar lebih dekat. Karena itu, Dewi menjelaskan, petugas kesehatan lebih memilih merujuk pasien ke rumah sakit di Makassar agar pasien cepat ditangani.

Sebagai tenaga kesehatan, Dewi mengaku harus selalu siap menangani pasien, termasuk mengantar pasien ke rumah sakit tanpa mengenal waktu. Kekhawatiran kerap muncul dalam hatinya, apalagi jika cuaca sedang tidak mendukung.

Pemerintah, kata Dewi, memang telah menyediakan perahu cepat khusus untuk pelayanan kesehatan, namun ketika ombak sedang tinggi, perahu itu tidak aman untuk digunakan.

"Sering sekali mendampingi pasien, bahkan pernah tengah malam. Sisa pasrah kalau sudah tengah perjalanan tiba-tiba angin kencang," ungkap Dewi.

Baca Juga: Kapal Tenggelam di Perairan Pangkep: Dua Orang Meninggal, Tiga Hilang

3. Tenaga kesehatan minta perhatian pemerintah

Viral Aksi Heroik Bidan di Sulsel Terjang Ombak dan Badai Antar PasienDewi Yanti saat melayani warga Pulau Balang Lompo/Istimewa

Dewi berharap, pemerintah dapat memberi perhatian atas pengabdian dirinya bersama tenaga kesehatan lain di wilayah-wilayah yang rentan. Apalagi, tidak banyak tenaga kesehatan yang bersedia menjalani pelayanan kesehatan dengan tantangan yang sedemikan besarnya. Ditambah, Dewi dan rekan-rekannya harus melayani sekitar 2 ribu keluarga di Pulau Balang Lompo.

"Untuk kami yang honorer 13 tahun sudah mengabdi ini bisa diperhatikan sama pemerintah," harap Dewi.

Baca Juga: Bahtiar Sampaikan Duka Cita untuk Korban Kapal Tenggelam di Pangkep

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya