Populasi Anoa di Sultra Berkurang Drastis, Terancam Aktivitas Tambang

Pada 2010 ada sekitar 200 ekor anoa, kini tak sampai 30

Makassar, IDN Times - Habitat asli anoa, satwa endemik Pulau Sulawesi, di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) terancam oleh aktivitas tambang dan pemanfaatan lain kawasan hutan. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sultra, Sakrianto Djawie, mengatakan ancaman kepunahan anoa bukan tidak mungkin.

"Peluang kepunahan tidak juga, tapi habitatnya jadi terganggu karena ada aktivitas lain di habitatnya, kita takut habitatnya rusak, dan terdesak keluar," kata Sakrianto kepada IDN Times melalui sambungan telepon, Rabu (9/11/2022).

1. Berkurangnya populasi anoa di Sulawesi

Populasi Anoa di Sultra Berkurang Drastis, Terancam Aktivitas TambangAnoa dataran tinggi atau dengan nama latinnya Bubalus quarlesi telah berhasil dievakuasi oleh Tim Balai KSDA dan Seksi II Balai KSDA Sultra/BKSDA Sultra

Menurut Sakrianto, sebaran anoa saat ini memang terbanyak di Sultra. Namun, di wilayah lain seperti Sulawesi Utara (Sulut) sudah sangat berkurang. Bahkan di salah satu kawasan suaka margasatwa Sulut sudah tidak lagi ditemukan anoa.

"Sultra dan Sulteng masih banyak persebaran habitatnya," kata Sakrianto.

Sultra sendiri memiliki 12 kawasan hutan konservasi yang dikelola BKSDA setempat. Lima di antaranya merupakan kawasan perlindungan suaka margasatwa, antara lain di Konawe Selatan, Buton, dan Buton Utara.

"Itu semua kawasan perlindungan satwa anoa," ucap Sakrianto.

2. Pengamatan populasi anoa

Populasi Anoa di Sultra Berkurang Drastis, Terancam Aktivitas TambangAnoa dataran tinggi atau dengan nama latinnya Bubalus quarlesi telah berhasil dievakuasi oleh Tim Balai KSDA dan Seksi II Balai KSDA Sultra/BKSDA Sultra

BKSDA Sultra, kata Sakrianto, rutin memantau populasi anoa di kawasan suaka margasatwa. Di Buton Utara, BKSDA melakukan pengamatan pada sekitar 501 hektare dari total luasan hutan.

"Kita mengamati populasi anoa, satu site itu kita temukan sekitar 11 ekor. Kita menemukan jejaknya, kotorannya, kita dibantu dengan camera trap," ujarnya.

Dengan begitu, tambah dia, BKSDA memprediksi pada luasan sekitar 91 ribu hektar di kawasan tersebut, masih bisa ditemukan populasi anoa.

3. Populasi anoa berkurang drastis dalam 11 tahun terakhir

Populasi anoa di Sultra menurun drastis dalam sepuluh tahun terakhir. Pada 2010, BKSDA mencatat jumlah satwa endemik Sulawesi itu masih berkisar 200 ekor. Sementara pada 2021, pada pengamatan di empat lokasi, jumlahnya tidak mencapai 50 ekor anoa.

"Data terakhir tahun 2021 kita ada empat site pengamatan, yaitu di suaka margasatwa Buton Utara dengan jumlah terakhir populasi sekitar 11 ekor. Kemudian di Lambusango pada tahun 2021 sekitar 6 ekor kita temukan, Tanjung Peropa ada 7 ekor, di Amolengo luasan sekitar 600 hektar, pendugaan sekitar 6 ekor," urainya.

Selain itu, BKSDA Sultra memprediksi masih terdapat populasi anoa di luar kawasan konservasi atau suaka margasatwa. Namun, jumlah dan kondisinya tidak diketahui pasti, apalagi habitat asli anoa semakin terancam oleh ekspansi tambang dan kegiatan produksi kehutanan.

"Kemudian ada juga perjumpaan langsung (dengan anoa) di area pertambangan, ini yang sempat viral kemarin," tambahnya.

Baca Juga: 6 Benteng di Sulawesi Tenggara yang Sarat Nilai Sejarah

4. Tidak mudah menjumpai anoa di habitat aslinya

Populasi Anoa di Sultra Berkurang Drastis, Terancam Aktivitas TambangAnoa pegunungan adalah spesies kerbau terkecil di dunia (earth.com)

Ada dua jenis anoa di Sulawesi yaitu anoa pegunungan (bubalus quarlesi) dan anoa dataran rendah (bubalus depressicomis). Karakteristik anoa, menurut Sakrianto, antara lain memiliki indra penciuman yang sangat tajam. "Dia itu kalau mencium bau manusia langsung menghindar, kecuali dalam keadaan baru beranak, terluka, mereka biasanya tidak menghindar."

Kemampuan anoa mendeteksi kehadiran manusia memang mengagumkan. "Biasanya jika mencium bau manusia sejak jarak 2 kilometer, anoa langsung menghindar," tambah Sakrianto.

Selain itu, anoa disebut hidup secara soliter atau menyendiri, tidak suka berkelompok. Di mana anoa jantan akan memisahkan diri dari kelompoknya sebelum musim kawin tiba.

Ke depan, BKSDA Sultra merencanakan pendataan, pengawasan dan evaluasi program konservasi anoa. Habitat asli anoa diupayakan untuk tetap terjaga agar pakan satwa tersebut tetap tersedia. "Kecuali hutan kawasan produksi."

"Kita ingin melalukan pendataan jumlah anoa di kawasan hutan produksi," sambung Sakrianto. Sehingga pihaknya bisa mengetahui juga potensi ancaman anoa di dalam hutan produksi agar bisa dicegah.

Baca Juga: Warga Kendari Diimbau Tidak Bangun Rumah di Kawasan Rawan Longsor

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya