Panic Buying, Penyebab Harga BBM Eceran Meroket di Puncak Jaya

Stok BBM solar dan pertalite masih tersedia

Puncak Jaya, IDN Times – Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, memberikan penjelasan terkait persoalan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) sepihak. Kondisi itu terjadi di Puncak Jaya beberapa hari belakangan.

Melalui siaran pers yang diterima IDN Times pada Jumat (12/1/2024), diungkapkan terjadi panic buying di antara para pengecer. Itu terjadi pasca peristiwa penembakan di Distrik Ilu beberapa waktu lalu. Peristiwa tersebut dikatakan telah menimbulkan kekhawatiran dari sejumlah pedagang yang berspekulasi bahwa kendaraan lajuran pengangkut logistik tidak akan masuk ke Puncak Jaya dari Wamena.

Alhasil panic buying pun terjadi. Bahkan ada pedagang nakal yang terindikasi memanfaatkan itu dengan melakukan penimbunan dan menaikan harga secara sepihak yang mana kemudian dikeluhkan oleh masyarakat.

Penjabat (Pj) Bupati Puncak Jaya, Tumiran, sangat menyayangkan aksi penimbunan BBM dan menaikan harga sepihak yang dilakukan oleh para pedagang nakal. Tumiran berkomitmen bakal melakukan tindakan tegas lewat operasi pasar yang akan dilaksanakan segera oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

"Pedagang yang nakal akan kami tidak tegas dan akan dilakukan operasi pasar oleh Satpol PP. Stok BBM di Puncak Jaya masih terkendali. Hal ini karena kepanikan di pedagang yang menimbun BBM secara sembunyi-sembunyi," ujar Tumiran.

Sementara Direktur APMS PT Alda Papua Sejahtera (APS), Delviono Thenu, dalam rilis tersebut menjelaskan bahwa pihaknya selaku penyalur pun mengakui telah terjadi kepanikan di antara para pengecer.

"Memang diakui bahwa pasca kejadian (gangguan kamtibmas) akhir ini, terjadi kepanikan di tengah pengecer spekulan yang terindikasi menimbun BBM dengan diam-diam. Tapi kalau harga sampai Rp75 Ribu bahkan Rp100 Ribu di lapangan itu di luar kewenangan kami," jelasnya.

Pihaknya juga memastikan bahwa stok BBM baik Pertalite maupun Solar di Mulia, Puncak Jaya, Papua Tengah, masih aman dan tersedia. "Jadi, tidak benar kalau BBM di Mulia langka. Buktinya setiap awal pekan kami rutin distribusikan BBM baik Pertalite maupun solar sesuai dengan ketentuan satu harga di masyarakat. Pertalite Rp10 ribu per liter dan Solar di Rp6.800 per liter," jelas Delviono.

Menurutnya, persoalan yang terjadi saat ini dipicu oleh kepanikan pasar yang sengaja menimbun stok BBM sehingga mengakibatkan kelangkaan. Di samping itu, sejumlah pedagang juga mengakui bahwa memang ada pedagang nakal yang menaikkan harga BBM secara sepihak di luar keputusan pemerintah. Mereka juga membantah spekulasi terkait kendaraan lajuran yang tidak bisa masuk ke Mulia.

"Lajuran masuk kendati ada pengawalan dari aparat keamanan. Per hari ini (11/1/2024) ada kendaraan lajuran yang sudah masuk ke Mulia dari wamena membawa stok barang maupun BBM. Memang juga ada yang mendatangkan BBM via udara seperti dari Timika" jelas Wanto, salah seorang pedagang.

Dandim 1714/PJ Letkol Inf. Irawan Setya Kusuma, pun mengungkapkan bahwa jajarannya telah berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan pihak terkait. Mereka berupaya menjaga keamanan transportasi lajuran khususnya di Pos-pos TNI sepanjang ruas jalan utama dari Nume sampai ke Mulia.

"Kami telah melakukan pengamanan di pos penjagaan sepanjang ruas jalan dari Nume-Mulia, dan saat ini kondisi keamanan di Distrik Ilu pasca kejadian masih ditangani jajarannya," ujar Dandim dalam rilis tersebut.

Di sisi lain, dia juga mengungkapkan bahwa telah terjadi bencana longsor di ruas jalan Nume yang menghambat transportasi kendaraan untuk melintas serta insiden tergulingnya satu unit truk. Hal ini juga menjadi penyebab pasokan logistik ikut terhambat.

Kapolres Puncak Jaya, AKBP Kuswara, menambahkan bahwa situasi Kamtibmas di Puncak Jaya masih tergolong rawan. Walaupun demikian, jajaran Polres Puncak Jaya juga tengah melakukan langkah-langkah di antaranya melaksanakan giat patroli guna meningkatkan kesiapsiagaan serta terus mengimbau masyarakat terutama supir lajuran dan pengendara ojek untuk lebih waspada sesuai surat edaran yang berlaku.

"Diharapkan agar seluruh masyarakat untuk pengendara ojek dan Supir lajuran tetap waspada. Kemudian dapat memberikan informasi dan berkoordinasi terkait dgn situasi di kampung-kampung yg tdk terjangkau dgn aparat" Ujarnya.

Di akhir siaran pers tersebut, Pj Bupati Tumiran menambahkan bahwa jajarannya saat ini sedang menyiapkan SPBU Pertamina satu harga di Distrik Mulia yang akan diinspeksi langsung oleh PT Pertamina. Hal itu diupayakan agar kebutuhan BBM di Puncak Jaya tetap terlayani dengan baik dan sama dengan harga di kota lainnya.

"Saya mengimbau agar para pedagang khususnya pengecer agar tidak menaikkan harga BBM sepihak apalagi menimbun. Jangan terpengaruh dengan isu miring apalagi hoaks yang membuat masyarakat panik. Akhirnya yang dirugikan adalah masyarakat. Jika ketahuan, akan kami tindak tegas," pungkasnya.

Baca Juga: BBM Subsidi Langka, Pertalite di Puncak Jaya Rp100 Ribu per Liter

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya