Unjuk Rasa Mahasiswa UNM, Sebut Komersialisasi Kampus Menyiksa

Kisruh almamater hingga tak transparannya peninjauan UKT

Intinya Sih...

  • Mahasiswa UNM menolak komersialisasi pendidikan, demo di depan gedung kampus.
  • Koordinator aksi menyebut harga almamater tak transparan, serta adanya tindakan represif dari oknum dosen.
  • Mahasiswa menuding kampus menggeser tujuan pendidikan dan menuntut peninjauan UKT yang tidak transparan.

Makassar, IDN Times - Ratusan mahasiswa yang berasal dari sejumlah Lembaga Kemahasiswaan (LK) Universitas Negeri Makassar (UNM) menyoroti beberapa kebijakan kampus yang dinilai terlalu komersil.

Unjuk rasa tersebut berlangsung di depan Gedung Phinisi UNM, Kamis (11/7/2024) siang. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan “Tolak Segala Bentuk Komersialisasi Pendidikan”. Demonstran itu juga membakar ban.

Koordinator aksi, Ahmad Mulyadi menyatakan, salah satu isu yang menjadi sorotan pihaknya adalah kebijakan rektor untuk mewajibkan mahasiswa baru membeli almamater dengan harga Rp250 ribu. Harga ini sudah termasuk dasi.

“Tetapi setelah dikritik. Surat edaran rektor keluar bahwa harga almamater menjadi Rp175 ribu. Tetapi tidak include dengan dasi. Dasi sendiri dijual terpisah seharga Rp75 ribu. Jadi tidak ada bedanya surat edaran pertama dan surat edaran kedua,” jelasnya di sela-sela aksi.

1. Direpresi pihak kampus

Unjuk Rasa Mahasiswa UNM, Sebut Komersialisasi Kampus MenyiksaDosen dorong mahasiswa di kampus UNM gara-gara kritik soal kebijakan kampus. (Tangkapan layar video)

Ahmad yang juga menteri Sosial Politik Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi UNM ini menyebutkan, beberapa waktu lalu pihaknya sempat menghadiri dialog dengan pihak rektorat. Bahkan, upaya untuk meminta kejelasan itu mendapat tindakan represif dari oknum dosen.

Ahmad bilang, upaya represif direkam oleh rekannya dan menjadi viral di sosial media. “Kemarin itu awalnya dialog terbuka. Tapi tidak ada tindak lanjut dari pihak rektorat. Makanya teman-teman melanjutkan aksi demonstrasi di jalan sebagai upaya bentuk perlawanan lebih lanjut,” jelasnya.

2. Mahasiswa menuding kampus cari untung

Unjuk Rasa Mahasiswa UNM, Sebut Komersialisasi Kampus MenyiksaSuasana aksi unjuk rasa UNM (IDN Times/ Faisal Mustafa)

Dalam selebaran tuntutan, mahasiswa tersebut menuding pihak kampus sudah menggeser tujuan pendidikan yaitu mendidik dan membebaskan manusia menjadi semata-mata mengejar keuntungan finansial.

Ahmad menyatakan, selain kebijakan kewajiban almamater. Pihak kampus juga masih ogah-ogahan merespon tuntutan mahasiswa terkait peninjauan Uang Kuliah Tunggal (UKT). “Mekanisme peninjauan ini yang tidak transparan karena minimnya keterlibatan mahasiswa,” ungkapnya.

Baca Juga: Viral Dosen UNM Dorong Mahasiswa Kritik soal Kebijakan Kampus

3. Rektorat aksi represif hanya salah paham

Unjuk Rasa Mahasiswa UNM, Sebut Komersialisasi Kampus MenyiksaWakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNM, Prof Andi Muhammad Idkhan. (IDN Times/ Faisal Mustafa)

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNM, Prof Andi Muhammad Idkhan mengaku, persoalan tindakan represif telah diselesaikan secara kekeluargaan. “Itu mungkin cuman kesalahpahaman,” jelasnya ditemui di lokasi.

Meski begitu, Idkhan meminta maaf atas video tersebut. Dia bilang, akan mengonfrontasi ulang pihak-pihak yang ada dalam video. “Dan saya mohon maaf karena pada saat itu saya tidak berada dilokasi jadi mungkin saya akan panggil dosennya dan mahasiswany yang merasa teraniaya,” ucapnya.

Ihwal biaya almamater, kata Idkhan sudah menjadi kebijakan utuh dari Rektor Prof Karta Jayadi. “Mudah-mudahan adik-adik mahasiswa bisa mengerti atas keputusan itu,” tutupnya.

Baca Juga: Viral Dosen UNM Dorong Mahasiswa: Hanya Dorongan Biasa

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya