Ummul Mukminin, Pesantren Modern di Makassar yang Melek Teknologi

Masih mempertahankan pakem lama

Makassar, IDN Times - Pada prinsipnya, pondok pesantren harus mengikuti perkembangan teknologi secara terbuka. Tetapi di sisi lain, penggunaannya dibatasi seperti telepon seluler yang bebas dipakai di luar pondok tapi tidak boleh digunakan di dalam. 

Begitulah yang diungkapkan oleh Abdul Aziz Ilyas, Kepala SMA Ummul Mukminin. Ummul Mukminin merupakan pondok pesantren khusus putri yang berada di Kota Makassar.

"Ada waktu-waktu tertentu karena kebutuhan maka santri diberi akses yang seperti warnet di dalam kampus. Kemudian, bisa dipinjamkan laptop dalam kondisi ujian, lomba atau kegiatan ekstrakurikuler," kata Abdul Aziz kepada IDN Times, Sabtu (21/10/2023).

1. Menyediakan smart tv di dalam kelas

Ummul Mukminin, Pesantren Modern di Makassar yang Melek Teknologiilustrasi smart TV (unsplash.com/Nicholas J Leclercq)

Pesantren yang dibuka sejak tahun 1987 itu bahkan telah menerapkan menyediakan berbagai fasilitas teknologi informasi sebagai media untuk belajar. Setiap kelas untuk tingkat SMA, telah disediakan smart tv lengkap dengan akses internet. 

"Di dalam tv smart itu sudah ada pembelajaran yang diinginkan oleh satuan pendidikan berdasarkan mata pelajaran. Misalnya matematika tidak ada gurunya, tapi santri sudah bisa mengakses mata pelajaran dengan cepat. Jadi, ada inisiatif untuk belajar sendiri," kata Abdul Aziz.

Selain itu, perkembangan teknologi dan informasi juga sangat bermanfaat untuk pelajaran agama. Menurut Aziz, pemanfaatan teknologi sangat membantu termasuk dalam hal program penghafalan Alquran. 

"Misalnya murotal kalau mau mendengar bacaan yang benar. Itu kan dimainkan mur9tal di asramanya atau di masjid. Bahkan misalnya ekstrakulikuler mau tampil sebagai pembicara menggunakan teknologi seperti speaker bluetooth dan lainnya yang menjadi penunjang santri," katanya.

2. Tidak boleh bawa handphone

Ummul Mukminin, Pesantren Modern di Makassar yang Melek TeknologiIlustrasi handphone (IDN Times/Mela Hapsari)

Meskipun menyediakan fasilitas teknologi, namun pesantren ini masih menerapkan pakem lama. Santri tidak diperbolehkan membawa telepon seluler ke dalam lingkungan pondok.

Aziz menjelaskan aturan ini diberlakukan supaya santri bisa fokus belajar. Penggunaan handphone yang berlebih dikhawatirkan mengganggu konsentrasi santri dalam belajar terlebih dalam program hafalan Alquran.

"Jangan sampai fokus di hp sementara pelajarannya ditinggal. Jadi memang dalam kondisi tertentu selama dia dalam fokus untuk pembelajaran kepesantrenan, maka dia harus meninggalkan hp," kata Aziz.

Dalam menerapkan aturan ini, pihak pesantren sangat tegas. Jika kedapatan, maka hp santri tersebut akan disita. 

"Masih dilarang bawa hp. Sanksinya berat. Kalau hp tidak bisa disita oleh pondok maka santri harus rela untuk meninggalkan pondok. Karena kalau tidak tegas maka orang nanti sewenang-wenang bisa melanggar," katanya.

Meski begitu, bukan berarti santri benar-benar tidak boleh menggunakan ponsel. Santri bisa menggunakan ponsel selama memang dalam kondisi tertentu dan terdesak. Itu pun bukan hp milik santri melainkan bisa dipinjamkan oleh oleh guru, pembina maupun wali asrama.

"Tapi hanya untuk kondisi tertentu. Misalnya ada informasi kepada orang tua, sakit atau ada hal yang diminta supaya dibawakan ke pondok. Itu sah-sah saja," kata Aziz.

3. Membina santri menjadi muslimah yang berpengetahuan

Ummul Mukminin, Pesantren Modern di Makassar yang Melek TeknologiMuhadarah Akbarm salah satu kegiatan Pondok Pesantren Putri Ummul Mukminin. Instagram/ummulmukminin_official

Sebagaimana pondok pesantren pada umumnya, Ummul Mukminin, tentu menerapkan pembelajaran agama Islam yang lebih banyak dibandingkan sekolah-sekolah umum. Kemudian, ada juga program hafalan Alquran atau program tahfiz dan kitab kuning. 

Meski begitu, pelajaran umum seperti Matematika, Biologi, Fisika dan sebagainya juga tetap diajarkan. Pasalnya, hal ini diyakini tetap penting untuk keberlangsungan pengetahuan di dunia. Karena itu, tidak sedikit lulusan Ummul Mukminin yang melanjutkan jenjang pendidikan di berbagai universitas favorit di Indonesia.

Kemudian, Ummul Mukminin adalah pesantren khusus putri. Maka pola pendidikan dan pembinaannya pun tentu berbeda. Di Ummul Mukminin, santri dibina supaya menjadi muslimah yang tampil elegan, berakhlak, bermoral, dan memiliki pengetahuan agama yang mumpuni.

Dalam kehidupan sehari-hari, santri wajib menggunakan bahasa Arab dan Inggris untuk berkomunikasi. Tidak ketinggalan pula, mereka selalu memiliki kreativitas seperti pembuatan majalah dinding atau mading untuk menyebarkan informasi.

"Mereka berlomba-lomba untuk masuk ke fakultas-fakultas unggulan baik perguruan tinggi negeri atau swasta. Tidak ketinggalan pengetahuannya tapi ciri khasnya sebagai muslimah juga tidak tertinggal," kata Aziz.

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya