Teknologi AI OsteoCloud Mampu Deteksi Dini Gejala Osteoporosis

Hanya butuh waktu 6 detik untuk deteksi gejala osteoporosis

Intinya Sih...

  • OsteoCloud dari Biomedica dapat mendeteksi dini osteoporosis dengan cepat dan relatif murah
  • Hanya butuh waktu 6 detik untuk hasil pengukuran dengan tingkat akurasi 96% terhadap DEXA sebagai golden standard pemeriksaan BMD
  • OsteoCloud mampu digunakan untuk melayani 160 pasien setiap hari, fokus pengukuran di area pinggul (Hip Area)

Makassar, IDN Times - Biomedica memperkenalkan OsteoCloud yang diyakini dapat mendeteksi dini osteoporosis, penyakit yang sering disebut sebagai Si Pembunuh Senyap, karena sering tidak disadari sampai kondisinya parah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan Osteoporosis sebagai salah satu dari 10 Penyakit Degeneratif Utama di dunia. Terdapat sekitar 200 Juta orang di dunia menderita Osteoporosis dan diprediksi akan terus meningkat seiring penuaan populasi dan faktor risiko yang kian masif, seperti kekurangan vitamin D dan kurangnya aktivitas fisik.

Dari berbagai fakta tersebut, Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), pada 30-31 Agustus 2024 lalu, melaksanakan Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional (PITNAS) 2024 yang salah satu tujuannya adalah memperkenalkan pendekatan-pendekatan baru yang telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan Profesional Kesehatan dalam tatalaksana pemeriksaan Osteoporosis.

Baca Juga: Osteoporosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

1. Osteoporosis tidak memiliki gejala yang jelas

Teknologi AI OsteoCloud Mampu Deteksi Dini Gejala OsteoporosisIlustrasi osteoporosis. Pixabay/TungArt

Salah satu sesi yang menarik adalah The Role of Artificial Intelligence in Future Diagnostic for Osteoporosis yang dibawakan oleh dr. Paulus Rahardjo, Sp.Rad(K), CCD. Konsultan Radiologi Muskuloskeletal Indonesia tersebut, dalam presentasinya, memperkenalkan tentang OsteoCloud dari Biomedica–satu inovasi yang dapat menjadi solusi bagi penanganan Osteoporosis di Indonesia, khususnya dalam tiga hal: Diagnosis yang cepat, Deteksi dini, dan Screening Osteoporosis secara masif.

"Osteoporosis tidak memiliki gejala yang jelas sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka menderita osteoporosis sampai mereka mengalami patah tulang. Patah tulang bisa sangat mengubah hidup, menyebabkan rasa sakit, cacat, dan kehilangan kemandirian," kata dr. Paulus Rahardjo, Sp.Rad(K), CCD, dalam siaran persnya, Minggu (8/9/2024).

Karena itulah, kata Paulus, mengapa penting untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum menyebabkan patah tulang. Kemajuan teknologi telah melahirkan algoritma Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence, yang mampu mendeteksi osteoporosis melalui foto sinar-x biasa dari bagian tulang panggul.

"Teknologi ini memungkinkan diagnosis osteoporosis dengan cepat dan relatif murah dibandingkan teknologi sebelumnya,” tambahnya.

2. OsteoCloud sebagai solusi inovatif diagnosis osteoporosis

Teknologi AI OsteoCloud Mampu Deteksi Dini Gejala OsteoporosisHead of Business Development PT. Medika Integrasi Teknologi sekaligus perwakilan Biomedica, Raymond Murtihardjana (ketiga dari kanan), berfoto dengan jajaran pengurus PEROSI/Istimewa

Perkembangan pesat teknologi Kecerdasan Buatan/Artificial Intelligence (AI) dan integrasinya ke dalam dunia kedokteran, menciptakan transformasi dalam metode perawatan. Tidak terkecuali dalam deteksi dini (screening) Osteoporosis.

OsteoCloud dari Biomedica adalah salah satu pioneer penggunaan teknologi AI tersebut dalam melakukan deteksi dini Osteoporosis. Beberapa manfaat dari penggunaan OsteoCloud sebagai perangkat diagnosis Osteoporosis di Fasilitas Kesehatan, antara lain; biaya yang jauh lebih murah dibanding DEXA BMD, memastikan aksesibilitas yang lebih baik, penyelenggara pelayanan kesehatan, seperti Klinik Ortopedi, hanya butuh perangkat digital X-ray (bahkan yang sudah ada sebelumnya) untuk dapat menggunakan OsteoCloud.

Kemudian, hanya membutuhkan waktu 6 detik untuk mendapatkan hasil pengukuran dengan tingkat akurasi 96% terhadap DEXA sebagai golden standard pemeriksaan BMD, mampu digunakan untuk melayani 160 pasien setiap hari, fokus pengukuran di area pinggul (Hip Area), sesuai dengan rekomendasi WHO, dan OsteoCloud mampu mengukur T-score dan Z-score, sehingga dapat mendeteksi osteoporosis pada individu berisiko di tingkat usia yang beragam.

3. Cara kerja OsteoCloud mendeteksi osteoporosis dengan cepat

Teknologi AI OsteoCloud Mampu Deteksi Dini Gejala OsteoporosisSkema kerja OsteoCloud mendeteksi osteoporosis/Istimewa

OsteoCloud dirancang untuk menyederhanakan proses deteksi dan diagnosis osteoporosis. Mula-mula, OsteoCloud akan melakukan penilaian terhadap hasil pencitraan X-ray yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian melanjutkan analisis dan mengidentifikasi indikator utama kepadatan tulang dan perubahan struktural yang terkait dengan osteoporosis. Setelah itu, OsteoCloud secara otomatis akan membuat laporan komprehensif yang merinci status kepadatan tulang pasien. Laporan yang dihasilkan kemudian diberikan kepada dokter untuk ditinjau dan menetapkan diagnosis. Semua proses tersebut dilakukan hanya dalam waktu 6 detik.

Dengan mekanisme yang sederhana tersebut, para staf atau petugas pelayanan kesehatan tidak memerlukan pelatihan khusus dalam pengoperasiannya, serta Fasilitas Kesehatan yang akan memanfaatkan OsteoCloud, tidak perlu menambah modalitas tambahan atau dengan kata lain hanya menggunakan fasilitas Digital X-Ray yang sudah ada, sehingga sangat memudahkan untuk diadopsi di berbagai jenis Fasilitas Kesehatan.

Baca Juga: Dirut RS Wahidin: Intensive Care Bisa Cegah Kematian Ibu dan Anak

4. OsteoCloud dinilai sesuai untuk penanganan osteoporosis di Indonesia

Teknologi AI OsteoCloud Mampu Deteksi Dini Gejala OsteoporosisPerhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), pada 30-31 Agustus 2024 lalu, melaksanakan Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional (PITNAS) 2024/Istimewa

Prevalensi Osteoporosis di Indonesia adalah 19,7% yang berarti 2 dari 5 orang Indonesia berisiko Osteoporosis. Jumlah yang sudah tergolong harus diwaspadai tersebut mendesak hadirnya program penanganan yang lebih luas, salah satu yang utama, tentu saja, adalah screening yang mampu mencakup sebagian besar populasi.

Desakan tersebut, semakin membuat kehadiran OsteoCloud di berbagai pelayanan kesehatan penting untuk segera diwujudkan. Sebagai metode sekaligus alat deteksi dini, Osteocloud dengan kemampuan melayani 160 pasien per hari dan dengan biaya yang lebih terjangkau, bukan hanya menjamin tingkat akses yang lebih luas, namun juga memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai fasilitas dalam screening Osteoporosis berskala nasional (National Mass Screening) di Indonesia.

“Seperti yang telah kami lakukan di Taiwan, kami meningkatkan capaian screening Osteoporosis secara masif di sana, khususnya wilayah-wilayah pedesaan, dan jika melihat tantangan yang ada di Indonesia, baik dari jumlah populasi, maupun hambatan geografis, OsteoCloud akan sangat membantu dalam memacu tingkat Screening Osteoporosis, baik dalam bentuk program skala nasional, maupun sebagai layanan permanen di Fasilitas Kesehatan di Seluruh Indonesia,” kata Dr. Zhang, Han-Wei (Founder & CEO Biomedica)

Baca Juga: Sejawat Indonesia Bakal Mudahkan Dokter Mengenyam Pendidikan Lanjutan

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya