Rakerda Bangga Kencana BKKBN Sulsel: Stunting Harus Turun Signifikan

BKKBN Sulsel ingatkan daerah kerja keras turunkan stunting

Intinya Sih...

  • BKKBN Sulsel mempercepat penurunan stunting melalui Rakerda Program Bangga Kencana.
  • Prevalensi stunting di Sulsel menurun dari 30,59% menjadi 27,4%, namun masih di atas rata-rata nasional.
  • Rakerda bertujuan merumuskan strategi pencegahan dan penurunan angka stunting dengan harapan penurunan signifikan pada 2025.

Makassar, IDN Times - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Perwakilan Sulawesi Selatan (Sulsel), menggalakkan percepatan penurunan angka stunting. Melalui Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), BKKBN Sulsel mengangkat tema 'Optimalisasi Bonus Demografi dan Peningkatan SDM Menuju Indonesia Emas 2045'.

Rakerda BKKBN Sulsel yang digelar di Hotel Swiss-Belinn Panakkukang Makassar, Rabu (27/3/2024), dihadiri oleh Kepala Bappeda Kabupaten/Kota se-Sulsel, Kepala OPD Dalduk KB kabupaten/kota, Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota, dan berbagai mitra kerja provinsi.

Menurut Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Shodiqin, prevalensi stunting dari tahun ke tahun cenderung fluktuatif di Indonesia, kemudian meningkat pada periode 2007-2013.

Shodiqin menjelaskan, hasil SSGI angka prevalensi stunting di Indonesia menunjukkan angka 21,6 persen dengan disparitas yang lebar antar provinsi.

“Serta rata-rata penurunan yang relatif lambat menjadi tantangan dalam kerangka perecepatan penurunan stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024,” jelasnya.

1. Penanganan stunting harus paripurna

Rakerda Bangga Kencana BKKBN Sulsel: Stunting Harus Turun SignifikanKepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Shodiqin di Rakerda Bangga Kencana di Swiss-Belinn Panakkukang Makassar, Rabu (27/3/2024). Dok. IDN Times/Istimewa

Shodiqin memaparkan, angka prevalensi stunting di Sulsel berdasarkan hasil SSGBI tahun 2019 sebesar 30.59 persen, dimana terjadi penurunan di 2021 sebesar 3,19 persen menjadi 27,4 persen. Menurutnya, capaian itu masih di atas rata-rata nasional.

Sementara jumlah keluarga berisiko stunting di Sulsel, tambahnya, juga masih cukup tinggi yaitu 316.941 (26.9 persen dari sasaran) dengan daerah paling tinggi yaitu Kabupaten Kepulauan Selayar sementara daera terendah yakni Kabupaten Bone.

Situasi stunting yang ada di Indonesia saat ini termasuk di Sulawesi Selatan, jelas Shodiqin, masih menjadi ancaman serius yang perlu ditangani bersama-sama secara serius.

“Penanganan permasalahan stunting harus dilakukan secara paripurna, komprehensif, terpadu dan bersifat multisektoral dengan mengintensifkan pendampingan terhadap keluarga yang berisiko melahirkan bayi stunting,” paparnya.

Rakerda Program Bangga Kencana ini, kata Sholiqin, diharapkan menjadi momentum, untuk mampu menciptakan sumber daya manusia unggul dan mewujudkan manusia yang berkualitas dan berdaya saing di Sulsel.

2. Target penurunan stunting secara signifikan pada 2025

Rakerda Bangga Kencana BKKBN Sulsel: Stunting Harus Turun SignifikanRakerda Bangga Kencana BKKBN Sulsel di Swiss-Belinn Panakkukang Makassar, Rabu (27/3/2024). Dok. IDN Times/Istimewa

Sementara itu, Penjabat Gubernur Sulsel yang diwakili Staf Ahli Bidang Hukum dan Pemerintahan, Malik Faisal di kegiatan yang sama menambahkan, Rakerda Bangga Kencana BKKBN Sulsel bertujuan merumuskan strategi pencegahan dan penurunan angka stunting.

Menurut Malik, Pemprov Sulsel berharap pada tahun 2025 penurunan angka stunting harus signifikan.

“2025 harus turun drastis, olehnya melalui kesempatan ini kita membangun sinergitas dan evaluasi,” ucap Malik Faisal.

Sebagai informasi, Rakerda BKBBN Sulsel turut diisi dengan berbagai materi, seperti Prioritas Penggunaan Dana Desa dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui Program Bangga Kencana.

Baca Juga: BKKBN Dorong Sulsel Manfaatkan Pendataan untuk Turunkan Stunting

3. Serangkaian materi dialog penanganan stunting

Rakerda Bangga Kencana BKKBN Sulsel: Stunting Harus Turun SignifikanRakerda Bangga Kencana BKKBN Sulsel di Swiss-Belinn Panakkukang Makassar, Rabu (27/3/2024). Dok. IDN Times/Istimewa

Pada Rakerda BKKBN Sulsel ini, juga dipaparkan materi terkait Kebijakan dan Strategi Pelaksanaan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024, dan Akselerasi Percepatan Penurunan Stunting di Sulsel.

Kemudian materi Indikator Strategis Kependudukan di Sulsel, serta Optimaliasi Bonus Demografi dalam mewujudkan Generasi Emas 2045.

Baca Juga: Angka Stunting di Sulsel Masih Tinggi, BKKBN Ingatkan Pola Asuh Anak

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya