Dua Petugas KPPS Pemilu 2024 di Makassar Meninggal Diduga Kelelahan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Dua petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2024 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dilaporkan meninggal dunia, Kamis (15/2/2024). Keduanya diduga meninggal dunia akibat kelelahan saat melaksanakan tugasnya pada Pemilu 2024.
Usia dua anggota KPPS ini masih terbilang muda. Mereka adalah Dalia Salsabila (24), warga Jalan Minasa Upa, Kecamatan Rappocini, serta William Tandi Paelongan (24), warga Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala.
"Yang meninggal dua orang, umur ya masih muda 24 tahun," kata Ketua KPU Makassar, Hambaliie, saat berkunjung ke rumah duka almarhum William, Kamis (15/2/2024) malam.
1. Tak sempat bertugas saat hari H pemungutan suara
Hambaliie menjelaskan kedua almarhum mengalami sakit diduga akibat kelelahan. Kondisinya mereka jatuh sakit sebelum hari pemungutan suara.
Kedua almarhum belum sempat bertugas pada hari pemungutan suara yaitu 14 Februari 2024. Namun mereka diduga kelelahan setelah mengantarkan undangan memilih kepada warga.
"Ini (William) sempat bertugas mendistribusikan undangan. Dalia sama kondisinya sebelum bertugas juga di hari H dia sudah sakit," kata Hambaliie.
2. Ada riwayat penyakit maag
Eka, sepupu almarhum Dalia, juga mengaku syok atas kepergian keluarganya itu. Dalia diketahui baru pertama kali terjun sebagai anggota KPPS.
Dalia yang baru lulus sarjana S1 ini ingin menjajal pengalaman sebagai anggota KPPS sebelum mendaftar kerja. Namun ternyata takdir berkata lain.
"Almarhumah sempat masuk rumah sakit tengah malam kemarin. Dia memang ada riwayat maag. Makanya dia sempat mengundurkan diri jadi tidak bertugas," kata Eka saat ditemui di rumah duka.
3. Mengantarkan undangan memilih saat hujan
Sementara itu, Septandi selaku ayah dari William Tandi Paelongan, mengaku putranya sempat drop usai mengedarkan undangan memilih. Keluarga lalu membawanya ke RS Primaya kemudian dirujuk ke RS Akademis.
Septandi mengatakan putranya itu tak memiliki riwayat penyakit apapun. Hanya saja, William memang sempat mengantarkan undangan dalam kondisi hujan.
"Dokternya bilang sesak napas. Masuk rumah sakit tanggal 14 malam. Tadi meninggal jam 2 siang," kata Septandi.
Dia juga mengaku sempat memberitahukan kepada putranya mengenai risiko anggota KPPS. Karena itu, dia membekalinya dengan vitamin sebagai persiapan.
"Kita mau apa kalau memang sudah ajalnya," kata Septandi.
Baca Juga: Anggota KPPS di Maluku Meninggal, Diduga Kelelahan saat Bertugas