Disdag Sulsel Ungkap Penyebab Harga Cabai di Pasar Tradisional Mahal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Harga sejumlah komoditas kebutuhan pokok masyarakat mengalami kenaikan menjelang Idul Adha. Salah satunya adalah cabai yang mencapai Rp85 ribu per kilogram.
Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan bersama Kantor Wilayah Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Makassar memantau harga komoditas kebutuhan pokok di pasar tradisional. Pantauan dilaksanakan di Pasar Pabaeng-baeng Makassar, Kamis (7/7/2022).
Dalam pantauan ini, Kepala Dinas Perdagangan Sulsel, Ashari F Radjamilo, mengakui adanya kenaikan harga sejumlah komoditas kebutuhan pokok, termasuk cabai. Dia mengatakan bahwa harga cabai mahal karena sebagian hasil produksi cabai dikirim ke luar daerah.
"Tadi kami mengecek, cabai ada kenaikan harga. Kenaikan ini sudah berlangsung sejak semingguan. Itu disebabkan bukan hanya konsumsi cabai, tapi produksi kita tidak hanya suplai di Sulsel saja, tetapi juga provinsi lain. Kita suplai ke Kalimantan, Papua, Maluku, dan lain-lain," ungkap Ashari.
1. Kenaikan harga sering terjadi menjelang hari raya
Selain cabai, Disdag juga menemukan ada kenaikan harga bawang merah yang kini mencapai Rp60.000 per kilogram. Sementara harga daging masih cukup stabil dengan tetap berada di kisaran harga Rp110.000 - Rp120.000 per kilogram.
Ashari mengatakan, kenaikan harga kebutuhan pangan menjelang hari raya keagamaan seperti Idul Fitri, Idul Adha, maupun Natal, memang sering terjadi. Karena itu pihaknya sudah tidak terkejut dengan kondisi tersebut. Yang terpenting adalah tidak terjadi kekosongan stok yang mengakibatkan kebutuhan konsumen tidak terpenuhi.
"Karena persoalan konsumsi kita meningkat. Seandainya tidak ada hari raya, konsumsi biasa. Sekarang ini sentra produksi bawang di Enrekang, Wajo dan lain-lain bagus. Tetapi konsumsi meningkat dan kita juga mensuplai provinsi lainnya," ujar Ashari.
2. Permintaan masyarakat meningkat setiap menjelang hari raya
Di kesempatan yang sama, Kepala Kanwil VI Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Makassar, Hilman Pujana, menilai bahwa gejala kenaikan harus dilihat dari dua sisi yaitu permintaan dan suplai. Dia pun mengamini bahwa permintaan masyarakat memang meningkat setiap menjelang hari raya.
"Kita lihat tadi dan lakukan wawancara juga dengan pembeli ayam untuk persiapan Idul Adha. Untuk daging ayam ada kenaikan harga. Kalau kita melihat masih disebabkan permintaan," kata Hilman.
Baca Juga: Harga Minyak Goreng di Pasar Tradisional Makassar Masih di Atas HET
3. Sulsel menjadi penyuplai bagi daerah lain
Hilman juga menyebut bahwa Sulsel memang rutin menyuplai kebutuhan pangan untuk daerah lain, khususnya wilayah Indonesia timur. Kendati demikian, hal tersebut dianggap tidak menjadi masalah bagi produktivitas.
Menurutnya, justru karena banyaknya hasil produksi maka Sulsel menjadi penyuplai bagi daerah lain. "Karena memang stoknya secara nasional shorted. Karena di daerah-daerah tertentu ada yang gagal panen sehingga yang sentra akan mengisi kekosongan itu. Pasti akan terdampak dari sisi harga," kata Hilman.
Baca Juga: Jelang Ramadan, Harga Gula dan Cabai di Makassar Naik