TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Misteri Kampung Uwentira di Sulteng, Disebut Kerajaan Gaib Terbesar

Jembatan Uwentira dipercaya sebagai pintu ke dunia lain

Pintu gerbang yang dipercaya menjadi pintu pertama memasuki kerajaan jin di Uwentita, Sulawesi Tengah. IDN Times/Kristina Natalia

Palu, IDN Times - Ngata Uwentira yang berarti kota tak kasatmata atau tidak terlihat. Nama ini diambil dari kata Uventira, dalam bahasa Suku Kaili bermakna air berwarna merah. Letak kampung ini berada di pegunungan antara Kota Palu dan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Keberadaan Uwentira mulai dibicarakan sejak zaman penjajahan VOC Belanda. Banyak kepercayaan menyebutkan bahwa Uwentira merupakan Benua Atlantis yang hilang. Selain itu, kampung Uwentira juga dijuluki kerajaan gaib terbesar di Indonesia dengan penguasa raja jin yang membangun istana megah.

Koordinator Komunitas Historia Sulawesi Tengah, Moh Herianto menjelaskan, awalnya Uwentira ditandai dengan adanya sebuah jembatan buatan Belanda yang merupakan bagian dari proyek besar pembuatan jalan di bagian leher Pulau Sulawesi atau yang kini disebut Jalan Trans Sulawesi.

Pengerjaannya diresmikan oleh A.C.D de Graeff selaku Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 19 September 1927. Proyek prestisius itu dikomandoi oleh Jusuf Radja Tiangso.

Sebuah dokumen Onder Afdeeling Paloe menunjukkan gambar jembatan kayu yang berada di Uwentira dikerjakan oleh pekerja Tionghoa pada tahun 1933.

"Bersamaan jembatan tersebut pula, Pemerintah Belanda membuat sebuah pasanggrahan yang disebut dengan Kebun Kopi,” terangnya saat berbincang dengan IDN Times di Palu, Rabu (14/4/2021).

1. Sekelumit cerita tentang asal nama Uwentira

IDN Times/Istimewa

Ada dua pendapat terkait asal penamaan Uwentira. Pendapat pertama, nama Uventira berasal dari dua kata yaitu Uve artinya air dan Ra'a yang artinya darah.

Herianto mengatakan, nama Uwentira dilatarbelakangi oleh peperangan yang terjadi pada zaman lampau. Nama itu juga berkaitan dengan daerah lainnya yang berada di sekitar Uwentira yaitu Karopua. 

“Artinya takluk, salah satu pihak yang bertikai dalam perang itu,” tutur Herianto.

Pendapat kedua, kata Herianto, mengasumsikan bahwa Uwentira adalah penggabungan kata dalam bahasa Suku Kaili. Yaitu Tira Nu Uwe, yang artinya Pelangi. Dulunya daerah tersebut sering terjadi hujan lokal yang menimbulkan pelangi.

"Sebenarnya masih banyak asumsi lain dari orang-orang tua dulu selain dua hal ini," ucapnya.

Baca Juga: Sosok Mistis Perempuan Berbaju Merah di Tanjakan Karamaka Jeneponto

2. Cerita mistis Uwentira, dari warna kuning hingga kepercayaan tua Suku Kaili

Bersamaan pembangunan jembatan Uwentira, Pemerintah Belanda membuat sebuah pasanggrahan yang disebut dengan Kebun Kopi di Jalan Trans Sulawesi. IDN Times/Istimewa

Belakangan, Uwentira sering kali dihubungkan dengan sesuatu yang berbau mistis. Banyak orang meyakini bahwa di tempat itu berdiri kerajaan jin. Kepercayaan itu dikarenakan sering tampak kejadian aneh di sana.

Beberapa orang, jelas Herianto, mengaku pernah memasuki kerajaan gaib tersebut dan menyaksikan langsung aktivitas para jin. Apalagi, tambah Herianto, saat pengerjaan proyek jembatan di wilayah itu, beberapa pekerja meninggal dunia di lokasi proyek.

Lebih jauh dia menjelaskan, Uwentira identik dengan warna kuning. Menurutnya, warna itu lekat dengan Suku Kaili yang masih rutin menggelar ritual adat di sana. "Selain itu warna kuning diibaratkan warna emas, karena keyakinan orang-orang bahwa istana jin di Uwentira didominasi dengan warna emas," terangnya.

Herianto menjelaskan, cerita mistis Suku Kaili dengan Uwentira memang tak bisa dipisahkan. Sebab, kata dia, kepercayaan tua Kaili banyak bersentuhan dengan aktivitas gaib.

Kisah gaib dari Uwentira mulai muncul setelah tahun 1950-an. Sebab tak ada literatur yang menyebut kampung tersebut di awal abad 20. "Saya beranggapan pemistisan tersebut berkaitan dengan prahara politik tahun 1950an," jelasnya.

Hal-hal mistis yang terjadi di kawasan Uwentira disampaikan Kalman (40), salah seorang warga setempat. Ia meyakini jembatan Uwentira merupakan pintu gerbang menuju kerajaan gaib atau kota tak kasatmata.

Karena kepercayaan inilah sebagian pengendara yang melintas di jembatan Uwentira membunyikan klakson agar terhindar dari hal-hal yang buruk selama perjalanan.

"Kebanyakan pengunjung hanya akan sampai di pintu gerbang pertama," kata Kalman.

Di puncak pegunungan yang disebut kerajaan jin, terdapat rumah adat berwarna kuning yang dipenuhi pernak-pernik adat. Di sekitarnya, terdapat danau yang dipercaya sebagai area yang memiliki kekuatan mistis.

"Beberapa kejadian, kalau ada orang berani naik ke sana yah untung-untung dia bisa pulang lagi. Biasanya hilang, makanya sebaiknya jangan ke atas. Karena yang matanya tipis juga banyak dikasih tunjuk hal-hal yang aneh," cerita Kalman.

Baca Juga: Kera Hitam Sulawesi Kerap Turun ke Jalan, Ini Sebabnya

Berita Terkini Lainnya