Potret Toleransi di Sigi: Bupati-Wabup Beda Agama, Warga Hidup Rukun

Makassar, IDN Times - Toleransi antarsesama pemeluk agama jadi hal yang ingin selalu dipertahankan oleh Mohamad Irwan Lapata, Bupati Sigi di Sulawesi Tengah. Dengan jumlah penduduk mencapai 239 ribu jiwa, pemeluk Islam dan Kristen di daerah itu hidup rukun berdampingan.
Irwan pun berbagi kiat menjaga hubungan antaragama dalam live Instagram bertajuk #SalamRamadan Cerita Indonesia bersama Pimpinan Redaksi IDN Times, Uni Zulfiani Lubis, Kamis siang (6/5/2021).
"Yang paling penting di Sigi ini adalah menjaga keutuhan. Karena keluarga Muslim dan Nasrani sangat dekat di wilayah ini," tuturnya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Sigi tahun 2020, jumlah penganut Islam mencapai 64,38 persen dari total populasi. Dengan pemeluk Kristen mencapai 35,44 persen.
1. Hal unik di Kabupaten Sigi adalah pasangan Bupati dan Wakil Bupati yang selalu beda agama
Salah satu cara unik menjaga harmonisasi antarumat tercermin di tampuk pemerintahan kabupaten. "Sejak didirikan kabupaten ini, pemerintahannya harus Muslim bupatinya dan Kristen wakilnya," cerita bupati yang sudah masuk masa jabatan periode kedua tersebut.
Kendati tak ada peraturan tertulis, kebiasaan yang mengingatkan pada dinamika politik Lebanon itu sudah berjalan selama lebih dari satu dekade. Sebelum bersama Wakil Bupati Sigi petahana Samuel Yanse Pongi, Irwan menggandeng Paulina Lallo di masa jabatan 2016-2020.
Pasangan Islam-Kristen di tampuk pemerintahan Sigi dimulai saat Bupati Aswadin Randalembah dan Wakil Bupati Livingstone Sango menjabat pada periode 2010-2015. Mereka terpilih dalam Pilkada pertama Sigi sejak resmi dimekarkan dari Kabupaten Donggala pada 21 Juli 2008.
2. Program "Sigi Religi" dijalankan sebagai pemupuk rasa persatuan antaraumat beragama
Selain itu, Pemkab Sigi coba mendorong ketaatan agama bagi masyarakatnya lewat program "Sigi Religi." Bagi Irwan, penerapan prinsip-prinsip keagamaan masing-masing diperlukan untuk memupuk rasa persatuan antarumat. Sekaligus sebagai pengingat bahwa Indonesia, dan Sigi secara khususnya, berdiri di atas kemajemukan.
"Bagi Muslim ada Sigi Berzikir, berarti mengingat Allah dalam kondisi apa saja. Begitu pula untuk umat Kristiani ada yang namanya Sigi Beribadah," jelas kader Partai Golkar itu.
"Konsep ini bertujuan untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Karena sebelum kami masuk menjadi pimpinan daerah, ada sedikit konflik-konflik internal. Pekelahian antar desa juga sangat kuat," imbuh Irwan.
Baca Juga: Irwan Lapata, Bupati Termuda yang Memimpin Kabupaten Sigi
3. Belakangan, "Sigi Religi" diminati anak-anak muda di sejumlah kelurahan dan kecamatan
Meski melalui proses yang sangat panjang, upaya menjaga perdamaian lewat Sigi Religi mulai menampakkan hasil. Di tahun kelimanya menjabat, Irwan memaparkan bahwa anak-anak muda mulai tertarik. Padahal saat diterapkan, program tersebut justru lebih banyak menarik minat orang tua.
Berkat Sigi Religi, beberapa figur muda mencuat sebagai pengisi majelis keagamaan di berbagai kelurahan dan kecamatan. Bagi Irwan, ini adalah pertanda bagus bagi keberlangsungan nilai-nilai toleransi.
"Rata-rata pengisi majelis keagamaan ini adalah anak muda. Ruang-ruang ibadah ini didorong untuk menjaga mental anak muda, mental, rohani dan kerukunan," ujarnya.
Baca Juga: Cerita Sukses Irwan Lapata Edukasi Warga Sigi Patuhi Prokes COVID-19