New Normal, Rektor Unhas Jelaskan Tiga Perubahan Krusial bagi PTN

Lingkungan kini tak lagi menjadi isu yang terpinggirkan

Makassar, IDN Times - Setelah tiga bulan mengikuti dengan saksama perkembangan pesat hasil pembelajaran di masa pandemik, rektor Universitas Hasanuddin Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu menyampaikan beberapa perubahan yang menurutnya memiliki makna krusial bagi pendidikan di perguruan tinggi selama masa new normal.

"Prinsipnya dalam pengelolaan perguruan tinggi (setelah melihat proses yang telah berlangsung) itu harus ditata ulang," ujar Dwia dalam webinar bertajuk "New Normal or The Great Reset: Life After Pandemic COVID-19" yang dihelat oleh IDN Times pada Jumat (12/6) sore.

1. Inovasi pembelajaran jarak jauh dicapai dalam waktu singkat

New Normal, Rektor Unhas Jelaskan Tiga Perubahan Krusial bagi PTNANTARA FOTO/Maulana Surya

Pertama, yakni perbaikan upaya inovasi dalam masalah sistem pembelajaran jarak jauh. Sistem operasional pembelajaran baru yang menjamin kualitas materi yang disampaikan oleh tenaga pengajar kepada seluruh mahasiswa dan mahasiswi. Perbaikan akan menyasar perubahan modul, rancangan pembelajaran semester, evaluasi dan masih banyak lagi.

Universitas Hasanuddin sendiri telah memperkenalkan sistem pembelajaran berbasis jarak jauh sendiri sejak beberapa tahun silam yakni Learning Management System (LMS). Namun, LMS sendiri disebut masih membutuhkan banyak penyesuaian dan pengembangan agar lebih menarik. Belakangan, Unhas pun terus melakukan evaluasi untuk sistem belajar jarak jauh.

"Dan pembelajaran daring itu tak hanya audio visual kan. Bisa juga melalui media sosial, email dan aplikasi yang dibangun oleh masing-masing perguruan tinggi. Yang penting adalah akses yang merata," jelas Dwia.

2. Kepedulian terhadap lingkungan menguat drastis hanya dalam waktu tiga bulan

New Normal, Rektor Unhas Jelaskan Tiga Perubahan Krusial bagi PTNpexels.com/Akil Mazumder

Kedua, ialah perubahan kurikulum yang menitik beratkan pada edukasi lingkungan. Dwia menyebut bahwa Kementerian Pendidikan sudah pernah melakukan pembicaran terkait program pembangunan berkelanjutan (Suistanable Development Goals atau SDGs) dari PBB, di mana lingkungan jadi isu penting, juga harus menyasar ke perguruan tinggi.

Dwia mengakui bahwa porsi kesadaran lingkungan dalam program pengembangan karater mahasiswa Unhas terhitung sedikit. Selain itu, pembukaan program studi baru diharapkan banyak mengarah pada isu lingkungan.

Seiring pandemik, kesadaran akan pelestarian bumi disebut turut berimbas dalam kultur pendidikan yang dialami baik mahasiswa dan dosen. Salah satu contohnya yakni budaya penggunaan kertas yang berkurang drastis.

"Ternyata kita bisa lebih efisien dan paperless (tidak menggunakan kertas)," sebut Dwia.

Baca Juga: Bantu Perangi Corona, Alumni Teknik Mesin Unhas Rakit Swab Chamber

3. Kampus diharap menjadi sumber optimisme penanganan pandemik

New Normal, Rektor Unhas Jelaskan Tiga Perubahan Krusial bagi PTNDok. Direktorat Komunikasi Universitas Hasanuddin

Terakhir yakni optimisme akan penanganan pandemik COVID-19 bisa ditumbuhkan dari kampus. Tiga bulan masa pandemik, para ilmuwan dan peneliti di banyak kampus seluruh Indonesia saling bahu membahu menciptakan inovasi dalam penanganan medis hingga penelitian yang membantu pemerintah dalam pemetaan penyebaran virus.

Menurut Dwia, semangat sivitas perguruan tinggi ini harus tetap dijaga di masa new normal. Baik melalui kurikulum, program studi baru dan tema-tema riset baru. Proses Kuliah Kerja Nyata (KKN) bahkan diharapkan mengarah pada isu menjaga lingkungan

"Kita yakin bisa menangani ini. Vaksin bisa ditemukan, teknologi-teknologi (pembantu) bisa dihasilkan. Dan kita bisa kembangkan tema-tema riset ini. Mahasiswa juga diarahkan menjaga biodiversity," tukasnya.

Baca Juga: Aktivitas Kampus setelah Pandemik, Rektor Unhas: Go Forward Better! 

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya