FOTO: Yang Tersisa Setelah Banjir Konawe Utara Surut

Ribuan pengungsi masih berdiam di sejumlah titik pengungsian

Makassar, IDN Times - Banjir di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara telat surut sepenuhnya sejak sepekan terakhir, namun mayoritas warga masih bertahan di sejumlah pusat pengungsian. Dari total pengungsi yang lebih dari 18 ribu orang, hanya segelintir yang sudah kembali ke kediamannya lantaran kondisi yang dianggap belum memungkinkan.

Pemandangan di sudut-sudut wilayah Kecamatan Asera --salah satu wilayah yang sempat terisolir-- nyaris sama. Lumpur tebal menyelimuti jalanan hingga pekarangan rumah menunggu dibersihkan. Warga yang sudah kembali ke rumah pun sibuk membersihkan lantai hingga dinding, mencari barang yang masih bisa diselamatkan.

Sementara itu, ada juga warga tak beruntung. Bencana banjir menghanyutkan ratusan kediaman yang sudah berdiri selama puluhan tahun. Tetap tinggal dalam tenda, mereka kini menunggu realisasi pendirian Tempat Tinggal Sementara dari Pemerintah Kabupaten Konawe Utara.

1. Salah satu sudut pengungsian di Desa Wanggudu, Kecamatan Asera, Konawe Utara, Kamis (27/6). Berisi 67 KK, mayoritas dari mereka masih bertahan. Meski logistik pangan sudah tercukupi, masalah terbesar ada pada ketersediaan air bersih layak konsumsi.

FOTO: Yang Tersisa Setelah Banjir Konawe Utara SurutIDN Times/MRI Sulawesi Tenggara

2. Salah satu rumah penduduk di Desa Wanggudu, Kecamatan Asera, Konawe Utara, Rabu (26/6) yang sudah kembali ditempati. Jika melihat lebih seksama, bekas banjir yang mencapai dua meter bisa dilihat dari sisa lumpur yang menempel di dinding rumah penduduk. Di tempat lain bahkan mencapai tiga meter.

FOTO: Yang Tersisa Setelah Banjir Konawe Utara SurutIDN Times/MRI Sulawesi Tenggara

3. Salah satu rumah rubuh setelah tertimpa pohon kelapa sawit yang terseret banjir di Desa Puusuli, Kecamatan Andowia, Konawe Utara pada Selasa (25/6). Penduduk setempat yakin, selain karena curah hujan tinggi, banjir bandang kali ini disebabkan oleh aktivitas pertambangan nikel dan kelapa sawit yang mengikis habis Daerah Resapan Air (DAS).

FOTO: Yang Tersisa Setelah Banjir Konawe Utara SurutIDN Times/MRI Sulawesi Tenggara

Baca Juga: Pimpinan KPK Soroti Banjir Hebat dan Masifnya Pertambangan di Konawe

4. Bangunan SDN 1 Puusuli, Desa Puusuli, Kecamatan Andowia, Konawe Utara di hari Selasa (25/6). Banjir yang berlangsung selama tiga pekan menyisakan lumpur tebal dari halaman sekolah hingga dalam ruangan kelas.

FOTO: Yang Tersisa Setelah Banjir Konawe Utara SurutIDN Times/MRI Sulawesi Tenggara

5. Kondisi salah satu sudut sekolah SDN 1 Puusuli, Desa Puusuli, Kecamatan Andowia, Konawe Utara pada hari Selasa (25/6). Ini hanya salah satu dari sejumlah sekolah yang terendam banjir dengan ketinggian lebih dari dua meter. Sejumlah fasilitas penting belajar mengajar kini rusak dan membutuhkan biaya perbaikan.

FOTO: Yang Tersisa Setelah Banjir Konawe Utara SurutIDN Times/MRI Sulawesi Tenggara

6. Salah satu rumah warga yang masih berdiri di Desa Puusuli, Kecamatan Asera, Konawe Utara pada Selasa (25/6). Kendati perabotan dipastikan rusak, rumah ini berhitung beruntung karena masih berdiri tegak di tempatnya. Pihak Pemerintah Kabupaten mencatat ada 370 rumah penduduk Konawe Utara yang hilang terseret banjir.

FOTO: Yang Tersisa Setelah Banjir Konawe Utara SurutIDN Times/MRI Sulawesi Tenggara

7. Desa Puusuli sendiri jadi salah satu wilayah yang terisolir selama banjir bandang terjadi di Kabupaten Konawe Utara sejak awal Juni lalu. Terhitung ada lima kecamatan yang sempat terputus dari dunia luar, yakni Asera, Oheo, Landawe, Langgikima dan Wiwirano dengan jumlah pengungsi mencapai 8.515 orang.

FOTO: Yang Tersisa Setelah Banjir Konawe Utara SurutIDN Times/MRI Sulawesi Tenggara

Hidup di pengungsian pun seadanya. Meskipun suplai makanan pokok sudah terjamin, satu-satunya kendala yakni ketersediaan air bersih untuk konsumsi. Masalah demikian tak hanya terjadi di Konawe Utara, melainkan juga di kabupaten tetangga yang ikut terdampak. Tinggal di tenda terbuka berhari-hari, kesehatan mereka mulai terganggu.

"Rata-rata pengungsi mengalami gatal-gatal, demam dan ISPA (infeksi saluran pernafasan). Selain itu, penyaluran bantuan baik dari lembaga bantuan dan pemerintah setempat juga terkendala penyebaran pengungsi yang tak merata. Namun masalah mobilitas (akses jalan) sudah berkurang drastis," tutur Suharliana, salah satu tenaga Emergency Response milik organisasi kemanusiaan ACT-MRI Sulawesi Tenggara, pada IDN Times hari Kamis (27/6).

Status siaga bencana di Konawe Utara sendiri kembali diperpanjang hingga Minggu 30 Juni mendatang.

Baca Juga: FOTO: Banjir Konawe Perlahan Surut, Kerugian Penduduk Mulai Didata

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya