Wagub Sulsel Ingin Warganya Dilatih Mitigasi Bencana

Untuk meminimalkan korban dan kerugian akibat bencana

Makassar, IDN Times - Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman meminta warganya yang bermukim di daerah rawan bencana diedukasi tentang mitigasi bencana, untuk mengurangi korban dan kerugian bencana. 

Menurut Andi Sudirman pada IDN Times, saat terjadi banjir sepekan lalu masyarakat yang tinggal di daerah hilir sungai Jeneberang, kabupaten Gowa, sudah diimbau untuk mengungsi ke dataran tinggi. Hal ini penting untuk menghindari jatuhnya korban jiwa akibat banjir.

“Pelatihan mitigasi bencana sangat penting bagi warga, untik mencegah kepanikan saat terjadi bencana, mengetahui di mana master point atau titik kumpul saat terjadi bencana, bisa melatih kesiapsiagaan warga dengan pelatihan edukasi disaster,” ujar Andi Sudirman Senin (28/1).

1. Warga dilatih manajemen kebencanaan sebelum bencana terjadi

Wagub Sulsel Ingin Warganya Dilatih Mitigasi BencanaIDN Times/Abdurrahman

Andi Sudirman menyebutkan pendidikan manajemen kebencanaan sangat penting dilakukan sebelum bencana terjadi. Ia berharap juga pada perusahaan-perusahaan mendukung pendidikan mitigasi bencana di sekitar lokasi mereka. Andi Sudirman, meminta PT Vale, perusahaan tambang nikel di Sorowako, bekerja sama dengan Pemkab Luwu Timur menyelenggarakan simulasi penanggulangan bencana yang meliputi 4 kecamatan di sekitar lokasi bendungan PT Vale. 


“Bencana tidak bisa kita duga-duga, bukan berarti kita berharap terjadi bencana, di perusahaan juga kita biasa kita lakukan, dalam pekerjaan bisa terjadi kemungkinan-kemungkinan, misalnya ada yang roboh, meskipun tidak terjadi bencana kita tetap lakukan siap siaga, bagian dari manajemen disaster,” tambah Andi Sudirman yang sebelumnya bekerja di perusahaan swasta Singapura. 

2.Wagub Sulsel usulkan pendidikan mitigasi bencana diajarkan di sekolah

Wagub Sulsel Ingin Warganya Dilatih Mitigasi BencanaIstimewa

Lulusan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin ini juga mengusulkan pendidikan manajemen disaster/kebencanaan ikut diajarkan di sekolah-sekolah, khususnya di wilayah rawan bencana. Hal ini penting, mengingat jumlah korban anak cukup tinggi saat terjadi bencana. Salah satu faktor penyebabnya, karena anak-anak tidak memahami  prosedur tanggap bencana. 


“Kami akan sampaikan ke dinas-dinas terkait, khususnya Dinas Pendidikan, Pemerintah Kabupaten/Kota, agar manajemen kebencanaan bisa masuk dalam kurikulum, termasuk juga edukasi disaster untuk masyarakat umum lainnya,” tambah Andi Sudirman. 

 

3. Korban banjir dan longsor di Sulsel sebanyak 69 orang meninggal

Wagub Sulsel Ingin Warganya Dilatih Mitigasi BencanaBasarnas Makassar

Sepekan setelah musibah banjir, tanah longsor dan angin kencang yang di 13 kabupaten/kota di Sulsel, Badan Nasional Penanggulangan Bencana merilis jumlah korban tewas sebanyak 69 orang, yang terdiri dari kabupaten Gowa 46 jiwa, kabupaten Jeneponto sebanyak 14 jiwa, kabupaten Maros 4 jiwa, kabupaten Takalar 2 jiwa, kabupaten Selayar 2 jiwa dan Makassar 1 korban jiwa. Sedangkan korban luka-luka sebanyak 47 orang dan 6.757 orang mengungsi. 

Sementara, kerusakan fisik meliputi 550 unit rumah rusak (33 unit hanyut, 459 rusak berat, 30 rusak sedang, 23 rusak ringan, lima tertimbun), 5.198 unit rumah terendam, 16,2 km jalan terdampak, 13.326 hektare sawah terdampak dan 34 jembatan, dua pasar, 12 unit fasilitas peribadatan, delapan fasilitas pemerintah, dan 65 unit sekolah.

Baca Juga: Kunjungi Lokasi Bencana Sulsel, Wapres Jusuf Kalla Berikan 2 Arahan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya