Pj Gubernur Jemput Jemaah Haji Papua di Makassar

Papua Barat berangkatkan 797 orang, satu meninggal di Saudi

Makassar, IDN Times - Penjabat Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere menjemput jemaah haji asal daerahnya di Asrama Haji Sudiang Makassar, Senin (9/7/2024). Embarkasi-Debarkasi Makassar jadi pintu keberangkatan dan kepulangan jemaah haji delapan provinsi.

Sebanyak 278 anggota jemaah Papua Barat tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 21 Debarkasi Makassar. Kloter ini tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Selasa pukul 9.15 Wita.

Kloter 21 menandai berakhirnya pemulangan jemaah haji Papua Barat. Tahun ini Papua Barat memberangkatkan 797 orang dalam dua kloter. Satu anggota jemaah meninggal di Arab Saudi.

“Selamat datang kembali di tanah air. Terlihat semuanya bercahaya, itulah cahaya iman yang dibawa dari Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah,” kata Ali Baham saat menyambut jemaah haji di Asrama Haji Sudiang Makassar.

Ali mengatakan, ibadah haji adalah perjalanan terpanjang dan terjauh dalam menuntut syariat islam. Tidak semua orang Islam bisa melakukannya.

“Rasa haru dan bahagia menyambut kehadiran bapak ibu. Ini adalah perjalanan ibadah terpanjang karena kita masih akan melanjutkan perjalanan ke Papua Barat. Semoga meraih predikat haji mabrur dan dapat menjadi teladan untuk bersama-sama kembali membangun tanah Papua,” ucapnya.

Ali Baham menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada PPIH Embarkasi Makassaar, Pemprov Sulsel dan Kanwil Kemenag Sulsel, serta seluruh petugas Kloter yang telah membantu jemaah haji Papua Barat dan Papua Barat Daya mulai dari pemberangkatan hingga kembali ke tanah air.

“Alhamdulillah jemaah kami kembali dalam keadaan sehat walafiat, walau ada satu yang dipanggil oleh Allah SWT. Atas nama pemerintah Papua Barat dan mewakili Pemerintah Papua Barat Daya serta Kab. Luwu Timur dan Takalar mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas bantuannya mengurus jemaah kami,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan Jemaah dan Petugas PPIH Embarkasi Makassar, Abdul Gaffar mengatakan setelah 42 hari melaksanakan ibadah haji, kini jemaah kembali dengan status sosial yang berbeda.

“Sekarang bapak ibu kembali dengan status sosial yang berbeda dengan menyandang gelar haji dan hajjah. semoga seluruh ritual-ritual pelaksanaan ibdah haji yang dilaksanakan punya efek yang cukup besar setelah kembali ke daerah masing-masing,” katanya.

Ditambahkan, tidak semua budaya Arab yang dilihat jemaah harus diikuti dan dibawa ke tanah air. Karena menurutnya kita juga punya budaya sendiri dengan segala keunikannya.

“Ke Arab bukan berarti harus membawa pulang budaya Arab, kita punya budaya sendiri, tidak semua yang dilakukan orang Arab bisa kita lakukan disini, cukup implementasikan kebiasaan-kebiasaan dalam beribadah selama di tanah suci daam kehidupan kita sehari-hari,” dia menambahkan.

Baca Juga: Kloter Terakhir Dipulangkan, 5 Jemaah Haji NTB Masih Dirawat di Makkah

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya