Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Suasana pameran IAPGE 2025 Makassar di Hotel Four Points, Rabu (18/6/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)
Suasana pameran IAPGE 2025 Makassar di Hotel Four Points, Rabu (18/6/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Intinya sih...

  • IAPGE 2025 menjadi momentum strategis bagi pelaku usaha di Kawasan Timur Indonesia

  • Perkembangan teknologi cetak semakin pesat dengan merambah DTF, UV printing, hingga 3D printing

  • Pelaku usaha perlu menjaga harga agar tidak saling merugikan dalam ajang pameran ini

Makassar, IDN Times - Pameran Indonesia Apparel Production & Graphic Expo (IAPGE) 2025 hadir di Hotel Four Points by Sheraton Makassar, Rabu (18/6/2025). Pameran ini berlangsung selama tiga hari hingga 20 Juni 2025.

Pameran ini menampilkan ragam teknologi dan mesin terkini di industri produksi pakaian dan grafika. IAPGE 2025 mengusung konsep business to business (B2B), menghadirkan 12 perusahaan nasional yang bergerak di bidang garment, konveksi, sablon, digital textile printing, offset printing, finishing, hingga laser engraving. 

Tidak hanya perusahaan skala besar, pameran juga menggandeng komunitas lokal seperti Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) Sulawesi Selatan dan Komunitas Printing Grafika (Kopi Grafika). 

Pameran juga dilengkapi dengan berbagai kegiatan pendukung seperti live demo, workshop, talkshow, dan business matching. Para pelaku usaha diajak berdiskusi langsung dengan para supplier dan distributor, sekaligus menjajal teknologi yang dipamerkan.

1. Momentum bagi pelaku usaha di Kawasan Timur Indonesia

Suasana pameran IAPGE 2025 Makassar di Hotel Four Points, Rabu (18/6/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

IAPGE 2025 menjadi salah satu pameran besar yang digelar di luar Jawa untuk sektor produksi pakaian dan grafika. Ajang ini diharapkan memacu pertumbuhan usaha, memperluas jaringan bisnis, sekaligus menumbuhkan semangat wirausaha di bidang industri kreatif di Indonesia Timur.

Ketua Penyelenggara IAPGE 2025 dari MoreMedia, Bryan Arsaha, menyebut pameran ini menjadi momentum strategis bagi pelaku usaha di Kawasan Timur Indonesia. Menurutnya, selama ini banyak pelaku usaha grafika dan produksi pakaian harus pergi ke Surabaya atau Jakarta untuk menjangkau teknologi terbaru.

"Pasarnya yang biasa mereka datangi ke Jawa itu didekatkan. Di Makassar harapannya perkembangan teknologi lebih mudah untuk didapatkan sehingga tantangan yang ada di industri grafika itu juga dapat terselesaikan dengan lebih efektif dan efisien," kata Bryan.

2. Perkembangan teknologi cetak kini semakin pesat

Suasana pameran IAPGE 2025 Makassar di Hotel Four Points, Rabu (18/6/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Ketua Komunitas Printing (Kopi) Grafika Indonesia, Usman Batubara, menyebut perkembangan teknologi cetak kini semakin pesat. Industri cetak tidak lagi sebatas offset atau digital printing konvensional, melainkan sudah merambah DTF (direct to fabric), UV printing, hingga 3D printing. 

"Bisa nanti kebaca semua sampai ke lekukan-lekukan kainnya. Langsung 3D dalam bentuk orang. Jadi perkembangan teknologinya sangat cepat," kata Usman. 

Menurut Usman, peluang usaha percetakan di luar Pulau Jawa semakin terbuka seiring meningkatnya kebutuhan pasar. Dia menyebut contoh kebutuhan sablon kaos, cetak buku sekolah dengan desain khusus, hingga kemasan produk yang kini semakin variatif.

"Jadi peluangnya sangat cepat, hanya berharap kita pengusaha cetak itu, jangan seperti tadi yang dibilangkan, harus menjemput bola. Cara menjemput bolanya kreativitas, menciptakan sesuatu yang belum ada di pasaran," katanya. 

3. Ingatkan pelaku usaha untuk menjaga harga agar tidak saling merugikan

Suasana pameran IAPGE 2025 Makassar di Hotel Four Points, Rabu (18/6/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Senada dengan itu, Sekretaris PPGI Sulsel, Yunus Genda, berharap pameran ini menjadi ajang memperkuat kolaborasi. Yunus mengingatkan pelaku usaha untuk menjaga harga agar tidak saling merugikan. 

"kita harapkan kepada semua anggota PPGI ataupun calon mitra supaya menyatukan satu harga yang disepakati bersama. Jangan saling menghantam harga, akhirnya rugi sendiri. Jadi kalau bisa ada kesepakatan," katanya.

Yunus menyebut industri grafika di Makassar saat ini berkembang pesat. Menurutnya, sudah banyak perusahaan yang memiliki mesin canggih dan mampu memenuhi kebutuhan cetakan di Sulawesi Selatan tanpa harus ke Jawa.

"Jadi jangan khawatir bahwa cetak-mencetak tidak perlu keluar ke Sulawesi atau ke Jawa, tetapi di Makassar atau di Sulawesi selatan ini sudah bisa mengkaper kebutuhan untuk industri grafika," ucapnya.

Editorial Team