Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Perbankan Sulsel Stabil, Kredit Produktif-Konsumtif Jadi Motor Utama

Ilustrasi Bank. (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Kredit perbankan di Sulsel tumbuh 4,39 persen (yoy) menjadi Rp165,03 triliun
  • Kredit konsumtif tumbuh 9,75 persen, sektor perdagangan besar dan eceran penerima kredit terbesar
  • Rasio LDR 124,45 persen, NPL 2,89 persen; perbankan syariah tumbuh agresif dengan NPF 2,16 persen

Makassar, IDN Times - Kinerja sektor perbankan di Provinsi Sulawesi Selatan pada awal tahun 2025 menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan positif. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2025, total aset perbankan di Sulsel mencapai Rp201,34 triliun atau tumbuh sebesar 5,44 persen secara tahunan (yoy).

Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,19 persen (yoy) menjadi Rp135,06 triliun. Struktur DPK di Sulsel masih didominasi oleh tabungan, yang menyumbang 58,87 persen dari total dana yang dihimpun.

1. Kredit perbankan tumbuh sebesar 4,39 persen

Ilustrasi credit (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi penyaluran pembiayaan, kredit perbankan tumbuh sebesar 4,39 persen (yoy) menjadi Rp165,03 triliun. Penyaluran kredit di wilayah ini lebih banyak disalurkan dalam bentuk kredit produktif dengan porsi sebesar 54,01 persen. 

"Namun dari sisi pertumbuhan kredit didorong oleh kredit konsumtif yang tumbuh sebesar 9,75 persen," kata Kepala OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Moch. Muchlasin, dikutip dalam siaran pers, Selasa (29/4/2025).

Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, sektor perdagangan besar dan eceran menjadi sektor penerima kredit terbesar dengan share sebesar 23,15 persen dari total kredit yang disalurkan.

2. LDR tercatat sebesar 124,45 persen

Ilustrasi bank (IDN Times/Arief Rahmat)

Tingkat kesehatan perbankan di Sulsel juga tetap terjaga. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 124,45 persen yang mencerminkan fungsi intermediasi yang tinggi. Ini berarti, bank di Sulsel menyalurkan kredit lebih banyak dari dana yang dihimpun dari masyarakat. 

Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) berada pada level 2,89 persen atau masih dalam batas aman. Angka ini menunjukkan bahwa dari seluruh kredit yang disalurkan, hanya 2,89 persen yang bermasalah atau tidak lancar pembayarannya.

3. Perbankan syariah tumbuh lebih agresif

Ilustrasi perbankan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, perbankan syariah di Sulawesi Selatan menunjukkan kinerja yang lebih agresif. Total aset perbankan syariah tumbuh 18,67 persen (yoy) menjadi Rp16,85 triliun. Pertumbuhan ini juga diikuti oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga sebesar 15,69 persen menjadi Rp11,85 triliun.

Penyaluran pembiayaan syariah meningkat signifikan sebesar 20,25 persen (yoy) menjadi Rp14,60 triliun. Rasio intermediasi perbankan syariah berada pada angka 123,14 persen.

"Sementara tingkat pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) tercatat di level rendah sebesar 2,16 persen," kata Muchlasin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ashrawi Muin
Aan Pranata
Ashrawi Muin
EditorAshrawi Muin
Follow Us