Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
One Global Gallery, pusat perbelanjaan di Sydney, Australia, milik perusahaan investasi rintisan Iwan Sunito, One Global Company. (Dok. Istimewa)
One Global Gallery, pusat perbelanjaan di Sydney, Australia, milik perusahaan investasi rintisan Iwan Sunito, One Global Company. (Dok. Istimewa)

Makassar, IDN Times – Investor Indonesia kini punya pintu baru untuk menembus pasar properti global. One Global Capital, platform fund management di bawah naungan Sunito Group Family Office, hadir membuka akses eksklusif ke aset-aset bernilai tinggi di kawasan Asia-Pasifik, terutama Australia.

Dengan rekam jejak kuat dan strategi investasi yang terukur, platform ini menempatkan investor Indonesia di garis depan pasar properti yang resilien dan berpotensi tinggi. Tren ini sejalan dengan data penanaman modal investor Indonesia yang menembus 100 juta dolar Australia hanya di sektor real estat residensial Australia pada kuartal pertama 2025.

One Global Capital didirikan oleh pengusaha asal Idnonesia Iwan Sunito, sosok di balik berbagai proyek real estat besar di Australia. Di bawah kepemimpinannya, One Global Capital bukan jadi wadah investasi sekaligus katalis pertumbuhan yang fokus pada aset-aset urban dengan nilai strategis.

Iwan Sunito, yang dikenal sebagai penerima penghargaan EY Entrepreneur of the Year dan Urban Taskforce Property Person of the Year, membawa visi besar dalam menghubungkan investor Indonesia dengan peluang properti global. Dengan latar belakang Sunito Group yang telah menghadirkan proyek pengembangan senilai lebih dari 4 miliar dolar AS, perusahaan ini memadukan visi jangka panjang dengan disiplin eksekusi.

1. One Global Capital bangun fortopolio bernilai triliunan rupiah

One Global Resorts Green Square, hotel milik pengusaha Indonesia Iwan Sunito di Sydney, Australia, mencatat rekor okupansi tertinggi tiga bulan terakhir. (Dok. Istimewa)

Fokus One Global Capital berada pada aset properti yang mampu mendefinisikan gaya hidup perkotaan, sekaligus menghasilkan imbal hasil di atas rata-rata. Kombinasi antara pertumbuhan stabil sektor real estat Australia dan strategi diversifikasi menjadikan platform ini mitra ideal bagi investor Indonesia yang ingin memperluas portofolio globalnya.

Dalam tiga tahun terakhir, One Global Capital telah membangun portofolio senilai Rp2,85 triliun dengan tingkat okupansi mencapai 90% di sejumlah properti unggulan. Di antaranya, One Global Resorts, hotel resor mewah senilai Rp1,2 triliun yang memanfaatkan pertumbuhan sektor pariwisata Australia dengan imbal hasil meningkat 15% YoY.

Berikutnya ada One Global Gallery, Eastlakes, pusat gaya hidup dan ritel modern bernilai Rp350 miliar yang sukses meningkatkan pendapatan tiga kali lipat pasca rebranding. Lalu One Global Macquarie Park, proyek hotel strategis senilai Rp750 miliar di jantung area bisnis Sydney.

Transformasi One Global Gallery Eastlakes menjadi studi kasus sukses. Setelah diluncurkan kembali pada Desember 2024, nilai properti ini melonjak dari AUD20 juta menjadi AUD35 juta hanya dalam setahun, dengan pertumbuhan ekuitas mencapai 150% per tahun.

“Pertumbuhan sewa yang solid dan penurunan yield menjadi 6% mendorong kinerja ini. Kami optimistis tren positif ini akan berlanjut dengan valuasi yang lebih tinggi tahun depan,” terang Samuel Sunito, salah satu pemimpin muda di One Global Capital dalam siaran persnya, Senin (6/10/2025).

2. One Global Capital pekruat struktur kepemimpinan globalnya

Pendiri ONE Global Capital Iwan Sunito. (Dok. Istimewa)

Untuk memperkuat rencana ekspansi globalnya, One Global Capital menghadirkan tiga figur kunci industri keuangan: Samuel Sunito, Tony Mousa, dan Tony Zulli. Ketiganya membawa pengalaman panjang dalam manajemen investasi, pasar modal, dan pengembangan properti internasional.

Samuel Sunito berperan memimpin peluncuran dua dana transformasional, yaitu Green Square Hotel Fund dan OneGC Urban Renewal Fund. Ia juga membangun divisi Hubungan Investor kelas dunia untuk memperkuat komunikasi dan transparansi dengan investor global, termasuk dari Indonesia.

“Keunggulan kami adalah menghadirkan pengalaman berbeda bagi para investor melalui penyelenggaraan acara dan pelatihan, termasuk bagi mereka yang memiliki perhatian khusus pada kepemimpinan generasi penerus dalam keluarga mereka,” ujarnya.

Selain Samuel, Tony Mousa membawa pengalaman lebih dari 25 tahun di KPMG Australia, ANZ, dan Deutsche Bank, sementara Tony Zulli dikenal sebagai pionir di bidang jasa keuangan melalui Iconic Investors dan CrowdProperty. Kehadiran mereka diharapkan mampu membawa One Global Capital ke level berikutnya dalam industri investasi lintas negara.

3. Iwan Sunito dorong investor Indonesia kuasai pasar properti global

One Global Resorts Green Square, hotel milik pengusaha Indonesia Iwan Sunito di Sydney, Australia, mencatat rekor okupansi tertinggi tiga bulan terakhir. (Dok. Istimewa)

Founder sekaligus CEO One Global Capital, Iwan Sunito, menegaskan bahwa perusahaan tidak hanya mengikuti tren, tetapi menciptakan tren tersebut. “Misi kami adalah mengidentifikasi peluang yang undervalued, menempatkan modal secara presisi, dan menciptakan kekayaan transformatif bagi para investor. Eastlakes hanyalah sebuah permulaan,” jelasnya.

Iwan juga memastikan bahwa filosofi community-first menjadi kunci kesuksesan setiap proyek. Pendekatan yang menempatkan manusia di pusat bisnis terbukti membangun kepercayaan jangka panjang antara investor, penyewa, dan komunitas lokal. Salah satunya datang dari Mohamad Srour, pendiri Barber Brothers, yang menilai kepemimpinan Iwan sangat berbeda.

“Iwan Sunito adalah seorang landlord yang unik. Sikapnya yang ramah dan berorientasi pada keluarga membuat kami merasa dihargai setiap hari,” ujarnya.

Dengan nilai pasar residensial Australia mencapai AUD11,7 triliun dan pertumbuhan sektor real estat Asia-Pasifik yang stabil, One Global Capital membuka peluang besar bagi investor visioner Indonesia.

“Dengan bergabung, mereka tak hanya menjadi bagian dari masa depan industri properti global, tetapi juga berkesempatan mendominasi pasar—berlandaskan stabilitas pasar residensial Australia senilai AUD11,7 triliun,” ucap Iwan Sunito.

Editorial Team