Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pesepeda melintas di area Pantai Losari saat matahari terbenam di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (1/5/2020). (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Makassar, IDN Times - Pandemik COVID-19 sejak awal telah diprediksi akan berdampak pada sektor ekonomi masyarakat. Imbasnya, angka kemiskinan pun meningkat, termasuk di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. 

Kepala Dinas Sosial Kota Makassar Mukhtar Tahir mengamini soal adanya kenaikan jumlah warga miskin yang diakibatkan oleh situasi pandemik COVID-19.

"Pasti akan ada peningkatan kemiskinan, dengan adanya PHK perusahaan-perusahaan, aktivitas ekonomi terhambat, pasti akan berpengaruh pada peningkatan jumlah kemiskinan karena orang sedang tidak berdaya sekarang ini," katanya, Jumat (15/5).

1. Angka kemiskinan naik menjadi 154.632 rumah tangga

Ilustrasi PSBB. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Mukhtar menyebutkan bahwa semula warga miskin di Kota Makassar berjumlah sebanyak 82.326 rumah tangga. Namun setelah adanya situasi pandemik COVID-19, kini mengalami kenaikan menjadi 154.632 rumah tangga atau naik sebanyak 72.306 rumah tangga.

"Artinya mengalami peningkatan sekitar 3 persen. Dulu itu kemiskinan di Kota Makassar sekitar 4,4 persen, sekarang bisa mencapai sekitar 7 persen," katanya lagi.

2. Angka kemiskinan diharapkan bisa ditekan jika sektor usaha kembali beroperasi

Ilustrasi kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Kendati demikian, dia berharap rencana pemerintah untuk mengizinkan sektor usaha beroperasi kembali setidaknya akan membantu memulihkan kondisi perekonomian masyarakat. Dengan begitu, angka kemiskinan di Kota Makassar bisa diturunkan lagi.

"Sudah ada pemetaan tanggal-tanggal untuk kembali mengizinkan toko-toko kembali beroperasi. Artinya dengan dasar itulah dianggap perekonomian akan diputar kembali. Mudah-mudahan dengan pemutaran itu bisa mampu secara perlahan kembali pada posisi semula. Angka kemiskinan pun kembali membaik," kata Mukhtar.

3. Banyak orang kehilangan pekerjaan

IDN Times/Muhamad Iqbal

Sebagai informasi, meningkatnya angka kemiskinan ini dikarenakan tidak beroperasinya sejumlah sektor usaha. Banyak perusahaan yang tutup lantaran tak bisa lagi menanggung beban insentif karyawannya. Karyawan pun terpaksa dirumahkan bahkan ada yang di-PHK (pemutusan hubungan kerja). 

Menurut data Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar, sekitar  9.197 tenaga kerja yang harus menanggung dampak dari adanya pandemik COVID-19 ini. Dari jumlah itu, ada 4.732 karyawan yang hanya mendapat 20 persen gaji, karyawan tanpa upah sebanyak 4.241 orang, dan PHK sebanyak 224 orang. 

Editorial Team