BPS: Sulsel Inflasi 2,24 Persen di Juni 2025

Makassar, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan mencatat inflasi year on year (y-on-y) di wilayahnya mencapai 2,24 persen pada Juni 2025, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,21.
Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sidenreng Rappang sebesar 3,01 persen dengan IHK 105,27. Sementara inflasi terendah tercatat di Kota Palopo sebesar 1,38 persen dengan IHK 107,78.
Dalam laporannya, BPS Sulsel menjelaskan bahwa inflasi y-on-y disebabkan oleh kenaikan harga pada hampir seluruh kelompok pengeluaran. Kelompok yang memberikan andil inflasi tertinggi adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,79 persen, makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,77 persen, serta penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,24 persen.
Adapun kelompok pengeluaran lainnya yang ikut menyumbang inflasi adalah pakaian dan alas kaki (0,13 persen), perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,11 persen), transportasi (0,06 persen), pendidikan (0,05 persen), kesehatan (0,04 persen), serta rekreasi, olahraga, dan budaya (0,02 persen).
Sebaliknya, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,52 persen dan memberikan andil negatif sebesar 0,03 persen terhadap inflasi y-on-y.
Secara bulanan (month to month/m-to-m), Sulawesi Selatan mengalami deflasi sebesar 0,06 persen. Sedangkan tingkat inflasi sepanjang tahun berjalan (year to date/y-to-d) hingga Juni 2025 tercatat sebesar 1,84 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y-on-y di antaranya adalah emas perhiasan (0,63 persen), beras (0,15 persen), ikan bandeng (0,14 persen), sigaret kretek mesin (0,11 persen), serta minyak goreng (0,10 persen). Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi m-to-m terbesar adalah cabai rawit (0,12 persen) dan cabai merah (0,04 persen).
Laporan ini disusun berdasarkan pemantauan harga konsumen di delapan kabupaten/kota IHK di Sulawesi Selatan. BPS menegaskan bahwa dinamika harga pangan dan kebutuhan rumah tangga tetap menjadi pendorong utama inflasi di daerah tersebut.