4 Sisi Positif Silent Treatment saat Marah, Bisa Meredakan Emosi

Melakukan silent treatment tak selalu toxic, loh!

Intinya Sih...

  • Melakukan silent treatment dapat membantu individu mengontrol emosi dan mencegah tindakan impulsif saat marah.
  • Silent treatment memberikan waktu untuk introspeksi diri tanpa gangguan eksternal, memungkinkan evaluasi reaksi terhadap emosi.
  • Menetapkan batasan dalam hubungan, diam sebagai respons atas perlakuan yang menyakiti, serta mendorong komunikasi yang efektif di masa depan.

Saat marah kita dapat mengekspresikannya dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang sering dilakukan adalah perlakuan diam atau sering disebut sebagai silent treatment.

Perlakuan diam pada seseorang saat marah seringkali dianggap sebagai hal yang negatif bahkan toxic dalam hubungan intrapersonal. Namun dalam beberapa situasi, sikap diam saat marah justru dapat memberikan manfaat bahkan berdampak positif dalam sebuah hubungan.

Kamu pasti penasaran kan, apa saja sisi positif dari silent treatment saat marah? Berikut adalah beberapa sisi positif silent treatment saat marah. Yuk, baca sampai habis!

1. Meredakan emosi

4 Sisi Positif Silent Treatment saat Marah, Bisa Meredakan Emosiilustrasi pasangan berdebat (pixabay.com/Javaistan)

Melakukan silent treatment saat amarah sedang memuncak dapat membantu individu untuk mengontrol emosinya. Diam dapat memberikan ruang dan waktu bagi individu untuk menenangkan diri dan mengevaluasi reaksi apa yang akan diambil. Diam juga dapat menghindari tindakan impulsif sebagai reaksi kemarahan yang justru dapat memperburuk keadaan.

Komunikasi dan penyelesaian masalah dapat dilanjutkan dengan lebih baik setelah kondisi amarah mereda. Daripada memaksakan diri untuk terus berkonfrontasi dan saling menyakiti, lebih baik diam sejenak bukan?

2. Memberi waktu untuk instrospeksi diri

4 Sisi Positif Silent Treatment saat Marah, Bisa Meredakan Emosiilustrasi bersedih (pixabay.com/Anemone123)

Silent treatment dapat memberikan waktu bagi seseorang untuk melakukan introspeksi diri. Ketika mereka memilih untuk diam, mereka tidak terlibat dalam interaksi langsung atau konflik verbal dengan orang lain.

Dalam keadaan diam, individu memiliki kesempatan untuk merenungkan perasaan dan pikiran mereka sendiri tanpa gangguan eksternal. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengevaluasi reaksi mereka terhadap emosi yang dirasakan, mengidentifikasi sumber emosi, serta memahami alasan di balik perasaan amarah yang muncul dengan lebih baik. 

3. Menetapkan batasan

4 Sisi Positif Silent Treatment saat Marah, Bisa Meredakan Emosiilustrasi pasangan (pexels.com/RODNAE Productions)

Silent treatment dapat membantu individu menetapkan batasan dalam sebuah hubungan. Ketika salah satu pihak secara terus-menerus menyakiti dan tidak menghormati kita, menarik diri dan menghindari orang tersebut adalah hal yang tepat untuk dilakukan.

Memilih untuk diam dan tidak merespon atau terlibat interaksi  dengan seseorang yang menyakiti dapat membantu kita secara jelas menegaskan bahwa kita tidak ingin atau tidak siap untuk berkomunikasi dengan mereka. Hal ini dapat membantu kita menetapkan batasan yang jelas tentang apa yang dapat diterima dan apa yang tidak dapat diterima dalam sebuah hubungan.

Baca Juga: 7 Perilaku Toksik dalam Hubungan yang Sering Dianggap Normal

4. Mendorong komunikasi efektif

4 Sisi Positif Silent Treatment saat Marah, Bisa Meredakan Emosiilustrasi pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Secara umum silent treatment tidak dianggap sebagai langkah yang tepat untuk mendorong komunikasi yang efektif. Namun ada suatu kondisi di mana silent treatment dapat membuka jalur komunikasi yang baik di masa depan. Misalnya ketika silent treatment dimanfaatkan sebagai upaya mempersiapkan diri dalam berkomunikasi secara lebih tenang.

Silent treatment diharapkan dapat mendorong pihak yang menyakiti untuk berbicara dan mengekspresikan pikiran serta perasaanya. Komunikasi tersebut diharapkan dapat terjadi secara efektif, terbuka dan jujur sehingga dapat bersama-sama menemukan solusi atas masalah yang sedang dihadapi.

Dari empat manfaat di atas, dapat disimpulkan bahwa silent treatment saat marah ternyata tak selamanya negatif. Namun perlu di ingat bahwa silent treatment bisa menjadi bahaya dalam sebuah hubungan jika digunakan sebagai bentuk kontrol, manipulasi perasaan, hukuman dan penghindaran untuk menyelesaikan konflik.

Sebelum memilih untuk melakukan silent treatment sebaiknya mempertimbangkan dengan baik mengenai tujuan dari melakukan silent treatment tersebut. Perlu dipahami bahwa kemampuan komunikasi yang baik dan penyelesaian konflik yang efektif adalah hal penting untuk menyelesaikan masalah dan meredakan kemarahan.

Baca Juga: 5 Strategi Memperlancar Komunikasi dengan Pasangan yang Keras Kepala

Rinda Septiana Photo Community Writer Rinda Septiana

Writing is my self healing

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya