Peneliti: Pasangan Ketemu via Aplikasi Kencan Online Lebih Langgeng

Dalam artikel jurnal PLOS (Public Library of Science) ONE bertanggal 30 Desember 2020, para peneliti menemukan fakta bahwa pasangan yang bertemu via aplikasi kencan online ternyata menjalin relasi mendalam. Bahkan, disebut lebih dalam daripada pasangan yang bertemu di dunia nyata secara kebetulan.

Dilansir oleh laman insider.com, untuk sampai pada hasil tersebut, para peneliti melibatkan 3.250 responden berusia di atas 18 tahun. Sebanyak 500 orang di antaranya adalah pasangan yang bertemu lewat aplikasi kencan, media sosial atau layanan digital lainnya.

Beberapa hal yang ditanyakan kepada para responden antara lain niat membentuk keluarga, kepuasan batin selama pacaran, efeknya terhadap pekerjaan dan kesehatan, serta kecenderungan menikah sebab pasangan dianggap punya banyak kesamaan.

Hasilnya? Ternyata banyak pasangan bertemu secara daring cenderung ingin langsung hidup bersama dan memiliki anak. Tentu saja ini berbeda 180 derajat dengan stigma bahwa orang-orang di aplikasi kencan hanya mencari hubungan "main-main", atau bahkan sekadar pelampiasan hasrat seksual.

"Kami benar-benar menemukan kenyataan bahwa pasangan yang bertemu melalui aplikasi kencan punya niat membina keluarga, atau hubungan asmara jangka panjang, yang lebih kuat daripada pasangan lain yang bertemu secara luring," ujar sang penulis jurnal, Dr. Gina Potarca, kepada The Guardian.

Peneliti turut mengamini bahwa fenomena anak-anak muda atau pasangan di Swiss lebih sering bertemu dengan si belahan hati secara daring, meningkat tajam ketimbang sebelum dekade 2010-an.

Namun, data dan hasil penelitian saja gak menjamin kamu langsung menemukan jodoh di aplikasi kencan online. Setidaknya, itu bisa menjadi salah satu cara alternatif yang paling mudah dipakai.

Dr. Kathryn Coduto, asisten profesor studi komunikasi dan media South Dakota State University, menyebut hasil studi peneliti University of Geneva bisa saja membongkar segala anggapan buruk tentang dating apps.

Selama ini, makna "kencan dengan kenalan dari internet" memang dianggap penuh resiko dan minim kadar emosional. Kendati demikian, Kathryn menyebut mungkin ada bias dari para responden terkait siapa yang menjawab pertanyaan dan bagaimana caranya.

Tapi yang jelas, semua balik ke niatan si pengguna.

"Faktanya, jika itu motivasimu saat mengunduh aplikasi dan kemudian bertemu seseorang dengan tujuan serupa, kamu mungkin bakal lebih cepat bersiap siap melangkah ke jenjang serius," kata Kathryn.

Nah, kalau penelitiannya diadakan di Indonesia, apa hasilnya bakal tetap sama?