3 Alasan Mengapa Menjadi People Pleaser Bisa Merugikanmu!

Jangan terlalu sibuk memuaskan orang lain!

Keharmonisan hubungan sosial seringkali dianggap sebagai sebuah tujuan mulia. Namun, seringkali tanpa disadari, kita mungkin terperangkap dalam peran sebagai people pleaser, yang tanpa ragu memenuhi harapan orang lain meskipun dengan mengorbankan kebutuhan dan keinginan pribadi. Dalam perjalanan ini, ada kesalahpahaman umum bahwa kepuasan orang lain akan membawa kebahagiaan pada diri kita sendiri.

Namun, mari kita telaah lebih dalam; apakah menjadi people pleaser selalu membawa manfaat, ataukah justru merugikan? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tiga alasan mengapa menjadi people pleaser dapat berdampak negatif pada kehidupan pribadi dan kesejahteraan mental kita. Simak sampai selesai, ya!

1. Mengabaikan diri sendiri

3 Alasan Mengapa Menjadi People Pleaser Bisa Merugikanmu!unsplash.com/Noah Silliman

Sering kali, menjadi seorang people pleaser berarti menempatkan kebahagiaan dan kepuasan orang lain di atas kebutuhan dan keinginan pribadi. Meskipun tampak seperti tindakan baik yang dilakukan untuk menjaga hubungan harmonis, namun terlalu fokus pada memenuhi ekspektasi orang lain dapat menyebabkan kita mengabaikan kebutuhan dan keinginan diri sendiri. Akibatnya, kita mungkin menemukan diri kita terjebak dalam rutinitas yang tidak memuaskan dan merasa kehilangan identitas. Tanpa menyadari, kita bisa kehilangan keseimbangan hidup dan mengorbankan kebahagiaan pribadi hanya untuk memenuhi harapan orang lain.

Terlalu sering mengatakan "iya" tanpa mempertimbangkan diri sendiri dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan personal maupun profesional. Seseorang yang terlalu berorientasi pada kepuasan orang lain sering kali melupakan pentingnya membangun kepercayaan pada diri sendiri dan memprioritaskan kesejahteraan pribadi. Oleh karena itu, mengambil waktu untuk merenung tentang kebutuhan dan keinginan sendiri penting untuk menciptakan keseimbangan yang sehat antara memberikan dukungan kepada orang lain dan menjaga kestabilan diri.

2. Kecenderungan menekan konflik

3 Alasan Mengapa Menjadi People Pleaser Bisa Merugikanmu!ilustrasi sahabat saling merangkul (pexels.com/APG Graphics)

Salah satu alasan lain mengapa menjadi "people pleaser" bisa merugikan adalah kecenderungan untuk menekan konflik. Kita mungkin merasa takut atau tidak nyaman mengungkapkan pendapat atau keinginan kita sendiri agar tidak mengecewakan orang lain. Meskipun pada awalnya hal ini dapat mempertahankan hubungan yang harmonis, namun seiring waktu, menekan konflik dapat menciptakan ketegangan yang terpendam. Tanpa keberanian untuk mengemukakan pendapat atau mengatasi ketidaksetujuan, hubungan yang seharusnya sehat dapat berkembang menjadi ketegangan yang merugikan semua pihak.

Selain itu, menekan konflik juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional. Terus menerus menahan perasaan dan pendapat dapat menciptakan stres internal yang berpotensi merusak kesejahteraan mental. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa menyatakan pendapat atau mengatasi konflik bukanlah tindakan yang egois, melainkan suatu bentuk komunikasi yang sehat untuk membangun hubungan yang kuat dan jujur.

Baca Juga: 5 Solusi Ampuh Menghadapi Pasangan yang Selalu Emosional

3. Merugikan kesehatan mental

3 Alasan Mengapa Menjadi People Pleaser Bisa Merugikanmu!ilustrasi wanita yang sedang menangais (unsplash.com/Claudia Wolff)

Terakhir, menjadi people pleaser dapat merugikan kesehatan mental. Tekanan konstan untuk memenuhi ekspektasi orang lain tanpa memperhatikan kebutuhan pribadi dapat menciptakan stres yang berlebihan. Rasa cemas, perasaan tidak berharga, dan kelelahan emosional dapat muncul sebagai hasil dari upaya terus-menerus untuk menyenangkan orang lain. Tanpa kesadaran akan dampak ini, seseorang dapat menemukan diri mereka terjebak dalam lingkaran setan kesehatan mental yang sulit diatasi.

Jadi, meskipun memberikan kebahagiaan kepada orang lain adalah hal yang baik, menjadi people pleaser dengan mengorbankan kebutuhan dan keinginan pribadi dapat berakibat merugikan. Penting untuk menemukan keseimbangan yang sehat antara mendukung orang lain dan menjaga kesejahteraan diri sendiri. Dengan memprioritaskan kebahagiaan pribadi dan memahami batasan diri, kita dapat membangun hubungan yang lebih kokoh dan bermakna.

Sebagai makhluk sosial, keinginan untuk diterima dan menyenangkan orang lain adalah hal yang alami. Namun, perlu diingat bahwa keberlanjutan hubungan yang sehat juga membutuhkan kesadaran diri dan penghargaan terhadap kebutuhan pribadi. Jadi, sambil kita terus berupaya memberikan kebahagiaan pada orang lain, penting juga untuk menetapkan batasan dan menjaga keseimbangan dalam memberi dan menerima. Dengan memahami bahwa menjadi people pleaser dapat merugikan, kita dapat membangun hubungan yang lebih autentik, kuat, dan penuh kebahagiaan, di mana kepuasan pribadi tetap menjadi inti dari keharmonisan sosial yang sejati.

Baca Juga: 5 Tempat Kencan Pertama yang Cocok untuk Gebetanmu yang Introvert

Fiqrah Risar Mohammed Photo Community Writer Fiqrah Risar Mohammed

Mahasiswa gabut yang suka bubur ayam kayungyung. @fiqrah_risar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya