ilustrasi pasangan (pixabay.com/Pexels)
Puncaknya, jika kamu benar-benar sudah tidak bisa mentoleransi rasa gengsimu untuk bisa selalu bilang sayang ke orang tersayangmu. Maka, kamu bisa mengajaknya untuk berdiskusi terkait apa yang kamu alami. Ceritakan kepadanya bahwa bukannya kamu tidak menyayanginya, hanya saja untuk mengungkap secara lisan itu teramat sulit bagimu.
Dengan begitu, besar harapannya orang tersayangmu bisa bersimpati atas kejujuran yang kamu sampaikan. Yang mana simpati secara sosiologis bermakna perhatian terhadap berbagai perasaan yang dialami oleh orang lain. Dengan bersimpati, maka pelakunya bisa memposisikan diri sebagai orang terkait.
Maka, ketika orang tersayangmu yang telah mengenalmu bisa bersimpati. Ya seharusnya dia tidak akan memaksa kamu untuk melakukan apa yang sulit dilakukan olehmu. Terlebih lagi, banyak cara lain yang bisa membuktikan rasa sayangmu dibanding sekadar ucapan sayang secara langsung.
Pada akhirnya, dia bisa memahami rasa gengsimu, jangan lupa ucapan terima kasih padanya. Selain itu, tak ada salahnya juga lho untuk sesekali kamu mencoba mengungkapkan perasaan sayang, misal pada momen yang spesial. Jika terasa sulit, coba saja perlahan tapi pasti membangun habitus atau kebiasaan menghilang rasa gengsi.
Mengapa begitu? Hal tersebut karena sejatinya mengungkap perasaan itu sama sekali tidak menurunkan harga dirimu, lho. Meski begitu, keputusan akhir tetap berada di tanganmu. Yakni, kamu boleh dan berhak untuk tetap menahan rasa gengsi atau memilih berlatih melepaskannya, ya.