TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Mitos tentang Cinta dan Hubungan yang Masih Sering Dipercaya

Apakah kamu masih percaya cinta emosi irasional?

ilustrasi sepasang kekasih yang duduk bersama (pexels.com/Andres Ayrton)

Banyak orang yang menyebut cinta itu buta dan membuat kita gak bisa menggunakan akal sehat. Alhasil gak heran bila banyak anggapan tentang cinta yang sebenarnya hanya mitos tapi mudah dipercayai orang-orang karena terasa relateable dengan apa yang kita rasakan.

Namun nyatanya, mempercayai mitos cinta dan hubungan justru bisa membahayakan hubunganmu, lho! Gak mau kan hubunganmu menjadi toxic karena percaya mitos-mitos tersebut? Dikutip dari Psychology Today, berikut mitos-mitos tentang cinta dan hubungan yang pasti sering kamu dengar!

Baca Juga: 3 Hal yang Cepat Buat Hubungan Asmara Terasa Hambar, Segera Perbaiki!

1. Cinta adalah emosi irasional dan kamu gak bisa berhenti mencintai

ilustrasi sepasang kekasih (freepik.com/lookstudio)

Seorang filsuf bernama Berit Brogaard dalam bukunya On Romantic Love: Simple Truths about a Complex Emotion menjelaskan bahwa mencintai adalah keputusan kita. Kita bisa mencintai dengan sangat, sedikit, atau tidak sama sekali. Bahkan perasaan cinta berbeda-beda pada setiap orang, bisa rasional bagi orang lain dan irasional bagi yang lainnya.

Karena itulah Brogaard mengklaim bahwa kita selalu memiliki kendali untuk berhenti mencintai seseorang karena kita tidak dikendalikan oleh emosi. Sebaliknya, emosilah yang dapat kita kendalikan dengan logika. Kita hanya perlu strategi yang tepat untuk membantu diri kita keluar dari hubungan yang gak sehat.

2. Pasangan harus mengetahui apa yang kamu rasakan dan butuhkan bila memang benar-benar mencintaimu

ilustrasi seorang perempuan sedang mengabaikan seorang laki-laki (pexels.com/Keira Burton)

Lisa Blum, seorang psikologis klinis dalam laman PsychCentral  menjelaskan bahwa berharap pasangan kita mengetahui apa yang kita rasakan dan butuhkan adalah harapan mereka yang belum dewasa. Sebab, sebagai orang dewasa, kita selalu memiliki tanggung jawab untuk mengkomunikasikan apa yang kita rasakan dan butuhkan.

"Dan saat kamu berhasil mengkomunikasikan apa yang kamu butuhkan dan rasakan, ukuran kualitas baik buruknya hubungan dapat dilihat dari apakah pasanganmu benar-benar mendengarkanmu atau tidak," ucap Blum.

3. Bila pasanganmu benar-benar jatuh cinta padamu, perasaannya gak akan memudar

ilustrasi pasangan yang sedang duduk di pantai (unsplash.com/Manuel Meurisse)

Semakin banyaknya tanggung jawab dan peran, tentu akan semakin sedikit waktu dan energi yang dapat dihabiskan bersama pasangan. Namun hal ini ternyata adalah hal yang biasa terjadi dan tak berarti hubunganmu sedang dalam masalah.

Nah, saat kamu dan dia sangat disibukkan dengan rutinitas sehari-hari sehingga kesulitan membagi waktu, Blum menyarankan kedua pasangan untuk merenung dan bertanya pada diri sendiri, "Bagaimana kita bisa mengatur waktu kesibukan di hidup kita sehingga kita bisa menyediakan waktu dan memiliki energi tersisa untuk satu sama lain?"

Jadi, jangan menganggap hubungan antara kamu dan pasanganmu akan terus berjalan mulus dan indah seperti di film-film ya!

4. Cemburu adalah tanda sayang

ilustrasi perempuan sedang diabaikan (pexels.com/budgeron bach)

Mitos lain yang masih sering dianggap benar menurut psikologis klinis bernama Terri Orbuch adalah cemburu sebagai tanda sayang. Padahal, cemburu lebih mengenai seberapa percaya dirinya kamu pada dirimu sendiri dan hubunganmu.

Contohnya, bila kamu memiliki pasangan yang cemburuan, kamu mungkin akan mencoba menunjukkan kepada mereka seberapa pedulinya kamu sehingga dirinya gak perlu merasa cemburu. Namun lama-kelamaan, kamu akan menyadari bahwa kepedulianmu gak akan menyembuhkan rasa cemburunya.

"Gak peduli apapun yang kamu lakukan, kamu gak akan bisa membuat pasanganmu merasa lebih percaya diri atau mengubah kepercayaan dirinya," terang Orbuch.

Sengaja membuat pasangan cemburu pun dapat berdampak buruk bagi hubunganmu sebab perempuan dan laki-laki bereaksi berbeda dengan hal tersebut. Laki-laki akan sangat marah dan percaya bahwa hubungannya gak sepadan dengan yang telah ia perjuangkan. Sementara perempuan akan meresponnya dengan mencoba memperbaiki dirinya sendiri dan hubungan tersebut.

Baca Juga: 5 Alasan Hubungan Tidak Selalu Mulus, Pasti Ada Dinamika

Verified Writer

Rastianta Rinandani

Instagram: rastiantar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya