Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi LDR (pexels.com/RDNE Stock project)

Long distance relationship apalagi setelah menikah kerap dikeluhkan sebagai ujian berat. Tentu tidak mudah berjauhan dengan orang yang dicintai. Kedua belah pihak sama-sama harus banyak bersabar dan tangguh di kota masing-masing.

Tak sedikit pula orang yang ingin mengakhiri hubungan karena gak kuat LDR-an terus. Apakah kamu juga sedang merasakan hal yang sama? Hidup tanpa pasangan dalam jangkauan pandangan terasa menyiksa. Rasanya menjadi gak ada bedanya antara dirimu memiliki pasangan dengan tidak.

Namun, inilah ujian kedua setelah jarak yang memisahkan kalian. Baik dirimu dan pasangan harus sama-sama menenangkan diri serta meneguhkan kembali komitmen pernikahan. Berikut tujuh alasan LDR sebaiknya tak dijadikan alasan pisah.

1. Pasutri tinggal seatap pun bisa penuh masalah

ilustrasi tidak harmonis (pexels.com/Rhema)

Jangankan pasangan suami istri, orang per orang juga menghadapi masalahnya sendiri-sendiri. Demikian pula pasutri yang tinggal seatap dan setiap hari bertemu gak bebas dari persoalan. Pasti kamu juga sudah kerap mendengar berita KDRT.

Ada suami yang tidak menafkahi istri serta anak. Ada pula orang yang tega memukuli pasangan sekecil apa pun kesalahannya. Sementara itu, kasus perceraian pada pasangan non-LDR karena perselingkuhan juga tak sedikit.

Kesabaranmu memang diuji dengan jarak yang jauh. Namun bila tiga contoh masalah di atas tak ada dalam hubungan kalian, rumah tanggamu terbilang aman. Meski tentu saja, harapanmu ialah jarak kalian dekat sekaligus tetap harmonis.

2. Jika sejak kenal sudah berjauhan seharusnya paham konsekuensi

ilustrasi perayaan ultah virtual (pexels.com/Helena Lopes)

Telat kalau baru setelah menikah kamu seperti kaget dengan keharusan menjalani hubungan jarak jauh. Sejak kalian saling mengenal dan berpacaran pun memang sudah tinggal beda kota. Mustahil dirimu tak tahu konsekuensi bila kalian menikah.

Belum tentu kamu bisa ikut dia atau sebaliknya. Sekalipun bayangan tinggal seatap sepertinya indah sekali, fokuslah pada kemampuan beradaptasimu selama ini. Yakini bahwa jika selama kalian berpacaran tak ada masalah, sehabis menikah pun bakal baik-baik saja walau berjauhan.

3. LDR bisa hanya sementara

ilustrasi LDR (pexels.com/RDNE Stock project)

Ada banyak skenario yang dapat mengakhiri masa LDR kalian tanpa harus bercerai. Pertama, setelah masa kerja yang cukup boleh jadi salah satu dari kalian dapat mengajukan pindah daerah. Kedua, jika yakin bisa juga kamu atau dia resign.

Lalu ikut pasangan serta mencari pekerjaan baru di sana. Dapat pula kalian sepakat berkumpul dan membangun usaha sendiri. Ada banyak sekali kemungkinan akhir yang indah setelah kalian menjalani LDR sekian lama. Jangan menyerah!

4. Dapat gantian saling mengunjungi

ilustrasi LDR (pexels.com/RDNE Stock project)

Kalian memang tak bisa bertemu setiap hari. Akan tetapi, keinginan untuk berjumpa selalu kuat. Kamu dan pasangan hanya harus menunggu waktu yang tepat buat saling mengunjungi.

Meski kalian sama-sama bekerja, ada jatah hari libur yang dapat dimanfaatkan. Bahkan boleh jadi kepulangan pasangan difasilitasi kantornya dan bisa sampai 1 atau 2 minggu. Begitu pula dirimu tidak mengalami kesulitan berarti saat gantian hendak mengunjungi pasangan.

Tentu perjalanannya cukup melelahkan. Namun, cinta menguatkan kalian. Nanti begitu kalian bertemu, seluruh rasa capek pun hilang.

5. Pasutri yang sekarang serumah kapan-kapan bisa LDR

ilustrasi pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)

Sama seperti pasangan LDR suatu saat nanti akhirnya bisa menikmati rasanya tinggal serumah. Pasutri yang selama beberapa tahun pernikahannya serumah juga dapat akhirnya LDR-an. Contohnya, salah satu dari mereka dipindahtugaskan ke daerah lain.

Pasangannya belum tentu bisa mengikuti. Penyebabnya misalnya, fasilitas pendidikan anak di daerah penempatan baru tersebut kurang bagus. Mereka ingin pendidikan terbaik buat masa depan anak. Maka orangtua yang mengalah untuk tinggal berjauhan.

Jika setiap keharusan LDR berimbas hubungan kandas, banyak anak menjadi korban. Jauh dari salah satu orangtua juga ujian buat anak. Akan tetapi, perceraian terasa jauh lebih buruk daripada kalian sekadar LDR.

6. Kalau cinta orangnya semestinya bertahan

ilustrasi LDR (pexels.com/RDNE Stock project)

Tidak mudah lho, menemukan orang yang tak hanya dicintai olehmu tapi juga mencintaimu. Coba cek lagi dengan cermat. Apakah perasaanmu padanya memudar atau ini semata-mata persoalan jarak? Mana yang benar-benar penting bagimu, sosoknya atau sekadar kedekatan fisik dengan siapa pun?

Andai pun kamu tipe orang dengan bahasa cinta physical touch, bukan berarti bisa jatuh hati sembarangan. Malah dirimu risi jika harus berdekatan dengan seseorang yang tak benar-benar membuatmu nyaman. Sekalipun jauh dari pasangan terasa menyiksa, selama kalian saling cinta semestinya mampu bertahan.

7. LDR dijalani demi keluarga

ilustrasi LDR (pexels.com/RDNE Stock project)

Rumah tangga memang gak bisa hanya mengandalkan perasaan dan keinginan. Kalian sama-sama tahu bahwa LDR dijalani bukan tanpa tujuan yang besar. Tujuan itu ialah membangun masa depan. Kalian bisa saja memutuskan tinggal sekota.

Akan tetapi, itu mungkin berdampak besar pada penurunan pendapatan. Tujuan finansial kalian menjadi tak tercapai. Kalian tidak LDR buat mengejar keinginan masing-masing yang egois. Ini adalah pengorbanan demi keluarga.

LDR jangan menjadi satu-satunya alasan untuk mengakhiri hubungan. Harus ada kesalahan besar yang gak bisa ditoleransi atau perbedaan yang tidak mampu dijembatani. Sepanjang kalian masih saling sayang, jarak seolah-olah terlipat. Walau kamu dan dia berjauhan, rasanya tetap dekat di hati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team