Ilustrasi berteriak (Pexels.com/Gomez Daniel)
Banyak orang menganggap ghosting sebagai hal yang sepele, hanya sekadar "ditinggal tanpa kabar". Namun, dampaknya bisa jauh lebih dalam, terutama bagi seseorang yang sudah memberikan perasaan dan harapan. Ketika seseorang menghilang begitu saja, ada rasa kehilangan yang sulit dijelaskan. Ini bisa menimbulkan perasaan tidak berharga, ditinggalkan, atau bahkan tidak layak dicintai.
Dampak emosional dari ghosting sering kali diremehkan, padahal bisa berujung pada stres, kecemasan, atau bahkan perasaan rendah diri. Ada yang merasa gagal dalam hubungan, ada yang mulai mempertanyakan diri sendiri, dan ada pula yang butuh waktu lama untuk pulih dari luka yang ditinggalkan. Ghosting juga bisa meninggalkan bekas yang tidak terlihat di hati orang lain.
Ghosting mungkin terasa sebagai cara termudah untuk menghindari percakapan yang tidak nyaman, tetapi itu bukan alasan untuk meninggalkan seseorang tanpa penjelasan. Jika memang ingin mengakhiri hubungan, lebih baik komunikasikan dengan jujur, meskipun sulit. Dengan begitu, tidak ada yang dibiarkan dalam kebingungan dan rasa sakit yang berkepanjangan.
Jadi, jika kamu pernah menjadi korban ghosting, ingatlah bahwa bukan kamu yang buruk dan ini semua juga bukan salahmu. Dan untuk kamu yang pernah berpikir untuk melakukan ghosting, ingatlah bahwa meninggalkan seseorang tanpa kata-kata itu tindakan buruk yang tidak seharusnya dilakukan. Jadi yuk, stop normalisasi ghosting!