Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Tips Menanggapi Teman yang Suka Bullying Verbal

ilustrasi bullying (pexels.com/Keira Burton)
Intinya sih...
  • Hari Anti Bullying diperingati setiap 4 Mei untuk mencegah perundungan verbal di tempat kerja, keluarga, dan sekolah.
  • Respon bijak terhadap bullying verbal termasuk menetapkan batasan emosional, bersikap tenang, dan berkomunikasi terbuka dengan pelaku.
  • Alternatif lainnya adalah mengabaikan tindakan pelaku, memberikan silent treatment, atau menjauhi teman yang melakukan bullying secara verbal.

Setiap tanggal 4 Mei, selalu diperingati hari anti bullying sedunia dengan tujuan agar tidak terjadinya bullying dan perundungan yang terjadi di berbagai tempat, seperti tempat kerja, keluarga, dan sekolah. Bullying memiliki banyak jenis, salah satunya adalah bullying verbal.

Bullying verbal adalah tindakan perundungan yang dilakukan secara lisan maupun tulisan dengan tujuan menyakiti hati orang lain. Biasanya pelaku yang melakukan bullying secara verbal ini akan melakukan menghina, mengolok fisik dan piskis, menggunakan nama panggilan yang merendahkan, bahkan menyebarkan gosip yang tidak benar.

Semata-mata membalas balik dan marah, ada beberapa tips bijak untuk menanggapi teman yang suka melakukan tindakan bullying secara verbal kepada kamu. Apa saja tipsnya? Daripada penasaran, terus ikuti informasinya sampai akhir, ya!

1. Menerapkan batasan diri yang kuat

ilustrasi wanita tersenyum (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketika kamu mendapatkan bullying secara verbal, mungkin kamu langsung sakit hati dan mulai memarahinya. Alih-alih melakukan hal itu, kamu harus bisa merespon tindakan tersebut dengan mengelola batas emosional. Hal ini merupakan salah satu contoh tindakan menetapkan batasan diri atau personal boundaries.

Mungkin kedengaran tidak semudah itu, tetapi dengan kamu bisa menjaga batasan diri, kamu mulai bisa mengontrol emosi serta tindakan kamu berikutnya. Hal ini juga memberikan dampak positif, seperti kamu merasa mencegah rasa marah dan capek dan meningkatkan kepercayaan diri.

2. Tanggapi dengan sikap tenang

ilustrasi tersenyum (pexels.com/CoWomen)

Dalam segala tindak tanduk apapun, bersikap tenang sangat penting untuk dimiliki oleh semua orang. Bukan tanpa sebab, hal ini bisa membuat kamu pandai mengambil keputusan yang bijak dan mengendalikan emosi negatif.

Sama halnya dengan tindakan teman yang suka bullying secara verbal dalam kasus bercanda, tentunya kamu merasa tidak enak hati dan mulai merasakan emosi negatif lainnya. Hal ini bisa kamu kendalikan dengan bersikap tenang dan mempertanyakan maksud candaan tetapi mengarah ke bullying secara verbal, juga hal ini juga bisa bisa membuat teman kamu menjadi merasa bersalah.

3. Komunikasi secara terbuka

ilustrasi dua wanita sedang berbicara (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Jika kamu rasa tindakan bullying secara verbal yang teman kamu lakukan, coba ajak dengan berdiskusi dan berkomunikasi dengan terbuka dan jelas. Tanyakan apa maksud dan tujuan dia melakukan hal seperti itu. Biasanya hal ini banyak terjadi di lingkungan pertemanan sekolah.

Tujuan melakukan komunikasi dengan teman secara jelas agar permasalahan antara kamu dan teman bisa diselesaikan dengan baik, membangun kesepahaman dengan teman serta mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahpahaman atau konflik.

Salah contoh, ketika kamu merasa teman kamu menyebarkan berita aneh padahal itu bukan tentang kamu tetapi kamu merasa hal ini berkaitan dengan kamu. Nah, lakukanlah komunikasi ini dan tanyakan kepada teman kamu secara jelas dan terbuka.

4. Biasakan untuk bersikap tidak peduli

ilustrasi membicarakan orang lain (pexels.com/ Keira Burton)

Bertindak tidak peduli merupakan hal yang alternatif yang tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Perlu adanya rasa mengabaikan tindakan seseorang kepada diri kamu. Termasuk perlakuan teman yang suka bullying secara verbal. Beberapa dari mereka sering merendahkan kamu bahkan menyebarkan berita hoax di belakang kamu.

Tetapi, dengan kamu mengabaikan hal itu semua bisa membuat kehidupan kamu menjadi tenang, mengurangi rasa stres, menikmati hidup kamu sendiri, dan bisa mengembangkan diri kamu menjadi lebih baik. Semua hal itu ada karma dan balasannya dari tuhan, kamu tidak perlu membalas perbuatan teman kamu dan tetaplah menjadi pribadi yang baik.

5. Lakukan silent treatment dan tunjukkan sikap tegas

ilustrasi menolak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kamu bisa melakukan metode silent treatmentĀ atau bentuk sikap diam. Ini adalah bentuk komunikasi non-verbal yang menghindar dari rasa emosional akibat tindakan dari seseorang.

Salah satunya adalah perlakuan bullying secara verbal dari teman, kamu cukup bersikap diam dan tetap melanjutkan kehidupanmu. Hal ini menandakan bahwa kamu tidak suka dengan sikapnya dan dia akan menyadari dan tidak melakukannya lagi.

Juga kamu bisa melakukan tindakan tegas tetapi elegan dengan cara tunjukkan rasa tidak senang kepada teman kamu serta untuk memperingatkan bahwa jangan bertindak sembarangan dalam mem-bullying orang seenaknya saja. Dengan tindakan ini, kamu menunjukkan bahwa kamu bukan orang yang mudah untuk diremehkan.

6. Memutuskan hubungan pertemanan

ilustrasi bertengkar dengan teman (pexels.com/Liza Summer)

Jika kamu rasa tindakan bullying secara verbal yang dilakukan teman sudah sangat kelewatan, ambillah sikap dengan mulai menjauh dan tidak berteman lagi dengannya. Mungkin kelihatan sedikit jahat dimatanya, tetapi hal ini justru bagus untuk melindungi perasaan dan mental kamu.

Karena memiliki teman yang menganggap bullying secara verbal dan menghina tetapi dianggap oleh dirinya sebagai bahan candaan itu hanya membuat kamu berada di lingkungan pertemanan yang toxic. Teman seperti itu, tidak akan bisa membuat kamu berkembang dan hanya menganggap remeh dirimu. Sebaiknya mulailah memutuskan pertemanan dan carilah circle teman yang sehat.

Apakah kamu memiliki teman yang suka melakukan bullying secara verbal? Mungkin beberapa alasan dari mereka hanya bermaksud untuk bercanda tetapi tanpa mereka sadari bahwa perasaan kamu telah dilukai akibat perkataannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us